Whoever you master, please take me home.
“Kembalikan X-Box milikku, Seohyun!”
Kyuhyun, game freak belia dari Korea, berdiri di hadapan tunang-annya, Seohyun. Tangannya terulur ke depan; ekspresinya kesal. Seohyun tidak menggubrisnya sama sekali, gadis itu justru ngotot menyembunyikan X-Box Portable milik Kyuhyun di balik punggung. Sebelum Kyuhyun menuruti keinginannya, gadis keras kepala ini tidak akan menyerah.
“Berjanji dulu oppa tidak akan mengabaikan aku dan oppa harus berhenti bermain game saat aku memintanya!”
What? Dua urat mucul di pelipis Kyuhyun. Dipikirnya siapa dia? Berani sekali memerintah Cho Kyuhyun!
“Tidak mau,” Kyuhyun menjawab enteng.
“Oppa menantangku?” Seohyun mendelik. “Nanti kubanting PSP-mu!” ancamnya sembari mengangkat X-Box Kyuhyun tinggi-tinggi.
“Itu X-Box, bukan PSP.”
“A-aku benar-benar akan membantingnya!” Seohyun memegang X-Box Kyuhyun dengan tangan gemetar, antara kesal dan takut saat melihat wajah Kyuhyun makin mengeruh.
Kesabaran Kyuhyun sudah habis, tadi ia tahan besikap manis saat ayahnya di sini. Tapi ayahnya sudah pergi sejak tadi, keadaan berbeda sekarang.
“Coba kalau berani,” tantangnya.
“O-oppa!” Seohyun menghentakkan kakinya sekali, bermaksud menyalurkan kekesalan namun saat ia melakukannya, cengkraman tangannya mengendur, membuat X-Box Kyuhyun merosot cepat dan—
Trakk!
Seohyun terkesiap, refleks menutup mulut karena terkejut. Sedangkan Kyuhyun… pemuda itu melotot horor pada X-Boxnya yang sudah patah menjadi beberapa kepingan.
Secara hiperbola, mata Kyuhyun mendelik menyaksikan kehancuran X-Box tersayangnya. Kalau ia punya airmata, Kyuhyun pasti sudah memandangi benda malang itu sambil berkaca-kaca.
X-Box Portable terbaru miliknya… yang dibelinya setelah menunggu launching dua bulan penuh sekarang sudah hancur berkeping-keping. Mati. Tidak mungkin hidup lagi sekalipun Kyuhyun berhasil melakban benda ini kembali seperti bentuknya semula.
Seohyun menunduk, merasa bersalah. Bibirnya gemetar, nyaris tergugu karena kata maaf tidak kunjung berhasil keluar dari mulutnya. “O-oppa…”
“Keluar dari kamarku,” perintah Kyuhyun datar. Suaranya berat dan pandangannya tak lepas dari X-Box rusaknya.
“O-oppa!” Seohyun menghentakkan kakinya lagi. Hei, ia bermaksud minta maaf tadi! Coba saja kalau Kyuhyun menurutinya, hal ini pasti tidak akan terjadi, kan? Jadi ini bukan salahnya!
“Kubilang keluar!”
“Tidak mau!” Seohyun ngotot bertahan di kamar Kyuhyun. Dua minggu ia menunggu. Harusnya begitu ia pulang dari California, Kyuhyun menyambutnya dengan gegap-gempita. Tapi kenapa Pangerannya justru lebih mementingkan benda bodoh itu?
“Oppa~” Seohyun merajuk, ia mendekat bermaksud memeluk lengan Kyuhyun. Namun belum sempat ia menyentuh Kyuhyun, pemuda itu sudah menepis tangannya lebih dulu.
“Oke, kalau kau tidak mau keluar. Biar aku yang keluar!”
“Oppa!”
Kyuhyun mengabaikannya. Ia melangkah kasar, keluar dari apartemennya tanpa peduli Seohyun memanggil namanya seperti orang kesetanan di dalam sana. Kyuhyun merutuk, mengutuk nasib buruknya sebagai putra tunggal keluarga Cho.
Di usianya yang belia ini, 18 tahun, Kyuhyun sudah harus bertunangan dengan gadis manja yang egois itu. Seo Jo Hyun. Ia juga dipaksa melanjutkan kuliah bisnis dan menghentikan aktivitas musiknya. Di atas semua itu, kegiatan gamingnya masih diganggu juga!
