BANANA OH NANA

You already know that you’re my weakness

After all this time I’m just as nervous

Every time you walk into the room

I’m speechless

Oh, you know it baby

~~~

“Yes, I do.” Ucapnya mantap dan tanpa keraguan 

Tiga kata yang telah merubah seluruh sudut kehidupan keduanya sejak 5 tahun lalu dan tahun ini adalah tahun ke 6 mereka hidup bersama.

Taehyung sendiri heran bagaimana sahabatnya yang bekerja sebagai orchestra conductor ini bisa jatuh cinta begitu saja dengan Namjoon yang kelihatan seperti tidak punya gairah.

“Seokjin jangan-jangan calon suamimu itu impoten di segala aspek kehidupan”

husssh! Tae! Sekali lagi kamu bicara yang tidak-tidak tentang Namjoon, siap-siap hidung bangir mu ku colok conductor baton” Taehyung pun mencebik, ia tahu sahabatnya ini sangat mencintai Namjoon dan soal mencolok hidung itu memang hampir saja terjadi 😅

Conductor’s Baton buat colok hidung bangir Tae 🤣

Seokjin yakin dengan cintanya. Namjoon lah yang terbaik dan tepat untuk menerima dirinya yang memiliki luapan kasih sayang yang melimpah sampai-sampai ia bingung mau dikemanakan rasa ini karena hidupnya sebatang kara tanpa ada tempat untuk membaginya dan sebaliknya, Namjoon mengambil Seokjin sebagai suami adalah untuk menyempurnakan jalan hidupnya yang lurus, datar, hampa, dan tentunya ia sangat mencintai Seokjin.

Namjoon membutuhkan Seokjin yang periang, penyayang luar biasa, senang memperhatikan hal-hal detil tentang dirinya, dan Seokjin yang kadang bertindak sesuka hati tapi justru menjadi poin pentingnya bagi seorang, Kim Namjoon.

Seokjin itu terlalu random untuk Namjoon yang perfeksionis, sesekali Seokjin akan bertindak sesuka hatinya dan berdoa semoga Namjoon juga akan ikut menyukai hal random dengan label made in Seokjin.

Contohnya, ketika Seokjin tiba-tiba membuat jadwal 1 bulan penuh untuk wajib memasukkan salad buah dan sayuran kedalam daftar menu makan mereka sehari-hari, lalu jadwal meminum smoothies, jus seledri, dan sekali dalam seminggu mereka akan makan malam dengan samgyetang.

Samgyetang

Meskipun Namjoon mengeluh tidak suka tapi Seokjin selalu punya alasan untuk membuat dirinya ingin makan.

“Sayang aku ingin kita menjalani hidup sehat, aku ingin menua bersama mu. Lagi pula ini jadwal ini hanya untuk satu bulan, itu pun juga agar aku punya kesibukan selain bekerja sebagai orchestra conductor.”

Padahal tanpa membuat jadwal juga Seokjin bisa melakukannya, itu hanya akal-akalannya saja agar rumah tangganya terasa lebih seru.

Akhirnya jadwal yang dibuat Seokjin secara random itu sekarang menjadi kebiasaan baik untuk keduanya. Tanpa harus merasa terbebani.

Dan satu lagi, Seokjin itu lebih banyak mengingat tanggal penting. Terutama satu tanggal di bulan september yang akan ia lingkari dengan spidol merah muda. Tanggal yang amat penting baginya, tanggal yang menjadi salah satu penguat keduanya yaitu, tanggal ulang tahun Namjoon yang bersamaan dengan hari ulang tahun pernikahan mereka.

***

“Hun, pisang atau sosis?” lirikan sekilas dari mata elang suaminya saat ditawari dua menu favoritnya.

“Pisang.”

“Aku bikin smoothies ya, banana peanut + chia seeds + topping mango slice”

“Ya.”

“Hun, mau susu ku atau susu gandum?”

Namjoon menegang, ia digoda, ia tau. Tidak, tidak sekarang karena ia akan pergi kerja, jangan sampai terlambat karena susu merah muda menggoda milik suaminya. Bercinta kemarin malam saja sudah cukup membuat penisnya kebas dan lubang suaminya lecet.

