Chapter 06

Author: Arjunapisces

 

 

Semenjak kejadian di pasar, hubungan Jimin Dan Taehyung sebagai teman semakin erat. Mereka selalu bersama disetiap waktu dan setiap saat contoh seperti sekarang ini, keduanya duduk berdampingan dengan Mata mereka kompak menatap langit senja disore hari .

 

“Tae,, boleh aku bicara padamu akan satu hal tidak?” Si Manis menoleh pada remaja tampan yang mengangguk pelan  menjawab pertanyaan teman nya itu

 

” Menurutmu apa aku ini boleh memiliki perasaan lebih dari teman pada seseorang?–” suara memelan karna tergambar jelas keraguan diwajah nya

 

” Memang nya ada yang melarang- toh manusia itu dibebaskan memiliki rasa itu pada siapa pun”

 

Jimin terdiam lalu menunduk menatap gelang merah pemberian dari Ratu, Ibu Jeongguk

 

” Tapi aku pasti tak bisa melakukan itu pada dia– Kita jelas berbeda kasta dan juga Kita tercipta dari satu golongan sama yaitu seorang pria.” Batin nya merasa sedih dengan semua yang ia rasakan saat ini.

 

Taehyung yang melihat raut kesedihan dari wajah teman nya itu pun tersenyum simpul sebelum Tangan terulur mengusak rambut hitam Jimin dengan gemas.

 

” Apa yang kau pikirakan hem,, kau suka pada seseorang? Siapa dia?”

 

Jimin mengerucutkan bibir tebal nya sembari merapikan rambut yang sedikit berantakan akibat ulah Taehyung barusan

 

” Ish mau tahu saja, rahasia!”

 

Dan mereka pun tertawa bersama setelah Taehyung terus menggoda Jimin dengan kata-kata konyol nya. Pipi gembil yang bersemu merah kala mengembangkan tawa lebar ditatap lamat oleh dua mata berwarna cokelat gelap milik Taehyung . Remaja Tan itu tenggelam dalam tatapan teduh nya pada Jimin. Hingga tak sadar rasa yang ia miliki pun sama dalam nya

 

” Aku harap orang itu adalah aku– Jimin ah…”

 

” Sudah ah Ayo kita pulang Tae, Hari mulai malam nanti ayah mu marah lagi padamu karna kau telat sampai rumah” si Manis terlebih dahulu berdiri lalu mengulurkan Tangan hingga diraih oleh remaja tan tersebut

 

“Oke Kajja Kita pulang, jalan-jalan sore sudah selesai. Apa kau sudah puas melihat langit sore Ini?”

“Tentu saja sudah,”

 

Akhirnya keduanya pun berjalan pergi meninggalkan tempat mereka yang biasa dihabiskan waktu berdua disana. Melihat sinar mentari yang meredup diantara langit biru menuju kelabu.

 

 

🌺

 

🌺

 

🌺

 

 

Setelah kematian Selir Suk Bin, Ratu joseon itu terlihat memancarkan wajah bahagia mengetahui hal buruk pada Putra serta posisinya kini sudah aman terkendali dibawah kuasanya. Ia berdiri menatap pohon Sakura yang menjulang tinggi, pohon dengan bunga cantik itu tengah berguguran jatuh diatas tanah. Namun saat ini ada satu hal kecil yang mengganggu nya. Bayangan bahkan rupa yang ia rindukan.

 

Raja Joseon Jeonghyun..

 

Lelaki tampan itu sama sekali belum mengunjungi diri nya setelah kematian Selir Suk Bin, suami nya itu masih terpuruk atas kematian sang belahan jiwa. Bahkan tugas kenegaraan sempat terganggu akibat Kaisar masih diliputi duka. betapa tidak, wanita yang ia cintai pergi dengan buah hati mereka dengan cara Tragis. Racun mematikan masuk kedalam tubuh nya bercampur teh hijau yang selalu ia minum pada malam hari. efek racun bekerja sangat cepat hingga mampu melumpuhkan seluruh syaraf serta kehidupan lain di rahim nya. Janin yang masih berusia muda gugur begitu saja. Dan sampai sekarang ia menunggu hasil investigasi  dari pembunuhan yang terjadi.

 

“Yang mulia aku harap perasaan mu tidak terpusat pada hal Ini saja, masih ada aku yang membutuhkan perhatian mu itu,, bahkan aku lupa sudah berapa lama Kau tidak menemui ku di kamar pribadi ku,, aku sungguh rindu padamu, Jeonghyun” gumam Jieun yang menatap sendu kembali pada objek yang sama.

 

” Wangbi Mama, saya membawa kabar dari seorang prajurit yang ditugaskan untuk mengintai pergerakan Pangeran beberapa hari ini.” Ucap dayang kepercayaan Ratu joseon itu seraya mengulurkan sebuah surat padanya. Dengan cepat ia raih dan membuka surat itu.

 

” Apa-apaan ini Jeongguk. Kau mencari masalah untuk dirimu sendiri. Ibunda mu masih hidup jangan pernah memiliki keinginan yang kelak menghancurkan mu” Surat ditangan nya ia genggam erat lalu meremas nya hingga hancur, mata memancarkan amarah setelah membaca detail isi surat yang bertuliskan isi perasaan Pangeran terhadap Jimin.