Fuck this!
Karena sibuk merutuki harinya, Kyuhyun tidak sadar kakinya sudah nyaris melangkah keluar gedung apartemen. Ia lupa jarak 50 lantai bisa berlalu secepat cahaya. Hei, apartemen mewah wajib memiliki lift hemat waktu!
Kyuhyun mengawasi keadaan di luar sana. Langkahnya terhenti di pintu utama gedung ini. Di luar hujan deras dengan angin kencang, dan sepertinya bukan ide bagus bagi siapapun untuk bepergian sekarang.
Kyuhyun meraba sakunya, dirogohnya sesaat sebelum merutuk, “Fuck!” baru ia ingat tidak membawa kunci mobil, ponsel, atau dompet. Terpaksa Kyuhyun harus menunggu di sini sampai hujan berhenti. Kalau Seohyun tidak juga pergi dari apartemennya, Kyuhyun berencana menginap di rumah Donghae malam ini. Ia akan segera pergi saat hujan sedikit reda, itu rencana awalnya… sampai terdengar suara familiar yang mengesalkan itu tak jauh di belakang Kyuhyun.
“Oppa!”
“Shit!” Kyuhyun mengumpat. Tidak perlu berpaling, ia tahu itu suara Seohyun. Suara mengesalkan yang membuat Kyuhyun refleks berlari keluar di tengah hujan tanpa berpikir dua kali.
Lebih baik demam karena kehujanan dari pada pusing mendengarkan ocehan gadis manja itu!
Kyuhyun berlari lambat-lambat, tahu kalau Seohyun tidak akan mengejarnya keluar saat hujan deras begini. Sesekali gadis manja itu perlu diberi pelajaran dengan diabaikan atau ditinggal seperti ini, biar Seohyun sadar kalau dia itu menyebalkan.
“Huatchim!” Kyuhyun mengusap hidungnya lalu mengumpat. Baru sepuluh menit berjalan di bawah hujan, ia sudah menggigil seperti ini.
Meskipun bajunya sudah basah kuyup, Kyuhyun tetap berjalan di pinggir-pinggir gedung. Berusaha mencari jalur yang bisa sedikit melindunginya dari guyuran hujan.
Coba saja kalau ia membawa kartu kendaraan, setidaknya ia bisa naik Skybus meskipun tidak membawa uang. Tapi sepertinya Seohyun memang membawa kesialan untuk Kyuhyun.
Mata Kyuhyun menyipit, halte mulai tampak dari kejauhan. Dalam keadaan tidak hujan harusnya Kyuhyun bisa sampai di rumah Donghae dengan selamat meskipun harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Tapi saat hujan deras begini— dari pada demam, Kyuhyun lebih memilih untuk berteduh sebentar.
Kyuhyun menggigit bibirnya. Kesialannya mendadak bertambah saat ia sadar bahwa ia lupa membawa jaket dan hanya mengenakan t-shirt pendek begini…
Arrrh!
Kyuhyun melangkah terburu-buru, ingin segera sampai ke halte untuk berteduh. Namun semakin dekat dari halte, langkah Kyuhyun justru melambat. Kyuhyun makin menyipitkan matanya, deras guyuran hujan sedikit membuat pemandangannya pada sekeliling tampak buram, namun Kyuhyun menangkap siluet sosok itu. Seorang tampak menunduk, meringkuk berteduh di bawah naungan atap halte. Sedikit heran, Kyuhyun tetap melangkah mendekatinya. Siapa sih yang malam-malam saat hujan deras begini berada di luar rumah? Terlebih…
Kening Kyuhyun bertaut, semakin merasa heran. Dari jarak sedekat ini Kyuhyun menyadari kalau sosok itu mengenakan lingerie dan legging ketat yang begitu jelas menunjukkan lekuk tubuhnya.
Orang gila mana sih yang malam-malam nekat hujan-hujanan dengan mengenakan lingerie? Di tahun 2313?
Oh Tuhan… Dunia sudah ikut-ikutan gila.
Kyuhyun duduk di bangku halte, sedikit memberi jarak dari sosok itu meskipun tidak terlalu jauh. Sebisa mungkin Kyuhyun menjaga sikapnya untuk tampak acuh. Tapi satu kali Kyuhyun menengok ke samping, sedikit ‘tergugah’ melihat paha dan lekuk pinggang ramping yang tampak sempurna dengan balutan ekor melingkar seperti sabuk pinggang.