“Ya, ya, aku tau isi kepala mu tuan Kim, tidak usah dipikirkan sampai kening mu berkerut begitu, anggap saja ucapan ku seperti iklan YouTube yang tidak premium itu, iklannya masih bisa kamu skip setelah 5 detik!” Akhirnya tawa renyah Seokjin pun pecah memenuhi seisi dapur yang selalu sarat akan kesunyian kalau saja tidak ada candaan delapan belas coretnya yang garing.

“Kamu jadi hari ini ke gedung latihan?”

“Huh? Oh! Jadi hun”

“Naik sepeda lagi?”

Seokjin menggeleng sambil mengunyah sandwichnya

“Kenapa?”

“Spwedda ku kemarin bwannya kemffees”

“Ditelan dulu, Seokjin.”

“Hehe maaffd”

“Seokjin.”

“Iya, ini sudah ditelan hun”

“Jadi?”

“Ban ku kempes dan rodanya sedikit bengkok, sudah ku masukkan ke bengkel diujung sebelum masuk ke perumahan kita”

“Aku antar.”

“Tidak usah sayang, ini sudah jam berapa. Sekarang ayo bersiap, aku akan membantu memasangkan jas dan long coat. Diluar sangat dingin, nanti hidungmu memerah dan berair. Percaya padaku dan ini sarung tangan mu hasil rajutan ku dua hari lalu.”

Seokjin memaksa suaminya bersiap karena setengah jam lagi pukul 8. Ingatkan Seokjin selalu walaupun suaminya pemilik perusahaan tapi menurut Seokjin menjadi disiplin adalah kewajiban semua orang.

Seokjin menangkup pipi suaminya, ia mengecup kening, pipi kanan dan kiri, lalu bibir, dan yang terakhir adalah hidung bangir Namjoon yang hampir setiap hari menjadi sasaran empuknya.

“Namjoon-ahh, terima kasih sudah memakan masakan ku pagi ini, aku akan menunggumu pulang. Aku akan memasak salmon teriyaki dengan topping edamame kesukaan mu”

Namjoon hanya mengangguk dan berbalik pergi tanpa menoleh lagi kearah seokjin. Seokjin yang melihat respon kaku dan terkesan dingin itu hanya tersenyum, seolah lucu. Clumsy husband.

***

“Seokjin pulang, ayo!”

“Sebentar Tae, tali sepatu ku lepas”

“Ck, si ceroboh ini, untung kau tidak sampai jatuh, tak lama lagi kita akan tampil, jaga dirimu baik-baik” Omel Taehyung sambil mengikat tali sepatu Seokjin. Si tampan pemain alat musik flute, Kim Taehyung, teman satu grup musik Seokjin. Jadi tidak heran kadang Taehyung memperlakukan Seokjin seperti bocah.

Tapi seharusnya perlakuan manis Taehyung sore itu tidak dilihat oleh sosok yang sedari tadi berdiri kaku diambang pintu gedung latihan untuk mengajak suaminya pulang bersama.

***

“Namjoon-ahh, sayang.. kamu sudah pulang ya? Namjoon-ahh kamu dimana? mungkin lagi di ruang baca tapi kayanya lebih baik aku mandi dulu, terus siapkan makan malam.” Seokjin membatin sambil berlalu menuju kamar mereka berdua.

Makan malam kali ini terasa sedikit berbeda untuk Seokjin. Namjoon memang pendiam tapi malam ini diamnya tak wajar. Wajahnya mendung berat seperti cuaca diluar. Seokjin ingin bertanya kenapa tapi nanti pasti Namjoon tidak akan mau menjawabnya, apalagi kalau sampai harus bercerita panjang x lebar x tinggi tentang harinya, sungguh itu hal yang mustahil!

“Besok pagi sepeda baru mu datang.”

“Huh?! Uhuk! uhuk! uhuk!

“Ssh, ck! Ceroboh.”

“Aku terkejut sayang, bagaimana?” sanggah Seokjin atas label ceroboh yang selalu diberikan kepadanya

“Dan aku minta kamu mempersiapkan dirimu malam ini, aku ingin.”

Belum benar-benar siap dengan tersedaknya, Seokjin kembali terkejut dan nyaris saja menyemburkan air dalam mulutnya ke wajah tampan prianya.

