Always Love You

  1. Always Love You
Tags : bxb, Fluff, Romance, college student!Tae, employee!Joon, alternate universe, marriage life, song fiction, SFW.
Content Warning : Mention of kiss, Mention of hug.
Disclaimer : Inspired by song : Always Love You by Kassy.

 

‘Meskipun aku terlahir kembali, cintaku adalah dirimu satu-satunya. Aku mencintaimu untuk selamanya.’

-Always love you – Kassy-

 

https://open.spotify.com/track/32MqA2DcVKjU3vASuTdBw7?si=CtveQA6nQgmYz3tY-nMkdw&utm_source=copy-link

_____________________________________________

 

 

“Bear?” Panggil seorang pemuda saat kepalanya melongok ke dalam kamar.

Ia melangkah masuk saat tak mendengar ada jawaban dari dalam kamar. Kakinya melangkah mendekat ke arah ranjang berukuran king size yang terletak di tengah ruangan.

Terlihat seorang pemuda mungil tengah tertidur di salah satu sisi ranjang. Dengan laptop menyala dan beberapa lembar kertas serta buku yang berserakan disekitarnya.

Pemuda tinggi itu tersenyum, lalu mengusap lembut pipi gempal pemuda di hadapannya. Dikecupnya dahi pemuda itu, kemudian ia merapihkan laptop beserta kertas dan buku-buku yang ada di sekelilingnya. Ia menarik selimut bergambar beruang sampai ke bagian dada, agar pria mungil kesayangannya ini tidak kedinginan.

Setelah memastikan kesayangan tidur dengan nyaman, pemuda itu melangkah menuju kamar mandi guna membersihkan tubuhnya sebelum bergabung dengan kesayangannya.

 

***

 

Sinar mentari merambat masuk melalui celah tirai yang sedikit terbuka. Taehyung meraba sisi sebelah kanannya, mencari keberadaan sang terkasih, Kim Namjoon.

Namun hampa yang ia dapatkan. Sambil mengucak matanya, Taehyung turun dari ranjang untuk mencari keberadaan kekasih hatinya.

Ia langkahkan kakinya menuju ke dapur karena telinganya mendengar bunyi-bunyian dari arah dapur. ‘Pasti kak Namjoon sedang membuat sarapan.’ Batinnya.

“Kak?” panggil Taehyung.

Namjoon tersenyum saat melihat Taehyung berjalan kearahnya. “Kakak mengganggu tidurmu ya?”

Taehyung menggeleng pelan, kemudian ia mendaratkan tubuhnya di kursi. “Enggak kak, aku kebangun karena nggak ada kakak disamping aku. Kakak semalam pulang jam berapa?”

“Kakak semalam pulang jam dua belas, waktu kakak pulang kamu sudah tidur.”

“Kenapa kakak nggak bangunin aku?”

“Mana tega kakak bangunin kamu, bear. Kamu kelihatan lelah sekali,” Namjoon meletakkan 2 porsi nasi goreng diatas meja. “Kamu sudah gosok gigi dan cuci muka, bear?”

Taehyung menggeleng pelan. “Kalau begitu, kamu cuci muka dan gosok gigi dulu sana.” Namjoon mengusap lembut puncak kepala Taehyung.

“Umm. Kak, aku boleh minta tolong buatkan susu strawberry?” pinta Taehyung.

Namjoon tersenyum sambil mengangguk. “Tentu boleh. Kakak buatkan untukmu ya, sekarang kamu lekas cuci muka dan gosok gigi, setelah itu kita sarapan bersama.”

 

***

 

“Bear, hari ini kamu ada bimbingan dengan dosenmu?” tanya Namjoon saat mereka telah selesai menghabiskan sarapan.

“Tidak kak, revisiku belum selesai ku kerjakan. Kepalaku sudah sakit sekali, rasanya seperti mau meledak.” jawab Taehyung sedih.

“Kalau begitu, kamu mau ikut kakak?”

“Kemana?”

“Ke suatu tempat yang pasti akan kamu suka.”

