1. Yours (Mature)
Jam 10 malam, bell berbunyi. Pekerjaan terkahir Maid Kim di kamar pribadi sang tuan.
READS TAGS AND TW PLEASE
Tags
[content_control]
BxB, Crossdressing, delay orgasm, Free Chapter, light bdsm, mature, smut, spanking
.
.
.
.
[/content_control]
Jam sepuluh, tepat saat jarum panjang tegak lurus di angka dua belas dan jarum pendek berada empat puluh lima derajat di jarum pendek di angka sepuluh berdenting suara bell dari kamar utama. Taehyung tahu itu panggilannya dan dengan segera dia membuka seragam rok hitam panjang itu dengan seragam rok pendek sepaha. Stocking putih panjang ke pangkal paha, memamerkan sejengkal kulit putih yang tak terjamah lalu dihiasi dengan hiasan garter dengan renda di sana. Rambut perak dia sisir hingga lembut kemudian memakai bandana renda senada. Menatap sekali lagi dirinya di depan kaca, Taehyung tersenyum puas melihat pantulan cantik nya di sana. Mengenakan sepatu dengan hak kecil berwarna hitam, Taehyung keluar dari kamarnya dan berjalan di koridor lenggang apartemen mewah ke ruangan sang tuan.
Dua ketukan di pintu kemudian sahutan pelan dari baliknya untuk membuka dengan derit pelan. Sang Tuan Muda tengah duduk di ranjang dengan rahang mengeras saat Taehyung melangkah masuk ke dalam.
“Maaf saya terlambat, Tuan..” Taehyung berucap pelan dengan pandangan turun seraya merasakan tatapan panas sang tuan ke tubuhnya. Menelan ludah, Taehyung merasa sesuatu yang hangat menjalar di dada hingga pipi.
“Hmm, tadi kemana aja?”
Taehyung sedikit terkejut, tak menyangka Jungkook justru akan bertanya itu lebih dulu, “ke supermarket, belanja untuk keperluan seminggu Tuan, apa ada yang salah?”
“You reek other Alphas stinky pheromones,” Jungkook menghardiknya tajam.
Jarang-jarang sang tuan memarahinya seperti ini dan itu membuat Taehyung ngeri. Omega itu otomatis menunduk dalam, “M-maafkan saya, Tuan! Saya memang tak sengaja berpapasan dengan sekelompok alpha di jalan. Saya tidak tahu kalau aroma mereka menempel hingga pulang. Tuan, saya minta maaf.”
“Hanya berpapasan?” Satu alis Jungkook terangkat dan lidah menyentuh pipi.
Taehyung mengangguk, masih dalam posisi membungkuk, “salah satunya memang sempat menggoda dan mengganggu saya saat kembali tapi saya bersumpah saya segera pergi.”
“Oh? Mereka mengganggu? Kenapa tidak bilang?” Jungkook bangkit dari ujung ranjang, mendekat pada maid muda itu. Aroma gaharu dan rempah tercium hingga terasa di lidah, Taehyung menelan ludah saat jari Jungkook menyentuh dagu dan membuat mereka beradu pandang, “siapa?” Jungkook bertanya pelan, mata coklat terang yang saat terkena cahaya itu menjadi keemasan kini menatapnya tajam. Begitu tajam dan luar biasa menawan, Taehyung sempat lupa bernafas sesaat.
“M-maaf?”
“Alpha itu, siapa? Katakan siapa namanya, jika kau tidak tahu namanya katakan seperti apa bentuknya. Akan kucari dia sampai ke ujung dunia, akan kubuat dia membayar apa yang dia perbuat saat mengganggu milikku.” Wajah mereka hanya sejengkal, dan mata coklat itu mulai kehilangan cahayanya. Redup, gelap, kelam, menatap Taehyung seakan ingin menerkam, ancaman itu sungguhan dan Taehyung teramat tahu betapa serius Jungkook sekarang.
‘Jeon want, Jeon do.’
“T-tuan, saya tidak apa-apa. Saya mohon dia hanya bersiul dan menggoda saja. Dia-dia tidak melakukan apapun lebih dari itu–”
“Tapi tetap berani mengganggu ‘milikku’ kan?? kau terganggu kan? Maid Kim!!” Sentuhan jari Jungkook berubah kasar, dagunya digenggam erat dan pandangan mereka kali ini bertemu paksa. “Dia juga sampai meninggalkan bau busuk nya padamu? Berani sekali..” kalimatnya terjeda dan tatapan Jungkook berubah menjadi sedingin es hingga Taehyung bergidik. “Atau jangan-jangan kau sengaja?”
