Pancaran sinar bulan purnama begitu terang diatas langit hitam, kedua bola mata cokelat menelisik lebih dalam sinar terang indah yang memayungi semesta. birai penuh mengedutkan senyum kecil meratap pada akan takdir hidup Yang sang pencipta berikan untuk nya. Bukan sebuah rasa sesal serta pengeluhan yang ia adu melainkan rasa ucap syukur dimana ia masih menikmati keindahan semesta alam yang menjadi pelipur lara nya.
” Tae, kau tahu setelah kau pergi Paman ah bukan maksud ku Ayah sudah bisa mengembang kan senyum dan mendendangkan tawa bahagia meski aku tahu ada luka didalam nya. Taehyungie, aku rindu padamu. Aku berjanji akan menjaga ayah mu Tae, jangan khawatir. Aku akan menyayangi nya sama seperti pada orang tua kandung ku sendiri. Taehyung, kau adalah Teman ku yang paling baik ”
kepala bersurai hitam pekat menunduk menyembunyikan air mata yang turun pada kedua pipi milik nya. Helaan nafas pelan terdengar dari sosok Namjoon yang menepuk bahu sempit Jimin seraya mengelus lembut kepala remaja Manis itu.
” Nak, ini sudah malam. Istirahat lah, Ayah tahu kau rindu pada Tae, tetapi kau juga harus jaga kesehatan mu. Kita harus memulai hidup baru disini. Mulai besok identitas mu adalah Park Jimin, seorang gadis pindahan dari desa daegu”
Jimin mendongak menghapus lelehan air mata lalu mengangguk pelan ” Iya Ayah, aku akan menjaga identitas baru ini demi kelangsungan hidup Kita disini, Dan demi satu Hal lain nya ”
Manik indah itu melemparkan tatapan penuh akan sebuah tanda dimana Namjoon menimpali nya dengan senyuman khas serta seringai tipis. Udara dingin yang terus menerpa membuat Namjoon mengajak Jimin untuk masuk ke dalam rumah sederhana mereka. Beristirahat penuh sebelum Hari-hari yang melelahkan tiba dimulai kembali.
🌸
🌸
🌸
Jeongguk masih Diam setelah mendengar penjelasan seorang penjaga istana yang ditugaskan oleh ibunda nya untuk membawa Jimin ke hadapan nya. Kedua mata bulat itu terus menatap kosong dengan tangan mengepal kuat, merasa tak percaya setelah diberitahu tentang kondisi Jimin di desa Daegu.
” APA YANG KAU BICARAKAN HAH! KAU BERANI BERBOHONG PADAKU? JAWABLAH AKU! ”
Teriak Jeongguk keras meskipun terdengar getaran disetiap kalimat nya. melihat penjaga istana diam saja ia pun merasa kesal hingga dengan tega menendang tubuh itu sampai terpental ke belakang. Jieun yang melihat Putra tunggal nya marah kini mulai mencegah lengan remaja tampan itu hingga Jeongguk berdecih lalu meninggalkan tempat paviliun Ratu dengan perasaan hancur.
” Maafkan aku Wangja, ini demi kebaikan mu.” Gumam Jieun saat melihat kepergian sang putra yang berlalu cepat tanpa pamit padanya. Meski ada rasa sesal dihati nya melihat wajah Jeongguk sedih, namun ia menepis segala nya demi suatu akan hal yaitu rencana pernikahan Pangeran berjalan lancar tanpa hambatan.
” Dayang Cha, tolong kau awasi Jeongguk. Aku tak ingin terjadi satu hal tak terduga nanti menjelang penobatan serta pernikahan nya.”
” Baik Mama.. ”
Sementara itu Jeongguk terus berjalan tanpa menengok ke belakang, meninggalkan sang kasim yang terus memanggil namanya tanpa henti. Tujuan kedua kaki nya saat ini adalah pada kebun bunga yang dulu Jimin rawat selama di istana. Ia lantas berdiri memandangi bunga tiger Lily . Sontak mengingat kan nya pada Jimin. Tangan meraih bunga itu ia petik lembut
” Hyung, apa kau benar-benar pergi? Tapi aku yakin kau masih hidup, Dan berada disekitarku. Jimin Hyung tolong kembalilah. Aku ingin memeluk mu. Aku merindukan mu hiks ” bunga diremat kuat seiring isakan Jeongguk mengeras. Ia tentu mengingat ucapan sang penjaga yang pergi ke daegu untuk menjemput Jimin nya.