“Memang kakak tidak masuk kerja hari ini?”

“Kakak sudah mengambil cuti untuk dua hari ke depan, kakak ingin menghabiskan waktu bersamamu. Kakak rasa belakang ini kita jarang menghabiskan waktu bersama kan. Jadi bagaimana, kamu mau pergi dengan kakak?”

“Mau! Aku mau Kak, lagipula sudah lama kita tidak pergi bersama.”

“Kalau begitu, sekarang kita siap-siap supaya tidak terlalu siang, nanti keburu panas.”

 

***

 

“Sudah siap, bear?” tanya Namjoon ketika Taehyung selesai memakai seatbeltnya.

Taehyung mengangguk. “Sudah Kak. Tapi kita mau kemana? Kakak belum memberi tahu aku dari tadi.”

“Sudah kamu duduk saja yang nyaman, nanti juga kamu akan tahu kita mau kemana.” jawab Namjoon, kemudian ia melajukan mobilnya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Mobil berwarna hitam milik Namjoon kini sudah terparkir di halaman sebuah Taman Bermain yang ada di Jakarta Utara; Dufan.

Ya, kini sepasang kekasih itu tengah berada di Dufan. Tempat yang ingin sekali Taehyung kunjungi.

Untung saja antrian Dufan hari ini tidak terlalu panjang, mungkin karena hari ini masih hari kerja.

Taehyung berjalan dengan riang, senyum kotak khas selalu tercetak diwajah tampannya sejak mereka memasuki arena Dufan.

“Kita naik yang mana dulu ya ka?” Tanya Taehyung. Matanya melihat ke sekeliling guna mencari wahana mana yang akan ia dan Namjoon naiki terlebih dahulu.

“Nah, kita naik itu dulu, Kak.” Ucap Taehyung sambil menunjuk sebuah permainan berbentuk perahu yang berayun-ayun; Kora-kora.

“Kamu yakin mau naik itu, bear?”

“Huum. Ayo, Kak.” Taehyung menarik tangan Namjoon mendekati permainan kora-kora.

Kini mereka menempati salah satu tempat di barisan paling belakang. Posisi yang akan berada dipaling bawah atau dipaling atas saat perahu itu berayun. Posisi yang dipilih oleh Taehyung.

Sejujurnya, Namjoon kurang setuju dengan tempat yang Taehyung pilih. Tapi, ia tidak ingin kekasihnya itu bersedih jika Namjoon menolak permintaannya.

“Pastikan semuanya sudah terpasang dengan benar yaaaa!” seru sang operator wahana.

“Siaaaappppp? Satuuuu… Dua….. Tigaaaaaa, mulaiiiiiii!” lanjut operator tadi.

Perahu kora-kora mulai berayun dari kecepatan paling rendah hingga paling tinggi. Perahu itu berayun naik dan turun dalam ketinggian yang cukup membuat Namjoon merasa jantungnya hampir terlepas dan tertinggal dibawah.

Berbeda dengan Namjoon. Taehyung justru berteriak kencang sambil merentangkan tangannya ke atas, ia sangat menikmati wahana tersebut.

 

***

 

Sudah hampir 3 jam mereka mengitari arena Dufan, hampir semua permainan sudah mereka coba. Mulai dari Kora-Kora, Halilintar, Pontang Panting, Kicir-Kicir, hingga Turangga Rangga sudah mereka naiki.

Taehyung tidak berhenti tersenyum sejak mereka menginjakkan kaki di Dufan. Dirinya sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama dengan Namjoon.

“Setelah ini mau naik apa lagi?” tanya Namjoon.

Taehyung terlihat berfikir sejenak. “Kak, gimana kalau kita makan dulu. Aku lapar.”

Namjoon melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah hampir pukul tiga sore, pantas saja pemuda mungil ini lapar.

“Taehyungie, mau makan apa?”

“Apa saja, yang penting bisa membuat kenyang.”