“A-apa?”
“Sengaja diganggu? Sengaja menggoda? Maid Kim, jawab aku jujur,” Jungkook berucap dingin, tatapan itu dingin hingga ke punggung. Taehyung nyaris gentar saat mata mereka saling bertemu.
Menggigit bibir, Taehyung justru memberanikan diri maju selangkah. Kedua tangan melingkar di pinggang sang tuan. Genggaman Jungkook di dagunya melemah dan Taehyung mengambil kesempatan untuk membawa dekapan mereka lebih dekat dan bersandar di pundak Jungkook. “Saya milikmu tuan. Tubuh ini, jiwa ini milikmu, selamanya dan tidak akan pernah pergi dan tak akan berkhianat,” Taehyung menggumam pelan, tepat ditelinga yang lebih muda setahun itu. “Kim Taehyung ini, milik Tuan Muda Jeon Jungkook seorang..”
Jungkook membeku di tempat, tubuhnya yang sempat kaku mulai rileks dan membalas pelukan lebih erat. Seperti es yang mencair, pelukan Taehyung melunakkan sisi dingin dan keras seorang Jeon Jungkook,“kau benar, kau milikku. Hanya milikku seorang dan kau tidak akan berkhianat seperti yang lain,” Jungkook balas menjawab, dekapan kian erat dengan kepala masuk ke ceruk leher. Menghirup aroma strawberry dan mawar khas Taehyung yang Jungkook sukai. “Kau milikku, seorang.. Tubuh dan hatimu, milikku, hanya aku…”
Keduanya kembali bertemu pandang, tatapan dingin itu menghangat dan Taehyung menghembuskan nafas yang tanpa sadar dia tahan. Mata coklat yang sepekat cocoa, Taehyung menyukainya.
Jarak terkikis dan kedua bibir bertemu menjadi satu. Taehyung terpejam, membiarkan sang tuan memimpin ciuman mereka. Memagut lembut dan kemudian berangsur kasar, Jungkook menggigit ujung bibir Taehyung sebelum menyelinap ke dalam mulut.
Kecupan itu kini menjadi kasar, Jungkook mendominasi hingga Taehyung tersengal dan mendorong tubuhnya hingga terhimpit pintu. Desahan menyelinap keluar dari sela bibir Taehyung yang sudah bengkak merona, Jungkook masih belum puas dan terus melahap bibir itu yang kian merekah.
Tangan yang lebih muda mulai menjamah tubuh Taehyung dibalik rok pendek. Tangan besar dan dingin Jungkook meremas bokong omega itu hingga sang pelayan memekik kecil dan perpagutan mereka lepas dengan sehelai benang saliva yang terhubung, “you wet, are you that eager?”
Taehyung mendesah tertahan saat tangan sang tuan muda masih berada di bagian bawah dan meremas bongkahan daging miliknya dibalik rok pendek. “Ahh, Tuan…” tangannya melingkar ke leher Jungkook, mencari pegangan karena kakinya yang seketika kehilangan tenaga dan berubah menjadi jeli di setiap sentuhan Jungkook.
Bibir dan hembusan nafas mulai menjalar ke rahang lalu pundak, meninggalkan bekas dan jejak basah pada kulit seputih susu milik Taehyung. Tubuh mungil dalam balutan rok dan renda terapit pintu kayu dan tubuh besar Jungkook yang kian rakus seakan ingin memakan omega yang lebih tua itu. Tangan besar bertato Jungkook menyelinap masuk ke dalam panties mungil yang memang sengaja Taehyung pakai khusus Jungkook.
Satu jari masuk tanpa aba-aba, Taehyung memekik dan kaki nyaris lemas seketika beruntung Jungkook memegang tubuhnya erat, menjaga agar omega itu tidak jatuh karena stimulus yang diberikan Alpha membuat kepalanya melayang.
“Tae… who you belong to??” Jungkook menggeram di leher Taehyung, mencium daerah leher dekat dengan nadi. Merasakan denyut Taehyung yang kian cepat dan membuat bekas merah di daerah scent gland yang masih mulus tanpa marking. Dalam hati, Jungkook berjanji akan membuat tanda di sana dan menjadikan Taehyung seutuhnya.
