Hari pertama di luar istana…
Tap
Tap
Tap
Langkah kaki terdengar tergesa berjalan cepat menyusuri pasar. Helaan nafas berat terus keluar dari bibir penuh dikala ia menggerutu Karna merasa ceroboh terlambat untuk datang ke sekolah di Hari pertama ini. Si pemilik tubuh mungil terus mempercepat lari nya hingga ia pun sampai disalah satu sekolah yang berada di tengah desa. Bibir tebal nya tersenyum sembari merapikan baju agar terlihat rapi ketika ingin memasuki kelas.
“Selanat pagi Ssaem, dan maafkan aku karna terlambat hari ini” Ujar Jimin sambil membungkuk dan meninggikan sedikit suara hingga semua yang berada dikelas melihat kearah nya dengan tatapan bingung.
“Kau- Park Jimin,,?” Ucap sang guru yang berdiri lalu mendekati Jimin yang mengangguk kecil
“Hari pertama mu sudah diawali dengan keterlambatan, bagaimana bisa terjadi? Kau itu niat untuk menuntut ilmu tidak!?” Hardik guru nya dengan wajah datar mengintimidasi Jimin
“Maaf Ssaem, aku tak kan mengulanginya lagi ini yang pertama dan terakhir kali aku terlambat. Aku janji.” Timpal Jimin masih menunduk hingga terdengar suara helaan nafas saja dari pria bertubuh tinggi dihadapan nya itu
“Ya sudah masuklah dan duduk disana, didekat Taehyung.” Kedua bola manik indah melirik pada telunjuk yang terarah pada salah satu murid yang duduk seorang diri di urutan belakang. Jimin mengangguk tak lupa ia mengucapkan kembali kata maaf dan juga rasa terima kasih nya. Ia berbalik lalu berjalan menuju tempat kosong yang menjadi tujuan nya
Tubuh mungil ia bawa untuk duduk disamping seorang laki-laki yang duduk serius membaca sebuah buku
“Hai, aku Park Jimin. dan kau pasti Taehyung kan yang tadi disebut oleh Ssaem, senang berkenalan denganmu Tae shi..” tangan mungil terulur pada sosok remaja laki-laki yang menatap nya tak ramah.
“Jangan sok akrab dengan ku. dan jangan terlalu melebarkan senyum mu itu. Kau terlihat menakutkan.” Imbuh nya kembali membuat Jimin menggerutu di dalam hati.
“Ishh,, wajah nya saja yang tampan. Tapi sikap nya kasar. Cih ketus,”
💮
💮
Sementara itu sosok Pangeran Jeongguk tampak serius dengan buku yang tengah ia pelajari. Ia fokus seharian ini tanpa mengeluh sedikit pun hingga membuat guru pribadi nya tersenyum tipis mengetahui keseriusan sang penerus tahta tersebut.
Sudah hampir 2 jam ia membaca serta menghapal buku yang menggunakan huruf hanja sepenuh nya. Kepintaran serta kecerdasan yang ia miliki merupakan cerminan dari Raja Joseon saat ini. Sang Ayah menduduki tahta diusia 18 tahun ketika Raja terdahulu meninggal dunia karna sakit.
“Wangja Mama,, sepertinya hari ini sudah cukup. Anda terlalu memporsir waktu yang ada dengan membaca semua buku itu. Sekarang saat nya anda untuk beristirahat Mama,” ucap seorang pria yang duduk disamping nya dengan pelan hingga membuat Jeongguk mendongak
“Ck tak seru sekali, aku masih ingin membaca semua nya. Lagi pula waktuku masih panjang ” buku ditutup kasar dan Mata melirik kesal merasa tak suka jika diganggu waktu belajarnya.
“Maaf Mama,, tapi ini sudah hampir siang anda perlu beristirahat ah- Raja datang kemari-” ucapan terhenti kala kedua mata melihat kedatangan ayah Pangeran, sontak pria yang bertugas menjadi Guru Jeongguk itu berdiri saat melihat sosok Raja yang berjalan mendekat kearah mereka.
“Jeonha,,,”
“Ayah,,”
Jeongguk berdiri lalu memeluk tubuh sang Raja yang dihadiahi kekehan kecil.
“Kau belajar begitu giat Wangja,, apa sangat menyukai buku yang kau yang tengah kau pelajari ini?”
“Tentu saja Ayah, buku-buku ini semua nya sangat bagus dan isi didalam nya begitu menarik sekali. Banyak ilmu yang aku ketahui tentang negara lain serta pemerintahan mereka yang berbeda dengan kita” jawab Jeongguk sembari tersenyum lebar hingga gigi kelinci terlihat jelas di antara deretan gigi rapi pangeran muda tersebut.
“Dan untuk mu terima kasih telah sabar membimbing nya dalam hal ini.” Ucap Raja bernama Jeonghyun menatap pada sosok Guru yang menunduk patuh padanya.
“Ini sudah kewajiban hamba Jeonha,, lagi pula Wangja Mama begitu pintar dan cepat mengerti dalam segala hal. Ia begitu berbakat Jeonha,”
Raja Jeonghyun tertawa pelan sembari mengelus rambut hitam si Pangeran. Ia begitu bangga memiliki keturunan yang ia dambakan sebagai penerus nya kelak. Ia ingin Jeongguk tumbuh dengan semua sifat dan sikap yang menjadi panutan bagi siapa pun.