Ekor itu tampak lucu— Eh?
Kyuhyun mendelik.
Ekor?
Kyuhyun mendongkak diam-diam. Meskipun dalam hati terkejut setengah mati, ia tetap berusaha menjaga sikap. Benar saja, dari kepala pemuda yang tengah menunduk itu, Kyuhyun bisa melihat dua telinga hitam berbulu yang sedikit merunduk karena kuyup. Kyuhyun tidak melihatnya tadi karena hujan deras dan telinga kucing itu dari kejauhan tampak tenggelam bersama rambut hitam pemiliknya.
‘Mutan…’ Kyuhyun berbisik dalam hati. Ia sudah beberapa kali melihat mutan secara langsung, kucing dan anjing. Tapi baru kali ini Kyuhyun bertemu dengan seekor mutan, di bawah hujan, duduk sendirian tanpa majikan. Terlebih… mengenakan lingerie? Apa-apaan!
“Unggg~~”
Kyuhyun mendongak buru-buru. Suara barusan membangunkannya dari lamunan. Ia hanya merenung sebentar dan kini mutan itu sudah duduk begitu dekat di sisinya!
Kyuhyun bermaksud menampik mutan itu, namun suaranya tertahan. Cara mutan itu memandangi Kyuhyun nyaris membuatnya tersedak.
Kyuhyun hanya bisa melongo saat mata hitam yang bulat dan besar itu menatapnya sendu. Harus Kyuhyun akui, mutan ini punya wajah yang lumayan— nnggg… Manis. Terlalu manis malah. Nyaris mendekati wajah seorang gadis. Wajah bersih, hidung mungil, bibir plump pucat yang menggigil itu seolah memanggil-manggil untuk dikecup. Kulit mulus dan bentuk tubuhnya terkesan ramping. Hanya dadanya yang rata sebagai satu-satunya identitas bahwa mutan ini bukan betina.
Mutan itu menggigil, bibirnya terbuka gemetar namun tidak ada kata-kata yang keluar. Hanya mengenakan lingerie dalam situasi sedingin ini pasti sangat menyiksanya.
Kyuhyun berusaha menjauh, meski urung. Kyuhyun sadar kalau mutan ini menggenggam ujung kausnya erat, seolah tidak ingin Kyuhyun pergi meninggalkannya. Bagaimanapun tergodanya Kyuhyun untuk menyentuh kulit mulus yang sepertinya butuh kehangatan itu, Kyuhyun menahan diri. Mutan yang tampak sangat terawat ini pasti memiliki majikan. Mutan secantik ini tidak mungkin liar tanpa pemilik.
Kyuhyun menengok ke sekeliling, berusaha menemukan keberadaan seseorang yang mungkin menjadi pemilik mutan ini. Namun nihil. Tidak ada seorangpun di luar kecuali dirinya dan mutan yang tampaknya masih belia ini. Ia menghela nafas, menunduk, pandangannya kembali pada mutan yang sekarang justru menggenggam kausnya dengan kedua tangan.
Kyuhyun tengah menduga-duga macam-macam hal saat mata ia melihat secarik kertas tergulung dan disangkutan ke bandul collar yang melingkar kendur di leher mutan ini.
Kyuhyun menariknya. Ia sempat membaca nama ‘Sungmin’ terukir di bandul collar itu, lalu memutuskan untuk membuka suratnya.
Kyuhyun mendelik tidak percaya. Ia memandangi wajah Sungmin yang sekarang balas memandangnya penuh harap, lalu Kyuhyun kembali menatap surat itu. Dibacanya berulang-ulang. Seolah kalimat yang tertulis di sana salah.
‘Whoever You Master, Please Take Me Home.’
Kyuhyun mendelik. Apa-apaan ini? Tidak mungkin mutan ini dibuang tuannya, kan? Kalaupun majikannya sudah bosan, mutan ini pasti akan laku dijual dengan harga tinggi. Membuang peliharaan semahal ini terkesan— janggal.
Bagaimanapun cantiknya makhluk ini, Kyuhyun tetap berpikir kritis. Tidak mungkin mutan yang tampak terpelihara ini dibuang begitu saja. Kemungkinan besar mutan ini bermasalah. Ilegal? Benda prostitusi? Atau mungkin makhluk ini kabur dari majikannya? Tapi kertas ini… Tidak mungkin Sungmin yang menulisnya sendiri. Aish. Apapun itu alasannya, Kyuhyun tetap tidak berani mengambil resiko. Berada berdua dengan mutan ini di tempat umum saja sudah cukup beresiko.