“Ahh… Yours… Young Master.. All Yours… Ahhh make me yours Master..”
Saat itu pula Jungkook mengangkat tubuh mungil Taehyung dengan mudah. Kedua kaki Taehyung spontan melingkar di tubuh Jungkook. Keduanya kembali bercumbu nafsu seraya Jungkook membawa Taehyung ke ranjang di pojok ruangan.
Ciuman mereka dilepas kasar, Taehyung nyaris mengerang kecewa saat kehilangan bibir Jungkook di bibirnya tapi pikiran itu segera hilang saat Jungkook membanting Taehyung ke ranjang.
Jantung yang lebih tua berdegup keras, terkejut akan perlakuan sang tuan yang tiba-tiba kasar. Syukur dia mendarat di king sized bed dengan matras selembut awan.
“Safe words baby.” Jungkook berucap, masih berdiri menatap tubuh Taehyung yang terpampang begitu indah diatas ranjang dengan rambut berantakan, bibir bengkak, wajah merah dan seprai berantakan. Cantik sekali bagai sebuah lukisan.
Tahu sang tuan tengah menatapnya lapar, Taehyung sengaja mengangkat satu kakinya, membuat rok yang sudah sangat pendek itu naik hingga ke pangkal paha menampilkan kaki jenjang mulus yang Taehyung yakin nanti akan berlukis jejak basah dan bekas panas oleh Jungkook. “Uhhm.. Cookie..”
Mendesis, Jungkook menjilat bibirnya saat melihat paha mulus itu bagai hyena yang siap menerkam, “Light system?” Tanyanya seraya melepas sepatu pantofel dengan pita hitam mungil milik Taehyung dan melemparnya sembarang ke lantai. Apapun yang dikenakan oleh omega itu selalu mungil, manis dan menggemaskan.
“Red Stop, Yellow Slow Down, Green Go On..”
Saat itulah Jungkook melepas kemeja hitamnya dan membuang sembarang ke lantai. Dada Taehyung bergemuruh penuh antisipasi dan omega di dalamnya begitu antusias melihat tubuh paripurna sang alpha. Ototnya luar biasa itu bagai pahatan patung yunani. Bohong jika Taehyung tak sabar tubuh itu mengukung diatasnya.
Suara click terdengar, Jungkook melepas gesper kulit yang memeluk pinggang ramping sang alpha dan Taehyung menelan ludah kasar. “Berbalik dan tengkurap, angkat pinggulmu dan serahkan tubuhmu padaku sepenuhnya,” Jungkook memerintah, suara penuh otoriter hingga membuat bulu roma Taehyung meremang dan bagian bawah nya semakin basah tak sabar ingin dijamah.
Seperti omega yang baik, Taehyung berbalik. Tubuh tengkurap dengan bokong terangkat di udara, menampilkan dua bongkah daging sekal yang bahkan tidak bisa dilindungi rok mini yang sudah tersikap. Panties putih, dengan tali tipis nyaris tak menutupi apapun berada dalam full display sang alpha.
Boxer Jungkook sudah sesak tapi dia harus sabar jika ingin bisa bermain semalaman. Dia tidak mau menghabiskan omega manisnya dalam sekali santap, Jungkook ingin menikmati setiap gigitan, mencecap seluruh jengkal tubuh Taehyung seakan dia adalah kudapan paling manis dan lezat di dunia.
Duduk di ranjang tempat, Jungkook mengikat pergelangan mungil Taehyung dengan ikat pinggang, tidak cukup kuat sampai sakit tapi cukup erat tidak sampai terlepas. Jungkook kemudian mengambil sehelai kain satin hitam dari nakas menutup kedua mata biru yang selalu menatap Jungkook penuh damba.
“Ugh… tuan..” Taehyung mengerang kecil, seluruh tubuhnya menjadi lebih sensitif saat pengelihatannya diambil.
“Ssshhh, trust me,” Jungkook memberi kecupan dan memagut bibir itu lambat. Menikmati setiap ciuman pada bibir Taehyung yang manis dan lembut bagai permen kapas. Ciuman terlepas Jungkook beralih pada tubuh indah milik Taehyung. Seorang Kim Taehyung, seorang omega berdarah murni Kim Taehyung.
