Tiny Toes – 5. Baby Blues?

Author: Miinalee

Kadang-kadang, Arthur merasa Jungkook bersikap seakan-akan tidak ada Nymeria diantara mereka. Tiap mereka jalan kencan berdua atau tiap kali Nymeria disita oleh Angelina dan Jean.

Jiwa muda Jungkook justru lebih membara setelah mereka punya Nymeria. Yang  justru jadi pertanyaan besar bagi Arthur.

Saat ibu muda lain selalu menjadikan bayi  mereka sebagai sumber topik bahasan, dimanapun, kapanpun, pada siapapun yang diajak bicara. Jungkook hampir tidak pernah menyebut nama Nymeria saat mereka keluar berdua saja tanpa balita mungil itu.

Kelakuan Jungkook seperti pemuda baru menjalin asmara dengan pria dua kali usianya, yang kadang mungkin disalahartikan oleh mata-mata yang melirik lancang. Karena sekali lihat, orang pasti berpikir Arthur menyimpan Jungkook sebagai sugar baby. Atau Jungkook mungkin terlihat seperti anak kuliahan butuh dana butuh jajan dan Arthur ada disana untuk memenuhi kebutuhan itu, yang tidak sepenuhnya salah.

Di hari-hari tertentu Jungkook merangkulnya mesra, menebar pesona “I’m taken” kemana-mana. Tapi di lain hari anak itu hanya menggandeng tangan Arthur, jalan bersebelahan seakan mereka anak tunggal dan ayah yang sudah duda.

Awalnya, Arthur mengira istrinya mungkin terkena baby blues. Sembilan belas tahun tetap usia yang terlalu muda untuk punya bayi, terutama bagi anak seindependen dan sekeras kepala Jungkook. Baby blues mungkin menjelaskan tingkah aneh Jungkook yang kadang-kadang bersikap seakan mereka tidak punya Nymeria.

Tapi tiap pulang ke rumah dan ada Nymeria disana, sikap pemuda itu berubah 180 derajat. Seakan-akan seluruh dunianya adalah Nymeria dan hanya Nymeria dan tidak pernah ada Arthur di dunia itu. Sisi ini sama menjengkelkannya.

Jadi, jenis penyakit macam apa ini?

Arthur yang menjemput Jungkook langsung dari sekolahnya hari ini, dan begitu sampai rumah pemuda itu langsung berlari-lari kecil mengambil Nymeria dari gendongan Jean. Khidmat sekali dikecupnya sekujur wajah balita itu. Kening ke hidung, hidung ke pipi, pipi ke dagu, lalu berulang lagi dari kening. Balita dalam gendongannya menggeliat dan mendorong wajah Jungkook risih, tapi kalah tenaga dan berakhir dikecup habis oleh ibunya.

Dada miss Mê sooo munch!

Nomm!

Itu ‘stop’ dalam bahasa Nymeria. Arthur lebih paham dari Jungkook, tapi enggan dikoreksinya pemahaman keliru pemuda itu demi mencegah perang. Jungkook sudah berlari ke dapur mengira putri mereka menginginkan makan siang.

“Oh, baby hungry? Awritey rite, baby.” 

Mê sudah makan sejam yang lalu, bird.” Jean menegur sambil lalu, wanita itu berkemas berniat pergi karena ia sudah menghabiskan setengah harinya menjaga Nymeria.

Belum denganku.” Jungkook meletakkan Nymeria di atas meja marmer, menjaganya dengan satu tangan sementara ia mengupas pisang. “Baby loves banana much? Like dada, right? Dada loves banana!” 

Lagi. Arthur diperlakukan bagai pintu kulkas disana, dibiarkan berdiri di pinggir dapur tanpa dilibatkan dalam kegiatan bercengkrama keluarga kecil mereka. Padahal keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

Entah apa yang membisikinya, Arthur tiba-tiba mengatakan,Ayo makan di luar.”

“Huh.”

“Makan di luar. Dengan Nymeria.”

“Tapi kata Jean, Mê sudah makan.”

“Kau belum makan.”

“Um… Oke, tunggu. Aku cari Jean dulu.”

Wanita itu sudah menjaga putri mereka setengah hari dan Jungkook bermaksud menitipkan Nymeria lagi, Arthur menarik lengan pemuda itu dan menatapnya dengan senyum datar penuh tekanan.

“Kita belum pernah makan bersama di luar, bertiga.”

Maaaan! Kau bicara soal membawa Nymeria, keluar, ke publik, yakin kau sehat hari ini?” Jungkook berjinjit lalu mengetuk-ngetuk kening Arthur.

“Kenapa? Kau malu membawa Nymeria?” Arthur malah meladeni, direngkunya pinggang Jungkook sementara Nymeria terhimpit pelan diantara mereka.

Nymeria menatap Jungkook dengan mata besar yang bingung, lalu bayi itu menatap ayahnya, lalu menatap ibunya, mata hazelnya berbinar melihat pipi merah muda Jungkook yang langsung dilahapnya dengan seruan kencang “Bwaah!” dan satu ciuman penuh liur.

Jungkook yang siap berdebat soal keamanan, privasi, hidup, dan mati, langsung menyerah saat liur dingin Nymeria menyentuh kulit wajahnya. Pemuda itu tergelak, membalas ciuman di wajah bayinya sama basahnya.

“Aku? Malu? Bah!” serunya sewot sambil membebaskan diri dari tangan Arthur. Sambil berlari-lari kecil Jungkook menggendong Nymeria, dibawanya balita itu berputar di ruang tengah, memancing gelak kecil Nymeria. Kupluk mungil jatuh dari kepala balita itu saat Jungkook berputar ala balerina sambil menggendong putrinya.

I made you, I made you, I made you!” katanya sambil berputar, sambil mengecupi wajah dan bahu Nymeria, dan sambil berseru My baby!”

“We made her,” Arthur mengoreksi. “Siap-siap, kucarikan jaket untuk Nymeria.”

“Kami sudah cantik, tidak perlu siap-siap!”

Arthur hanya mendengus, menghilang sebentar lalu kembali membawa jaket mungil pink. Kali ini Jungkook malah berdansa sambil menggenggam tangan kecil Nymeria. Sempat-sempatnya pemuda itu menyalakan musik opera, kelakuan pemuda itu membuat Arthur tidak bisa menahan senyum miring di bibirnya. Lebih-lebih saat berulang-ulang Jungkook mengecupi Nymeria dengan kalimat ‘Bayikuu, aku yang membuatmuuu!’

“Nymeria: Made in Sicily, atau Made in China?”

“ARTHUR!”

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Tiny Toes – 5. Baby Blues?”
Beranda
Cari
Bayar
Order