Satu cucian piring lagi, maka selesai sudah sesi beberes makan malam mereka. Cuci piring yang tak seberapa bagi Seokjin tapi suaminya bersikeras ingin bantu membilas dan Seokjin yang bertugas menyabuni. Dan jangan lupa, semua dilakukan dalam diam.

Seokjin tidak punya jokes garing malam ini, ia masih tidak mengerti suasana hati suaminya. Pertama, aura mendung. Kedua, ia dibelikan sepeda baru secepat itu. Ketiga, Namjoon memintanya untuk bersiap melakukan hubungan sex, dan yang ketiga ini jarang sekali Namjoon mau memintanya duluan karena biasanya aktivitas sex akan selalu dimulai oleh Seokjin dengan cara ‘memperkosa’ suaminya sendiri.

Seokjin yang nakal akan langsung menurunkan jogger pants suaminya dan memberikan blowjob hingga keduanya mengerang nikmat, atau seperti dua hari lalu, Namjoon yang sedang mandi dikejutkan oleh sosok Seokjin yang sudah telanjang dan ikut bergabung. Seokjin meraba penis besar milik suaminya lalu menggesek-gesekkan bokong mulusnya di paha kekar sang suami yang berakhir ia sendiri tak sanggup untuk menyelesaikan sesi mandinya.

Dan si kaku Namjoon tidak pernah marah atas tindakan tiba-tiba suami cantiknya itu.

Namun kali ini berbeda, Seokjin sedang menunggu air panas untuk teh chamomile favorit mereka agar tubuh keduanya lebih rileks setelah seharian penuh beraktivitas.

Lengan kokoh Namjoon memeluk pinggang ramping Seokjin dan menyurukkan wajahnya ke ceruk leher Seokjin yang selalu beraroma vanilla-peach, manis-segar.

Setelah air panas dituang Namjoon mulai gemas dengan telinga Seokjin yang memerah lucu, ia tau suaminya malu-malu karena tak terbiasa dirinya yang memulai duluan. Ia yakin, tersipu sudah Kim Cantik Seokjinnya ini.

Daun telinga yang memerah itu dijilati lalu dikulum. Seokjin yang masih diam hanya menikmati betapa lembut, hangat, dan basahnya lidah suaminya. Foreplay penuh kasih sayang seperti ini yang Seokjin suka, tapi jika langsung diberi yang hard maka seokjin tidak akan menolaknya, justru kedua kaki semakin ingin ia lebarkan.

“Ssshh—sayangh”

Masih dengan kuluman-kuluman basah, Namjoon mulai meraba dengan sensual perut rata suaminya, gerak tangan nakal itu merambat naik hingga ke ujung puting yang sudah mengeras. Namjoon mencubit gemas lalu memilin dan menekan-nekan lembut titik sensual suami cantiknya. Kemudian bibir tebal Namjoon berpindah dari telinga ke dada dimana dua titik sensitif itu ingin ia manjakan dengan jilatan main-main menggunakan ujung lidahnya dan menghisapnya hingga meninggalkan jejak gigitan yang memerah.

Seokjin itu sensitif, sangat sensitif jika sudah Namjoon yang menyentuhnya, terserah di bagian manapun. Entah ini karena terlalu cinta atau apa, tapi Seokjin amat menyukai semua yang ada pada diri Namjoon. Sexy!

Pendingin ruangan sudah dinyalakan dari sore tapi rasanya seperti tak cukup meredam uap panas yang keluar dari tubuh kedua pasangan suami suami ini.

“AHH! —sayangh —please pelanhh”

“Nghh—siapa kamu perintah-perintah saya? Hu?”

“I’m yourhh slut! —Mmphh”

“Heyhh— needy, teruslah mendesah sayang, saya menyukainya”

Seokjin yang mendengar ucapan itu pun langsung merasakan girang bukan main, Seokjin semakin semangat dan ikut menggoyangkan pinggulnya agar milik Namjoon masuk lebih dalam hingga menyentuh titik klimaksnya.

Mereka pun berakhir dengan peluh, nafas menderu, detak jantung tidak beraturan, dan rasa terpuaskan luar biasa setelah putihnya memenuhi rektum dan meleleh diantara paha ramping Seokjin. Dan muncratan putih dari suami cantiknya ini hingga mengenai puting merah muda yang langsung dibersihkan dengan jilatan dan kuluman oleh sang dominan.