Naik ke atas ranjang, Jungkook menurunkan panties mungil Taehyung lalu membelah dua pantat sekal itu. Menyeringai kala lubang senggama Taehyung yang sudah berlumas dan berkedut.
“Tuaan…. Aahh… tuan—AAAHH!!” Taehyung memekik keras saat merasakan lidah Jungkook menyelinap tanpa aba-aba. Lututnya lemas nyaris jatuh tapi tangan Jungkook mencengkram bokongnya kuat sampai Taehyung yakin akan meninggalkan bekas.
Lidah itu lihai menyentuh bagian dalam Taehyung sampai membuatnya menyentuh bintang saat lidah Jungkook meliuk di dalamnya. “Tuan!!! Tuaan! Aahh.. Tuaan, ughh—ah..”
Desahan Taehyung bagai sebuah melodi sendiri. Suara baritone berat yang khas, saat mendesah terdengar begitu merdu seperti krim dan karamel di telinga Jungkook. Memacu yang lebih muda lebih giat memakan pelayannya lamat-lamat tanpa meninggalkan sisa sedikit pun.
“Tuan!! Saya! Saya… akan.. ughhh—”
Jungkook berhenti dan menjilat bibir sendiri, “ssshh, no no no, belum saatnya, listen to your alpha, you’re not allowed to cum, not without my permission. Understand doll?”
Taehyung kembali bergidik dan kembali terangsang saat sang tuan memujinya. Taehyung menyukai setiap pujian yang diberikan tuannya dalam diam. Hal itu lah alasan dia sengaja berdandan, menjadi cantik bagai boneka barbie untuk Jungkook seorang, “Yes, Master.”
“Good, good my little omega.. what do you want now baby??”
“You… master.. i want you…”
Jungkook memasukan dua jari ke lubang Taehyung sampai omega itu tersentak kaget, “aah! Tuan! Tuan.. aahh.. tuan bukan… ini.. aahh..”
“Bukan? Lalu ini?” Satu jari lain masuk ke lubang Taehyung kembali, Omega itu menggeliat dan mendesah. Berada diujung tapi dirinya juga tak puas disaat yang bersamaan.
Kepala dengan rambut perak itu menggeleng, “ahh tuan.. aku.. aku ingin kau.. aku ingin kau di dalamku.. aahh.. Tuan Jungkook, aku mohon.. Tae mohon..”
Jungkook mengangkat tubuh Taehyung, membuat lelaki itu duduk diatas pangkuannya dan bergesekan langsung pada bagian yang sudah keras sejak tadi. Tangan terikat ikat pinggang itu melingkar di leher Jungkook dan tangan besarnya menopang tubuh omega sudah lemas padahal masih awal permainan dari malam panjang.
“Katakan lagi, apa yang kau inginkan, Taeby? Katakan,” Jungkook berbisik rendah di telinga Taehyung, tubuh saling menempel hingga Taehyung bisa merasakan geraman rendah dari dada yang lebih muda. Mencoba mencari pelepasan sendiri, Omega itu mencoba memposisikan sendiri dirinya dengan penis tegang milik Jungkook dengan keadaan mata tertutup.
“Aku mau milik mu tuan, aku mau penis mu di dalam ku, memporak-porandakan diriku dari dalam. Do me hard till i forget everything and only remember your name..”
Jungkook memberi kecupan manis di bibir merah muda Taehyung, “as you wish love.” Jungkook menuntun dan memposisikan lubang Taehyung diatas penisnya kemudian memasukkannya dalam sekali hentakan dalam dan kuat, membuat Taehyung seketika melihat putih dan keluar di perut sang tuan. “Aahh!! aahhh!! Tuan.. Jungkook…”
Jungkook kembali menggeram rendah sembari memeluk tubuh Taehyung ke dalam dekapannya. Penisnya diremas oleh dinding hangat, nyaris membuat kepala Jungkook berputar saking ketatnya dibawah sana.
“Really fucking tight baby.. so fucking tight… shit.”
Dengan mata tertutup, Taehyung lebih sensitif, seluruh dirinya berpusat pada satu titik apalagi sesaat Jungkook berada di dalamnya dia segera melepaskan klimaks yang sempat tertahan. Rasanya seperti dibawa ke langit saat Jungkook mulai memompa dalam hingga rasanya nyaris ke ulu hati apalagi dengan ukuran besar Jungkook yang membuat Taehyung seketika full.