Mutan belia bernama Sungmin ini sekarang menunduk sambil mencengkeram kaos di bagian pinggang Kyuhyun, seolah ingin memeluk namun merasa takut.
Kyuhyun mengeluh risih. Ia meraup tangan Sungmin, bermaksud menarik tangan mutan itu lepas dari kausnya namun sekali lagi saat ia merasakan betapa dinginnya tangan Sungmin, Kyuhyun urung melaksanakan niatnya. Kyuhyun menggigit bibir, entah mengapa tiba-tiba merasa iba. Padahal ia dijuluki Setan Paling Tega Sedunia oleh sepupu-sepupunya. Sekarang hanya dengan melihat Sungmin gemetar sambil terus berusaha menempel padanya, Kyuhyun merasa perasaannya melembut dengan segera. Entah kenapa tiba-tiba timbul perasaan bahwa ia memang tidak bisa meninggalkan mutan ini sendirian.
Sekujur tubuh mutan ini menggigil hebat, gemeretak gigi dan suara ‘unggg’ lemah terdengar samar dari bibirnya. Kyuhyun bahkan bisa mendengar suara napasnya yang terputus-putus. Mungkin kalau Kyuhyun meninggalkannya sekarang dan mutan ini tidak bertemu dengan siapapun lagi sampai besok hari— Kyuhyun yakin mutan ini akan mati kedinginan.
“Ya Tuhan… Anak zaman sekarang…”
Kyuhyun tersentak. Suara barusan nyaris saja membuat jantungnya copot. Sepasang paruh baya lewat di depan halte bus sambil berjalan kaki. Begitu melihat ke arah pasangan itu, baru Kyuhyun sadar kalau hujan sudah reda sejak tadi.
“Anak muda jaman sekarang tidak malu berbuat mesum di tempat umum. Dan lihat itu. Oh, Tuhan… Menggunakan lingerie di saat dingin begini. Majikan sinting! Kasihan sekali mutannya, sayang. Ckck!” si wanita bermaksud berbisik-bisik, namun sepertinya ia sengaja tidak menahan suara karena memang berniat menyindir.
Kyuhyun melotot. Jadi ini salahnya? Mendengar komentar barusan Kyuhyun tanpa sadar melingkarkan tangannya di pinggang Sungmin, lalu dipeluknya tubuh mutan itu seolah ingin menunjukkan image ‘majikan baik’. Namun sepertinya maksud Kyuhyun di salah artikan oleh dua pasangan miskin itu.
“Ya ampun, dia mau berbuat tidak senonoh di halte Skybus! Kita harus melaporkannya pada pos polisi di sana,” timpal si pria.
Kyuhyun mendelik kesal. Cukup! Ia sudah tidak tahan mendengar komentar mengesalkan itu. Pasangan tadi sudah berlalu agak jauh. Kyuhyun sudah berniat meninggalkan mutan ini sendiri, tidak peduli lagi apapun yang akan terjadi padanya karena Kyuhyun benar-benar tidak ingin mengambil resiko. Namun baru saja Kyuhyun berdiri, Sungmin menarik kausnya erat dan yang lebih parahnya lagi… Sekumpulan orang lain berjalan semakin mendekati halte.
Kyuhyun merasa terdesak. Entah kenapa otak jeniusnya tiba-tiba sulit berfungsi. Yang ada di pikirannya sekarang hanya menghindar dari omongan orang-orang yang mengira dirinya berbuat mesum.
Tanpa berpikir panjang, Kyuhyun merangkul bahu Sungmin yang memang sejak tadi menolak menjauh darinya. Dan sebelum orang lain sempat berkomentar macam-macam atas penampilan Sungmin, Kyuhyun sudah menuntunnya pergi dengan langkah terburu-buru.
You must be logged in to post a review.
Related Paid Contents
-
🔒 Braven – 26. Deception
Author: Miinalee -
🔒 Borahamnida 4 – Two Become One
Author: _baepsae95 -
🔒 I Feel You pt.2 (NC)
Author: _baepsae95 -
🔒 Filter pt.2 (NC)
Author: _baepsae95
Reviews
There are no reviews yet.