Memang bercinta dengan orang yang kita cintai mampu mendatangkan kepuasan yang tiada dua, apalagi ditambah kelihaian alami yang dibawa oleh tubuh masing-masing dan sex drive yang selalu tinggi seperti yang dipamerkan oleh pasangan ini.

Bagi keduanya kehidupan sex harus dikomunikasikan dengan baik, agar tidak ada salah satu yang memendam perasaan yang mungkin saja bisa menimbulkan ketidakpuasan dan berakhir dengan perselingkuhan. 

***

“Seokjin”

“Ye”

“Besok kita akan tampil”

“Ya, Tae .. itulah kenapa kita hari ini melakukan gladi bersih”

“Suami mu ikut menonton tidak?”

“Aku sudah mengirimkan golden tiket dengan bubuhan khusus namanya, Kim Namjoon. Aku harap ia datang meskipun hanya sekali selama aku bekerja sebagai konduktor orkestra. Suami ku itu kaku sekali, jarang mendengarkan musik memang.”

“Kenapa bisa memilih untuk menikah dengannya, Seokjin? Kenapa tahan sekali berumah tangga dengan orang yang kaku dan terlihat tidak penuh kasih sayang seperti itu.”

“Tae kepalamu sudah pernah dihantam harpa?”

Alat musik Harpa yang untuk menghantam Tae 😆

“Hehe jangan marah sahabat ku, aku hanya bertanya jadi tolong dijawab mumpung kita masih ada jeda istirahat 10 menit”

“Kau ingin aku jawab dua pertanyaan aneh mu itu?”

“Tentu” Taehyung tersenyum manis sambil menopang dagu dengan jemari lentiknya.

“Memilih dan bertahan.. hmm dua kata yang jika sama-sama dilakukan akan terasa beratnya.

Aku hanya berusaha mengikuti apa kata hatiku. Bertemu dengannya pertama kali di toko buku. Pertama memandang tubuh tinggi, tegap, dan matanya yang seperti naga itu aku sangat terkesima.

Namjoon tidak tersenyum padaku tapi aku tahu dia ingin berkenalan. Ia terus berdiri tak jauh dari tempat ku berdiri, Namjoon juga berusaha mengambil jarak yang tak jauh dari rak buku yang aku sukai. Tentu saja buku resep masakan” Seokjin tersenyum malu-malu mengingat suaminya yang clumsy itu.

“Jika kau mencari buku resep masakan western mungkin karya Jamie Oliver, Nigella Lawson, atau yang paling terkenal Gordon Ramsay yang sudah meraih 10 bintang Michelin bisa jadi pilihan” ucapnya sambil menoleh sekilas ke arah seokjin sebagai lawan bicara dan langsung saja mengambil buku yang menurutnya bagus lalu menyodorkannya

“Oh okay, terima kasih atas rekomendasi mu. Aku memang sedang mencari buku resep masakan western dan masakan tradisional Korea” Seokjin tersenyum manis saat itu karena pria berperawakan tampan yang ia amati sedari tadi menyapanya lebih dulu.

Hari demi hari terus mereka lewati bersama janji temu, Seokjin yang pertama mengundang Namjoon makan di apart sederhananya, dan Seokjin yang mengunjungi Namjoon dengan membawa bahan masakan atau mereka akan pergi belanja bersama ke supermarket (Fyi: Kulkas Namjoon selalu kosong karena ia tidak pernah memasak).

“Tae aku nyaman dengan Namjoon yang kaku itu, aku jatuh cinta karena sifat dan sikapnya. Ia sungguh manis dan kadang itu membuat ku khawatir. Aku takut pergi lebih dulu dibanding Namjoon, aku ingin selalu mengurusnya, mencintainya, dan mengasihinya untuk waktu yang sangat lama.”

“Memilih Namjoon adalah keputusan paling berani yang pernah ku buat setelah memutuskan memilih sekolah musik dibanding menjadi seorang budak korporat, seperti pilihan awal orang tua ku. Tae.. kecintaan kita terhadap sesuatumemang mampu memberikan banyak keberanian dan kekuatan.”