“Aku bilang tidak, keluar lebih dulu huh, beraninya!!” Rambut Taehyung ditarik ke belakang, cukup kasar hingga ia memekik tertahan. Leher terekspos dan Jungkook mengambil kesempatan untuk menggigit pundak omega itu hingga biru.
“AHH!! TUAN!! MAAAF!!”
“Kau kurang disiplin ternyata huh?? Membiarkan alpha lain menggodamu lalu mencapai klimaks lebih dulu, you should learn your lesson omega!” Jungkook menghentak keras hingga suara kulit bertubrukan terdengar nyaring. Nafas Taehyung tercekat, dia nyaris kehilangan suara saat Jungkook menghentak begitu dalam mengenai titik dimana Taehyung bisa melihat bintang.
“M-maaf.. aahhn, maaf. Maafkan saya!”
“Permintaan maaf ditolak, cantik.” Jungkook mengubah posisi, kini Taehyung berada di bawahnya, di bawah kukungannya dengan tangan melingkar leher Jungkook masih dalam terikat. Wajah memerah berpeluh, rambut coklat berantakan dan bibir terus mendesah menyebut nama bagai Jungkook seorang dewa
“Tuan!! Aku sedikit lagi–”
Saat itu pula Jungkook berhenti, membiarkan penis tertanam dalam di lubang Taehyung, membiarkan dirinya bernafas dan Taehyung bernafas kendati omega itu sedang mengejar klimaks kedua. “No, no, tidak, kau masih tidak diperbolehkan klimaks. Tidak..”
Omega itu menggeliat tidak nyaman, sudah berada di ujung tapi klimaksnya kembali terhenti karena sang tuan berhenti bergerak. “Ughh… Tuan.. Tuan.. jangan berhenti, jangan berhenti… aku mohon… ahh.”
“Jangan berhenti? Apa maksudmu jangan berhenti, sayang? Hmm?” Jungkook mengangkat kedua kaki Taehyung, menyampirkannya di pundak sambil terus memastikan penisnya terkubur dalam-dalam. Jungkook mengecup paha sebelum kemudian menampar bokong sekal Taehyung,“Omega nakal!” Suaranya nyaring dan keras. Tidak begitu keras tapi cukup untuk meninggalkan bekas tangan merah di bokong Taehyung seakan sebuah tanda milik.
“AAAHH! TUAN!!” Taehyung menjerit, rasanya perih.
“Kau harus belajar disiplin lagi mulai dari awal.”
PLAK!!
“AAAHH!!! M-maaf, Tuan.. maaf aahh.. Maaf.” Satu tamparan lagi dan diikuti jeritan dengan desahan tertahan.
“Katakan padaku, who you belong to?”
“Ughh, Yours.. aahh,” klimaks tertahan dan dirinya sudah berada diujung, Omega itu mencoba dengan menggoyangkan pinggul untuk menggapai klimaks sendiri, “aku milikmu—AHHHH!!”
Taehyung kembali menjerit saat satu tamparan membekas di bokong yang sudah merah karena bekas tamparan Jungkook.
“Apa yang kau lakukan, huh? Aku bilang tidak ada orgasm sampai aku mengijinkan, you little whore!! Say it loud, who you belong to?”
Nafas tersengal, mata terpejam dan basah karena air mata akibat menahan perih dan juga klimaks yang kian membuat Taehyung frustrasi.
“Jeon Jungkook, i belong to you Alpha, Jeon Jungkook.. only yours and will be always yours, aahh.. please master.. let me.. let me come.. let me come, i beg to you.”
Seringai Jungkook melebar, dadanya penuh dengan rasa bangga melihat Omega di bawahnya berantakan dan memohon untuk pelepasan yang tertunda. “You so beautiful Tae, begging to come from my cock, such good omega.” Tangan Jungkook menyentuh pipi Taehyung kemudian turun dan mengusap bibir yang sedari tadi terbuka menyebut namanya bagai puja. Oh sial, sial, sial. Betapa beruntungnya Jungkook memiliki Taehyung. “I’ll give it to you, as hard and deep inside you.” Jungkook menarik penisnya lalu menghentak dalam dan keras.
“Aaah—!!!!” Taehyung kehilangan nafas, satu hentakan itu berhasil membuat seluruh nafasnya hilang sesaat. Belum sempat Taehyung menggapai oksigen Jungkook memompa kasar hingga suara kulit bertabrakan terdengar nyaring menggema di ruangan. “Aahh! Aahh, tuaan, Tuaan aaahhn..”