” Rumah yang ditinggali oleh Park Jimin terbakar dua hari lalu Yang mulia. Mayat nya tak bisa dikenali dan sudah dimakamkan saat itu juga. ”
” Hiks tidak!! Tidak mungkin! Jimin Hyung masih hidup. Aku yakin itu. Aku yakin, aku yakin”
Jeongguk menjatuhkan tubuhnya ditanah hingga dengan sigap sang Kasim menghampiri tubuh nya dan lalu membawa dirinya untuk kembali ke kamar.
Dingin nya udara pada malam itu telah menjadi saksi bahwa Jeongguk telah kehilangan cinta pertama nya. Kehilangan Jimin, untuk selama-lama nya.
Satu bulan kemudian
Sekitar istana kerajaan terlihat begitu sibuk karna adanya perayaan pernikahan sang Pangeran muda Jeongguk dengan seorang gadis keturunan bangsawan. Semua rakyat larut pada euphoria itu namun tidak dengan Jimin yang melihat pintu istana dari jauh. Ia menghela nafas pelan dan menundukkan kepala nya. Merasa terpukul akan pemandangan indah dikedua matanya.
” Semua dipenuhi warna Hari ini, tetapi bagi ku tak indah. Warna itu membuat ku menangis, aku kenapa? Jeongguk pasti sedang bahagia disana kan? Apa dia melupakan aku? Hiks ”
Jimin meremat keranjang yang ia pegang. Air matanya turun tanpa permisi, rasa sedih membuatnya larut dalam lamunan sendu. Helaan nafas ia keluarkan kasar ketika dirinya berbalik memutuskan untuk pergi dan lebih baik pulang ke rumah dari Pada harus melihat euphoria ini.
Didalam istana sang Ratu tersenyum lebar duduk berdampingan dengan Jeonghyun menatap datar pada deretan penari yang mulai memeriahkan upacara pernikahan sang Putra. Tangan kaisar Joseon itu mengepal saat mengingat perkataan kepala kepolisian beberapa waktu lalu. Ia berdehem membuat Jieun terkejut
” Ada apa Jeonha? Kenapa wajah mu terlihat marah? Apa upacara ini terdapat kesalahan? ” Tanya nya dengan wajah bingung.
” Semua nya tampak sempurna Buin. Sangat sempurna sampai aku tidak bisa melihat celah kesalahan dari yang terlihat ” jawab nya singkat tanpa menoleh hingga Jieun merasa aneh pada sikap Jeonghyun
” Kenapa setelah kematian Selir Suk bin kau malah semakin jauh dari ku Yang mulia ”
Tak lama Jeongguk serta pengantin wanita telah hadir Dan upacara pernikahan kerajaan pun akan segera dimulai. Jeongguk begitu sangat terlihat tampan dan juga seorang gadis yang berada disisi nya pun tampak terlihat cantik dengan gaun hanbook nya.
Kedua nya berdiri bersebelahan dengan kedua tangan saling memegangi papan kayu kecil. Terdapat Salah satu menteri berdiri membacakan sebuah pengikrarran atas tali pernikahan antara Pangeran muda dengan gadis bernama Bae Joo Hyun. Keduanya pun saling berhadapan dan menunduk memberikan hormat saat pengucapan Tali pernikahan diantara mereka telah usai. Tampak gadis cantik itu tersenyum menatap suami nya meski Jeongguk hanya acuh menatap kearah lain.
Alunan musik terdengar meriah menandakan upacara pernikahan telah selesai. Kini kedua pengantin duduk berdampingan diantara Raja serta Ratu diatas singgasana kerajaan.