“Dan soal bertahan, seperti pertanyaan mu tadi. Orang yang kau pertanyaan kasih sayangnya itu adalah orang yang paling besar cintanya terhadap diriku, tidak ada yang lebih mencintai ku selain Namjoon, suamiku. Aku adalah bintang, aku adalah pemeran utama di setiap chapter kehidupannya semenjak kami memutuskan untuk menikah.

Jujur aku bisa merasakan semuanya, sekali pun Namjoon begitu kaku dan sulit untuk mengungkapkan isi hatinya.

Aku tahu pasti, cinta dan kasih sayang Namjoon yang paling luar biasa untuk lelaki sederhana seperti diriku, lelaki yang tidak kaya, yatim piatu saat diusia remaja, dan bekerja keras part time dibanyak tempat. Sedangkan Namjoon? Dia amat sangat kaya bahkan setelah menikah pun aku masih tidak tahu seberapa banyak kekayaan yang dia punya.”

“Aku rasa cukup cerita tentang kenapa aku memilih dan bertahan bersama suamiku. Terdengar abstrak untukmu tapi jelas bagiku. Susah Tae menjelaskan cinta yang begitu besar dan nyata buatku, i’m so overwhelmed.” 

Seokjin pun menutup cerita 10 menitnya dengan senyuman manis sampai-sampai Taehyung dihadapannya terkesima. Sahabat cantiknya ini memang luar biasa baik, hatinya kokoh, hangat, dan lembut. Sungguh Kim Namjoon si kaku itu beruntung menikahi sahabatnya. (Taehyung, jangan sinis lagi please 🥺)

***

Hari yang dinantikan Seokjin, Taehyung, dan grup musisi orkestra lainnya akhirnya tiba. Mereka akan tampil lima menit lagi. Baik Seokjin maupun Tae terlihat tegang walaupun ini sudah kesekian kalinya mereka tampil.

Seokjin sedikit gugup karena memikirkan Namjoon. Apakah kali ini Namjoon akan datang? Apakah Namjoon membawakannya sebuket bunga dan mengatakan aku mencintaimu, sayang?

Arrgh! Jangan berpikir muluk-muluk dulu, pikiran saja dirimu sendiri Seokjin. Bagaimana kau bisa memainkan instrumen lagu yang berasal dari Indonesia bersama grup musisi mu dengan baik. Seokjin membatin demi memotivasi dirinya sendiri.

Seokjin mulai memejamkan matanya, menarik udara sekitar dan kembali menghembuskannya perlahan.

Introducing: Our world wild handsome conductor, Kim Seokjin.

Sosok laki-laki bertubuh ramping nan indah berdiri begitu bersinar dan mempesona dibawah cahaya lampu yang menyorotinya. Itu adalah suami manis dan humorisnya yang sedang berdiri memegang orchestra baton, bersiap menjadi conductor untuk 100 musisi yang masing-masing memegang berbagai jenis alat musik seperti biola, cello, dan viola lengkap dengan alat perkusi, seperti drum dan piano. Dan ada juga woodwinds, seperti terompet, flute, dan trombon.

Sebelum memulai pertunjukkannya, Seokjin sempat melihat keseluruh bangku penonton yang sudah terisi penuh. Sebanyak apapun penontonnya Seokjin akan selalu bisa menemukan belahan jantung hatinya, Seokjin pun tersenyum manis yang dibalas dengan wajah kaku tanpa senyum yang juga melihat lurus kearahnya, Seokjin sama sekali tidak berkecil hati karena ia tahu bahwa wajah kaku nan tampan milik suaminya sudah lebih dari cukup untuk membuatnya percaya diri dan bersemangat.

Sehari sebelum konser orkestra akan dimulai, Namjoon maupun Seokjin akan menghabiskan waktu berdua dengan bercinta. Jangan heran karena menurut Seokjin bercinta dengan suaminya sebelum hari H mampu memberikannya efek positif yang luar biasa, pikirannya akan lebih rileks, tenang dan ringan. Kecupan, belaian halus, serta hangatnya pelukan suaminya seperti obat mujarab untuk memulai hari sebagai konduktor profesional. He is my everything!

“Tunggu setelah satu musik yang akan ku bawakan ini hun, ku pastikan kau akan tersenyum untukku.” Seokjin membatin riang

Dirasa cukup, akhirnya Seokjin memutar tubuhnya kembali menghadap para musisi yang sudah siap untuk menerima ayunan dan ketukan baton dari jemari lentiknya.