Jungkook tidak selesai, Alpha itu membuka seragam maid Taehyung dan mulutnya bekerja di dada omega. Mencium, menjilat dan menggigit setiap jengkal kulit sampai yang lebih tua kewalahan.
“Tuan—aaahh! Aku hampirr!! Sedikit—aaahh!! Tuan Jungkook!!”
Jungkook ikut menggeram, klimaksnya juga hampir dekat. Tempo dipercepat dan Jungkook membuka penutup mata satin untuk melihat sepasang mata biru berkaca-kaca Taehyung yang bagai berbinar di bawah cahaya lampu. Menatapnya dengan kabut nafsu, Jungkook makin gila dibuatnya. Mengangkat kedua tangan Taehyung yang masih terikat ikat pinggang ke atas kepala omega. Jungkook mencium bibir itu, melumat kasar dan menelan seluruh desahan hingga Omega kembali kehilangan nafas nya.
“Say my name, Taehyung..” bisiknya diantara ciuman kasar memberi jeda sedikit agar Omega cantik bisa kembali bernafas.
“Jung—Ahhhn… aahh Jungkook..”
“Say my name again, again.. say it, who you belong to.. come for me Taehyung, for me.” Jungkook menghentakkan penisnya di dalam Taehyung memastikan penisnya berada di ruang terdalam dan melepaskan seluruh dirinya di bagian dalam Omega.
“Jungkook!! Aahh! Aahh!” Taehyung Akhirnya mencapai klimaks keduanya bersamaan dengan rasa hangat yang menjalar di perutnya. Seluruh tubuhnya lelah dan sensitif. Setiap nafas panas Jungkook di lehernya dan gerakan kecil di bawah sana terasa menggelitik. “Jungkook, Jungkook… Jungkook..”
“Disini, disini ssshh disini..” Jungkook berbisik pelan, lembut merengkuh omega yang tubuhnya terkulai lemas bagai jeli. Keduanya masih berusaha turun dari puncak ekstasi dengan pelukan ringan dan kecupan lembut.
Mata Taehyung berat dan lelaki itu berjuang untuk tidak membiarkan kantuk menguasainya tapi setiap kecupan dan usapan tangan Jungkook menuntun nya lebih dalam ke dunia mimpi sampai akhirnya dia terlelap pulas. Nafas yang sedari tadi terengah dan berderu kini berhembus lembut dan teratur. Taehyung terpejam bagai kucing, meringkuk dalam pelukan Jungkook.
“So pretty,” Jungkook bergumam seraya melepaskan tangan Taehyung dari jerat gesper. Melihat bekas merah melingkar di pergelangan cantik, setitik rasa bersalah hadir di dada Jungkook. “Besok pakai pita saja, it will look more pretty on you right baby? Hmm?” Jungkook berucap lembut sambil meninggalkan kecupan ringan di bekas jerat gesper yang memerah.
Taehyung tidak menjawab selain hembusan nafas halus dan bulu mata lentik terpejam.
Mengusap pipi dan juga rambut perak dari alis yang lebih tua, Jungkook menatap maid manisnya. “Aku mencintaimu.. kau mungkin tidak tahu tapi aku sangat mencintaimu, Taehyung. Kau milikku dan tidak akan kubiarkan seseorang mengambil dirimu dari ku, termasuk kau tidak akan kubiarkan kau pergi dan lari dari ku. Selamanya.
Akan ku hancurkan semua jika suatu saat nanti kau benar-benar pergi dariku, termasuk siapapun yang kau sayang.
Ini adalah sumpah..”
Sebuah sumpah yang sudah lama Jungkook pegang kuat kuat dalam hati. Sebuah sumpah yang Jungkook selalu ikrarkan dalam hening setiap mencuri ciuman dan pengalaman pertama Taehyung dulu.
Dua puluh enam tahun bersama, Jungkook tidak pernah membayangkan dunia tanpa omeganya.
Anak pengasuh nya, teman bermain, kakak yang mengajarinya banyak hal dan cinta pertama
Dan mungkin juga yang terakhir.
Satu satunya.
Jungkook tidak tahu awal mula perasaan cinta itu tumbuh karena nyaris setiap langkah hidupnya selalu beriringan dengan Taehyung. Tidak ada ingatan tanpa senyum kotak itu. Tidak ada.