” Wangja Mama, apa anda ingin meminum sesuatu? ” Suara dari putri Joo Hyun menyapa berbisik pada Jeongguk yang Diam saja. Mengetahui jika tak ada jawaban Joo Hyun pun tersenyum ketir. Ia meremas gaun hanbook nya dengan erat demi melampiaskan rasa kesal didalam hati nya
” Sebentar lagi upacara pengangkatan Wangja Mama akan segera dilaksanakan Jeonha, ”
Jeonghyun melirik Jieun lalu mengangguk ” Iya Ratu ku. Aku tahu itu. Aku lihat kau sangat bahagia sekali Hari ini Jieun ah?”
” Tentu saja aku bahagia Jeonha, apa kau tak bahagia? ”
” Apa aku terlihat tidak menikmati kebahagian Putra Kita? Tentu saja aku bahagia ” Jeonghyun menolehkan kepalanya kembali menghadap sosok Jeongguk yang sudah bersimpuh didepan nya. Ia berdiri lalu memberikan sebuah pedang kerajaan menyimbolkan sang Putra kini telah berganti status menjadi Putra mahkota. Pengganti nya kelak dimasa mendatang.
DUA TAHUN KEMUDIAN
Jimin yang sedang berjalan disekitar hutan memberhentikan kedua kaki nya saat melangkah setelah ia tak sengaja mendengar suara rintihan seseorang meminta tolong. Ia berjalan begitu pelan dengan jantung yang berdetak tak karuan. Kedua mata mengedarkan ke segala arah mengamati sekitar saat suara rintih itu semakin nyaring terdengar di telinga nya. Rasa penasaran serta takut bercampur satu akan tetapi ia terus melangkah hingga dirinya bisa melihat sosok seorang laki-laki tergeletak bersimbah darah dengan busur panah yang masih tertancap disalah satu bahu kokoh itu
” Ya ampun, tuan anda tidak apa-apa? Kau masih bisa mendengar ku? Hei tuan? ” Suara nya panik menyadarkan sosok laki-laki itu sembari tangan mungil menepuk pipi yang kotor akan lumpur
” To- tolong a-aku hh ”
Jimin mengangguk cepat lalu kedua mata nya melihat penuh pada busur hingga dengan cekatan menarik ujung busur hingga terlepas dari tubuh laki-laki asing itu. Melihat banyak nya darah yang terus merembas keluar membuat dirinya reflek menyobek sedikit baju milik nya sendiri lalu mengikat pusat luka hingga aliran darah terjegah keluar lebih banyak.
” Aku harus membawa nya pulang. Tapi tubuh nya besar sekali aku mana bisa memapah sampai rumah. ” Sedikit berpikir hingga ia memiliki ide untuk pergi meninggalkan sosok laki-laki itu demi meminta bantuan dari Ayah nya.
Saat akan beranjak pergi tangan Jimin tertahan oleh tarikan. Ia menoleh hingga kedua mata nya bisa melihat jelas bahwa laki-laki itu tersenyum manis padanya
” Terima kasih ”
Jimin mengangguk lalu cekalan perlahan terlepas membuat dirinya berlari cepat menghampiri Namjoon yang tengah berada di kebun.
” Ayah.. Hah ayah hah to-tolong disana ada orang yang terluka.”
Namjoon menjatuhkan kendi berisikan air, lalu berjalan menghampiri sangat putra
” Jimin ada apa? ”
” Ada orang terluka disana Ayah. Ayo cepat, darah nya terus keluar banyak Ayah.. Ayo kita tolong! ”
Tanpa basa basi Namjoon dan Jimin berlari menuju tempat pada sosok laki-laki yang terluka parah tepat berada dibawah pohon besar. Kondisi yang cukup kritis membuat laki-laki itu mulai hilang kesadaran nya.
” Cepat kita bawa kerumah Nak. Seperti nya dia pingsan saat ini ” Ujar Namjoon dengan panik. Tubuh besar itu segera diangkat oleh Namjoon dan Jimin berjalan berada dibelakang Ayah nya dengan wajah cemas.
🌺 To be continued 🌺
You must be logged in to post a review.
Related Paid Contents
-
🔒 Dunia Lain: Prolog
Author: Ipul RS -
🔒 Muscular Hands
Author: _baepsae95 -
🔒 Closer pt. 2 (NC)
Author: _baepsae95 -
🔒 Braven – 25. Bonding
Author: Miinalee
Reviews
There are no reviews yet.