A baton is a stick that is used by conductors primarily to enlarge and enhance the manual and bodily movements associated with directing an ensemble of musicians.

Lalu satu persatu musisi pun mulai memainkan alat musik mereka dengan merdu dan harmoni tanpa cela. Nada-nadanya begitu gembira, ceria, serta penuh cinta. Sangat memanjakan telinga semua yang hadir, termasuk suami sang conductor.

Tepat di ketukan menit 3.30 Namjoon merasakan remang dalam dirinya. Ia takjub melihat begitu indah dan berkarismanya Seokjin ketika memimpin orkestranya.

Kemana saja ia selama ini? Mengabaikan cantiknya yang amat berbakat di bidangnya.

Hingga musik selesai dimainkan tak terasa air mata Namjoon menggenang terharu. Ia ingat Seokjin mengatakan sesuatu menjelang hari H nya “Datanglah ke pertunjukan orkestra ku kali ini, aku akan memainkan sebuah lagu cinta untukmu, suamiku.” Inilah lagu cintanya, lagu yang dikhususkan untuk Namjoon, dihari ulang tahun pernikahan mereka.

Namjoon yang tersadar langsung menghapus air matanya dan beranjak untuk menemui suaminya. Ia ingin mengucapkan terima kasih lalu memberikan bunga, dan membubuhi kecupan kupu-kupu diseluruh wajah kecil suaminya. Seokjin pasti bahagia dan berterimakasih pada suaminya untuk semua perubahan ini.

Mulai sekarang Namjoon berjanji, ia akan lebih berani dan sering untuk mengucapkan aku mencintaimu, Kim Seokjin” sebanyak satu juta kali sehari atau bahkan lebih dan belajar untuk menjadi suami yang hangat dan tidak kaku seperti apa yang sahabat Seokjin katakan. (Sudah pasti ucapan nyata itu keluar dari bibir Kim Taehyung 😅)

***

“Seokjin.. sayang, love you..”

Love you my dragon eyes. Aku tahu arti tatapan itu di pagi hari, aku bisa merasakan kerasnya di selatan mu, huh?”

Namjoon tertawa ringan, ia malu. Sungguh ia masih merasa canggung saat mengatakan cinta dan meminta Seokjin untuk menaikkan kedua kaki jenjang mulusnya ke atas bahu bidang miliknya.

Namjoon kembali akan menghentak rektum suaminya sekali, dua kali, tiga kali, atau bahkan lebih setiap hari.

Seokjin sadar perubahan suaminya semenjak penampilan orkestra terakhir dua hari lalu. Hanya sebuah lagu cinta tapi mampu melembutkan hati Namjoon. Mungkin dibantu oleh pesonanya juga, tapi entahlah. Yang terpenting sekarang adalah Namjoon yang terus menghujamnya dengan gerakan konstan, menumbuk titik klimaksnya hingga mencapai putih yang mereka inginkan.

“Ohh God, it’s so good.. Perfect time for morning sex with my hawt husband!”

***

“Bukan hanya bentuk tubuh saja yang seperti gitar Spanyol, tapi kehidupan pernikahan kami pun begitu. Lekuk naik turunnya memang indah tapi kami berdua juga perlu berhati-hati ketika ingin memegang dan memainkannya.” (—K.N.J, Banana Oh Nana, fanfic.)

— The End —

Terima kasih untuk readers-nim yang selalu support Cotton dan tentunya bersedia membaca ±2.9k words ini ☺️ maaf jika masih banyak typo dan penggunaan kata yang kurang tepat. 🙏🏻

Sebenarnya Oneshot Banana Oh Nana ini dibuat untuk ulang tahun Uri Namjoon tapi ternyata Cotton ga mampu menyelesaikan saat itu. Jadi, oneshot ini Cotton hadiahi untuk ulang tahun Cotton sendiri, semoga readers-nim suka ya perayaan kecil-kecilan ini ☺️💜

Cotton love readers-nim SEBUMI 💜

Jangan lupa votenya di bawah ya readers-nim, Gomawo! 🙈🌟🌟🌟🌟🌟

Leave a Comment

Item added to cart.
0 items - Rp 0
Beranda
Cari
Bayar
Order