“Bagaimana jika kita makan disana saja?” Namjoon menunjuk sebuah tempat makan yang ada tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

“Boleh kak.”

Mereka berjalan menuju ke tempat makan tersebut. Namjoon memesan dua porsi ayam bakar, satu gelas jus strawberry dan satu gelas jus jeruk untuknya.

Mereka menunggu tidak begitu lama sampai pesanan mereka datang.

“Makannya pelan-pelan, bear. Kakak tidak akan mengambil makananmu.” Namjoon mengusap ujung bibir Taehyung karena terdapat sisa bumbu ayam bakar disana. Sedangkan si empunya hanya tersenyum.

 

***

 

Setelah lelah menaiki semua wahana di Dufan, Namjoon dan Taehyung memutuskan untuk pergi ke pantai. “Aku mau liat sunset sama Kakak,” kata Taehyung.

Dan disinilah mereka, duduk dipinggir pantai, beralaskan pasir putih dan beratapkan awan biru, disertai deburan ombak yang menenangkan jiwa.

Namjoon dan Taehyung duduk berdampingan, Taehyung menyandarkan kepalanya pada bahu Namjoon. Sementara Namjoon melingkarkan tangannya, memeluk tubuh ramping Taehyung.

“Kamu senang, bear?” tanya Namjoon memecah keheningan.

Taehyung mengangguk pelan. “Senang Kak. Aku senang sekali.”

Taehyung menegakkan badannya, lalu membenarkan posisi duduknya menghadap ke arah Namjoon.

“Kak, terima kasih banyak karena Kakak sudah ajak aku jalan-jalan hari ini.”

Namjoon tersenyum sambil menatap Taehyung. “Kamu nggak perlu mengucapkan terima kasih ke Kakak, bear. Itu sudah jadi tugas Kakak untuk membuat kamu bahagia. Dulu, waktu Kakak minta izin sama ayah dan bunda kamu, Kakak sudah berjanji ke mereka untuk selalu membuat kamu bahagia.” Namjoon mengelus lembut pipi Taehyung.

“Kak, aku beruntung banget bisa kenal Kak Namjoon. Aku rasa aku adalah laki-laki paling beruntung di dunia ini, karena bisa menikah dengan Kak Namjoon.”

“Kakak yang beruntung bisa menjadi suami kamu, bear … ” Namjoon mengambil kedua tangan Taehyung, kemudian menciumnya dengan lembut.

“… seharusnya kakak yang bilang terima kasih ke kamu. Terima kasih sudah memilih Kakak sebagai suami kamu, terima kasih karena mau hidup bersama Kakak. Dan maaf kalau belakangan ini Kakak selalu sibuk sama pekerjaan Kakak. Kakak jadi kurang memperhatikan kamu, bear.”

Taehyung menggeleng pelan. “Enggak Kak. Aku paham kok pekerjaan Kakak banyak. Jadi Kak Namjoon tidak perlu meminta maaf,” jeda Taehyung. Ia kemudian memajukan tubuhnya untuk memeluk Namjoon.

“Kak, kalau di kehidupan selanjutnya aku dilahirkan kembali, aku akan meminta sama Tuhan supaya aku dipertemukan kembali sama Kakak. Karena Kakak satu-satunya yang aku cinta. Aku mau mencintai dan dicintai Kak Namjoon selamanya.” ucap Taehyung dalam pelukan Namjoon.

Namjoon mengeratkan pelukannya pada Taehyung, mengecup puncak kepala Taehyung dengan sayang, dan membisikan kata-kata sayang untuk kekasih hatinya.

“Kakak juga sayang kamu, bear. Sayang sekali.”

Namjoon melepaskan pelukannya, ia tersenyum lalu menarik kepala Taehyung pelan. Mendekatkan bibirnya ke bibir mungil milik Taehyung. Dikecupnya bibir itu, bukan ciuman yang menuntut, melainkan ciuman lembut penuh cinta dan kasih sayang.

 

 

-END-

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Item added to cart.
0 items - Rp 0
Beranda
Cari
Bayar
Order