“Kalau begitu hamba undur diri Jeonha,,,”
Setelah kepergian guru nya Jeongguk duduk kembali mengikuti sang ayah. Mereka bercengkrama kecil membicarakan berbagai hal menarik hingga tak sengaja jika Jeongguk mengeluhkan tentang Jimin yang pergi dari istana. dan tentu saja hal itu membuat wajah Jeonghyun tak suka.
“Buang lah pikiran mu tentang nya Wangja,, kau harus ingat bahwa dia berbeda status denganmu. Akan lebih bijak jika kau lebih mementingkan tentang Ibu mu. Karena Ayah mendengar dari dayang Cha bahwa Ratu jatuh sakit hari ini. Apa kau sudah menjenguk nya?”
Jeongguk tertunduk. Ia diam membisu dengan perasaan marah bercampur kecewa. Sungguh bukan ingin bermaksud membuat wanita yang telah melahirkan nya itu sedih karena nya. Tapi ada rasa terselip begitu besar mengganggu nya dari kemarin.
“Baiklah Ayah, setelah ini aku akan ke tempat Ibunda. Tapi aku hanya merindukan temanku itu. Ayah tahu bukan kalau aku ini tidak memiliki teman selain dirinya. Jadi wajar jika aku merasa kehilangan. Maafkan aku jika ini membuat Ayah merasa kesal padaku, tapi apa salah nya jika kami berteman”
Jeonghyun menghela nafas lalu berdiri ” kalian berbeda kasta. Dia terlahir dari kaum rendahan jadi tak pantas jika berada disamping mu sebagai teman melainkan hanya seorang budak maupun pelayan.” Ucap nya tegas membuat Jeongguk meremas lutut nya erat merasa kecewa mendengar setiap tutur kata sang Ayah mengenai Jimin.
“Baiklah Ayah. Aku akan selalu mengingatnya.”
“Baguslah kalau begitu pergilah ke paviliun Ratu karena Ibu mu pasti menunggu kedatangan mu.”
Jeongguk mengangguk lalu menuruti ucapan Jeonghyun. Ia berlalu dari ruang belajar berjalan cepat dengan rasa marah menumpuk dihati.
“Ini tak adil untuk ku, kenapa disetiap rasa bahagia yang aku punya selalu kalian tentukan. Tidak mengertikah bahwa kalian telah merenggut Sumber semangatku dikala beban seluruh mengenai tahta tertuju pada ku. Aku tidak menginginkan hal besar, aku hanya ingin dia disini, disampingku sebagai teman. Karena hanya dia yang mengerti perasaan kesepian ku ini” gumam Jeongguk disetiap langkah kaki berjalan menuju paviliun sang ibunda. Kedua mata bulat terpaku pada deretan bunga berwarna orange muda bermekaran indah di setiap sudut istana.
“Bunga itu, Jimin hyung— aku rindu padamu” wajah tampan menyendu menatap lamat bunga tiger Lily yang pernah ia berikan pada Jimin sebagai hadiah pertemanan mereka.
🌸
🌸
🌸
Sementara di dalam ruangan kamar Ratu, terdapat seorang pria yang berprofesi sebagai peramal istana. Wajah Jieun tampak serius dengan mendengar setiap ucapan pria itu mengenai garis takdir dirinya dan Juga mengenai Masa depan Jeongguk sebagai penerus tahta kerajaan kelak.
“Wangbi Mama,,”
“Ada apa? Beri tahukan padaku tentang semua yang kau lihat Tuan Kang Jihwan.” Ucap Jieun dengan tak sabar setelah melihat reaksi wajah pria peramal itu.
“Ada banyak cahaya bersinar dalam takdir Pangeran Mama,, namun Salah satu nya sinar itu bahkan akan lebih terang menenggelamkan sosok kepemimpinan Pangeran nanti di Masa depan. Dan juga-” ucapan pria peramal itu terhenti lalu menghela nafas berat membuat Jieun meninggikan suaranya karena merasa penasaran.
” Dan juga apa!!? Cepat lanjutkan kata-kata mu itu,,”
” Sekaligus menghancurkan sinar anda Mama, karena sosok itu memiliki anugerah yang telah diberikan Tuhan padanya sejak lahir, dia— nanti nya akan memimpin kerjaan Ini meski terjadi pertumpah darah disekitar singgasana ia akan selalu mampu membuat suasana kembali menghangat. Karna sosok itu merupakan pemikat 2 penguasa sekaligus,”
Jieun terkejut mendengar penuturan si peramal hingga tak bisa berkata-kata. Nafas serasa tercekat pada kerongkongan dengan peluh keluar membasahi wajah cantik nya
” Dua penguasa,,? Pertumpahan darah?,”
” Iya Mama,,”.
” Apa orang itu Selir Jang,,?”
💮To Be Continue💮
You must be logged in to post a review.
Related Paid Contents
-
🔒 Filter pt.2 (NC)
Author: _baepsae95 -
🔒 Braven – 14. Credence
Author: Miinalee -
🔒 Hidden Chapter 15-0
Author: _baepsae95 -
🔒 Code Name : V (NC)
Author: _baepsae95
Reviews
There are no reviews yet.