Tapi obsesinya kian tumbuh seiring bertambahnya usia. Dimulai saat Omega itu mendapatkan surat cinta di lokernya saat masih sekolah menengah pertama, Jungkook merobek surat itu dan memukul alpha yang berani beraninya mengatakan cinta pada Taehyung.
Jungkook juga masih ingat ciuman pertama mereka di umur 15 dan saat Taehyung 16. Ciuman kekanak-kanakan kanakan di bawah kolong meja makan untuk menghindari guru privat yang menyebalkan. Rasanya seperti coklat dan strawberry, mereka memang diam-diam memakan coklat dari dapur sambil bersembunyi tapi rasa strawberry itu dari bibir Taehyung.
Tawa kecil Taehyung sambil menutup bibir dan mata segaris tipis bagai bulan sabit, “rasanya aneh, geli! Kookie seperti coklat! Hihihi.”
Jantung Jungkook kecil berdebar, kali pertama jantung nya bertalu seperti itu. Jungkook kecil ingin lagi, ingin mencecap lagi rasa strawberry itu tapi sayang guru privat Jungkook menemukan mereka dan Jungkook kecil terpaksa belajar biologi. Disitulah Jungkook belajar soal Alpha Omega bagaimana mereka bisa bersatu dan Jungkook bertekad akan menikahi Taehyung suatu saat nanti.
Itu juga awal dari permintaan absurd ke ayahnya untuk menjadikan Taehyung sebagai ‘maid’ pribadinya.
“Aku tak mau butler aku mau maid dan aku mau Kim Taehyung yang jadi maid ku.”
“Itu aneh, dia laki laki.”
“Aku tidak peduli aku mau dia jadi maid ku.”
Ayahnya menatap nya aneh, Jungkook memang aneh. Dia alpha jenius, pintar membaca situasi dan juga manipulatif bahkan sejak masih belia. Ayahnya benci Jungkook karena sifat itu dan ayahnya juga benci Jungkook karena kakek mereka lebih menyukai Jungkook sampai memutuskan seluruh ahli waris harta dan kuasa Jeon jatuh ke tangan mungil Jungkook. Melewati sang ayah seakan generasi itu tidak ada. Ayah dibandingkan langsung oleh anaknya nya sendiri hingga Jeon Hyungsuk membenci darah daging sendiri.
“Lakukan terserah mu. Aku juga tidak peduli.”
Jungkook membuat seragam maid dari bahan kualitas tinggi dan memberikannya sebagai kado ulang tahun ke 17 Taehyung yang tentunya diterima dengan senang hati. “Dengan senang hati aku menjadi maid Tuan Muda!”
Naif, Jungkook suka.
Obsesi itu juga kian membesar saat Taehyung mendapat heat pertama nya di umur 18. Aroma manis strawberry dan krim, Taehyung dengan wajah merona manis. Taehyung bagai kudapan manis. Jungkook nyaris menyerang tapi ibu Taehyung, Sunhee sudah keburu memeluk anaknya omeganya dan membawanya ke kamar.
Setahun setelahnya Jungkook mendapat rut pertamanya. Dia ingin menghabiskan rut pertamanya dengan Taehyung, mencicip bibir manis itu lagi, menyentuh tubuh mungil itu dan mendengarkan namanya disebut berkali kali oleh suara karamel khas milik Taehyung. Tapi Sunhee, lagi-lagi Sunhee memisahkan mereka dan Jungkook harus puas menghabiskan rut pertamanya sendirian berbekal sapu tangan Taehyung yang sehari sebelumnya diberikan.
Saat Jungkook berumur 19 dan Taehyung 20, itulah pertama kalinya mereka saling bersentuhan. Di malam saat pesta besar digelar di mansion Jeon, saat Taehyung bertugas menjadi maid. Saat darah Jungkook mendidih melihat alpha lain melirik omega nya tanpa ijin.
Menarik Taehyung keluar dari ruang pesta, mencumbunya nafsu di taman. Wajah Taehyung terlihat sangat menggoda di bawah cahaya rembulan. “Tuan muda?! Apa yang anda lakukan! Berhenti!”
“MEREKA MELIHATMU! MEREKA MELIHATMU DENGAN TATAPAN MENJIJIKKAN SEOLAH KAU SESUATU YANG BISA MEREKA LIHAT SEENAKNYA! KIM TAEHYUNG KAU MILIKKU!! TUBUH DAN JIWA MU MILIKKU DENGAR?!”