 

“Satu masalah telah hilang dan kini masalah lain nya muncul. Membuat ku pusing saja. Jeongguk kau benar-benar tak mendengarkan semua perkataan Ibu nya. Jika seperti ini aku terpaksa mengurus Jimin dengan semestinya,” ia mengurut pelipis demi menghilangkan efek pusing yang didera.

 

“Dayang Cha, perintahkan untuk prajurit itu kembali ke daegu dan lenyapkan Jimin. buat semuanya nampak terlihat seperti kecelakaan.”

 

“Baiklah wangbi Mama,”

 

Setelah kepergian sang dayang, kini Jieun mengehmbuskan nafas nya kasar menatap langit biru begitu cerah meski perasaan nya terbalik atas keadaan. Mungkin ia akan menjadi manusia penuh akan dosa demi melindungi sosok Putra kesayangan yang menjadi tumpuan dirinya kelak.

 

🌸

 

🌸

 

🌸

 

Malam itu terasa begitu sunyi, kedua kaki mungil melangkah sedikit cepat melewati jalanan sepi. Entah kenapa hati nya merasa tak tenang sejak tadi. Ia yang baru saja pulang dari rumah Taehyung tak sadar jika tengah diikuti oleh beberapa orang secara diam-diam.

 

Langkah semakin ia bawa cepat demi ingin sampai di rumah. namun saat akan berbelok arah ia terkejut melihat dua orang pria berdiri memakai penutup wajah sembari tangan mengacungkan sebuah pedang kearah nya.

Tubuh mungil bergetar takut. Ia berjalan mundur saat dua orang itu semakin dekat dan bersiap menebaskan ujung pedang hingga ia berteriak keras dengan mata tertutup rapat. Sejenak Ia terdiam dan merasakan suatu beban menimpanya. Kedua mata terbuka dan terkejut melihat sosok Taehyung yang memeluk nya posesif.

 

“Ta-Taehyung..? Ucap nya pelan

 

” Hh ka-kau tak apa Jim, hh” jawab nya susah payah tak lama darah mulai keluar dari sudut bibir seiring tubuh dipelukan Jimin terjatuh ke tanah.

 

” TAEHYUNG!! Tidak! Hiks”

 

Suara teriakan dirinya membuat seorang prajurit sedikit panik karna tidak ingin kejadian ini diketahui oleh banyak orang, hingga ia pun bergerak cepat memojokkan Jimin untuk segera dihabisi menggunakan pedang yang sudah tertinggal darah dari temannya. Mata indah terus menyorotkan rasa kekalutan kian memcekam. Nafas dirasa tercekat ditenggorokan. Jimin menangis, ia merapalkan nama ibu nya berkali-kali tanpa henti. Terselip ada doa agar ada yang menolong nya dari kejadian tragis

 

“Hiks, lepaskan aku hiks jangan membunuh ku. Apa kesalahan yang aku perbuat tuan h” Mohonnya pada sang pelaku namun sia-sia karna justru hal selanjutnya adalah pedang terangkat tinggi bersiap mengayun pada tubuh nya begitu bebas. Mata kembali ia pejamkan rapat, tak berani menatap kematian di depan nya

 

Splasshh

 

Satu anak panah berhasil menancap ditangan pria itu hingga pedang terjatuh di tanah. Jimin pun mendorong tubuh pria dihadapan nya sangat keras hingga dirinya dapat meloloskan diri secara refleks. Kedua mata melihat sosok Ayah dari Taehyung yang datang tepat waktu. Tergopoh dengan nafas berat. Langkah kaki nya terhenti setelah melihat tubuh yang ia sayangi bersimbah darah

 

” Tae!” Ucap Namjoon melirik pada sang anak yang tergeletak di tanah tanpa adanya respon.

 

” Sialan, berani nya kau menyakiti Putra ku.. lihat apa yang akan aku tunjukkan padamu.” Suara bergetar dengan tatapan marah terarah pada dua sosok pembunuh Taehyung. Ia pun dengan cekatan memberikan pukulan serta tendangan bagi mereka hingga kedua orang itu sedikit kewalahan menerima semua perlawanan dari Namjoon. Pedang yang terjatuh ditanah ia raih lalu mengarahkan pada satu pelaku hingga tertembus mengenai perut. Darah segar mengalir keluar banyak hingga satu teman nya mulai merasa takut, ia pun berniat untuk kabur namun say angel sekali lagi dengan keahlian pedang nya, Namjoon kembali menusukkan pedang berdarah dipegang nya pada pinggang lawan hingga tumbang ke tanah dengan suara ringisan dibalik penutup wajah

 

 

” Kau harus mati, tapi sebelum itu siapa yang menyuruh mu untuk melakukan pekerjaan Kotor ini! Karna aku lihat kalian seperti propesional dalam membunuh” ucap Namjoon kala menginjak Luka dipinggang Salah satu pembunuh bayaran yang semakin meringis kuat

 

“Aakkkhh, Le lepas hh”

 

“Siapa yang menyuruh kalian bajingan! Cepat katakan!” Teriak nya lagi Kali ini injakan pada luka semakin dikuatkan hingga tubuh penuh darah dibawah tanah itu mengangguk lemah seraya mengucapkan satu nama yang mana mampu membuat Jimin terhenyak Karna terkejut tak percaya dengan apa yang ia dengar.

 

“Ya-yang mulia Ra-ratu..hhh”

 

“APA,,!”

 

🌺To Be continue 🌺

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Chapter 06”
Beranda
Cari
Bayar
Order