Jungkook masih ingat seperti kemarin bagaimana wajah terkejut Taehyung saat dirinya menaikan suara. Omega itu bahkan terlihat ketakutan. Ah, Jungkook tidak tahan..
Dia begitu menggemaskan, Jungkook ingin menyentuhnya. Ingin omega itu merengek dibawahnya.
Malam itu, Jungkook mencumbu habis bibir Taehyung hingga bibir itu merah bengkak dan pemiliknya lupa daratan.
“Tidak, hiks.. ini tidak benar Tuan Muda, aku hanya seorang pelayan.” Mata biru itu berlinang dan cantik. Begitu cantik Taehyung dibawahnya. “Berhenti, anda tidak pantas melakukan ini pada pelayan rendahan sepertiku. Aku mohon, jangan lakukan hal yang akan kau sesali nanti, Tuan Muda.”
Jungkook menggeleng, bibir menyusuri leher hingga dada tangan mengusap dada yang sudah telanjang tanpa sehelai benang dan bermain pada puting merah muda yang sudah mencuat dan dihadiahi desahan kecil tertahan yang sungguh ingin Jungkook dengar seluruhnya.
“Aku tidak akan menyesal, sedari dulu aku ingin melakukan ini. Aku mendamba tubuh ini. Kau milikku Maid Kim maka dari itu turuti perintahku. Tubuh ini dan jiwa ini milikku seorang.”
Malam panas itu berakhir luar biasa, pengalaman pertama yang sudah Jungkook damba dalam mimpi menjadi kenyataan. Bahkan rasanya di luar imajinasinya. Tubuh Taehyung luar biasa indah, setiap jengkal tubuhnya manis dan bibir itu mendesah namanya bagai sebuah dosa.
Mulai dari hari itu, pergulatan mereka jadi lebih sering. Tidak ada seminggu tanpa Taehyung menghabiskan malam cockwarming Jungkook semalaman. Dan sudah jadi rahasia umum kenapa jalan Maid Kim timpang dengan tubuh wangi persis seperti jungkook, atau kenapa leher omega itu selalu penuh dengan bekas merah. Jungkook kian berani dan tak ragu lagi menyentuh Taehyung di mansionnya sampai dia mulai muak dengan kakeknya yang terus mendikte hidupnya.
“Berhenti berhubungan dengan maid rendahan itu. Kau akan menikah dengan omega lain yang lebih pantas untuk Keluarga Jeon.”
Persetan, Jungkook tidak tertarik dengan omega lain dan Jungkook tidak akan melepas Taehyung bahkan sampai kiamat nanti. Makan jari tengah Jungkook dan urus saja hidup pendekmu yang tidak lama lagi.
Setelah menamatkan kuliah dan bekerja di perusahaan mereka juga mandiri secara finansial. Jungkook membereskan koper dan angkat kaki dari mansion besar Jeon ke Seoul tak lupa sambil menggandeng tangan Taehyung ke sana.
Lembaran baru di Seoul bagai mimpi, Jungkook pulang disambut wajah cantik Taehyung. Menyentuh Taehyung lebih bebas bahkan nyaris tak ada jengkal di apartemennya tidak mereka habiskan sesi panas bersama. Jauh dari Kakek Jeon atau pandangan jijik Ayahnya sendiri. Jungkook menikmati hidupnya bersama Taehyung berdua di apartemen mewah di kawasan elit.
Tidak ada langkah Jungkook tanpa Taehyung, tidak ada satu waktu pun dirinya tak melihat Taehyung. Seperti itu selama 26 tahun dirinya hidup. Seluruhnya sempurna. Begitu sempurna.
Sampai sebuah surat pengunduran diri tergeletak di ruang kerja pribadi nya dan Taehyung berkata sesuatu yang membuat Jantung Jungkook berhenti berdegup sesaat.
“Tuan Muda, saya ingin resign.”
TBC
You must be logged in to post a review.
Related Paid Contents
-
🔒 Braven – 25. Bonding
Author: Miinalee -
🔒 Braven – 26. Deception
Author: Miinalee -
🔒 Kamu & Aku: Satu
Author: Ipul RS -
🔒 Manager Jeon pt.2 (NC)
Author: _baepsae95
Reviews
There are no reviews yet.