Come back to me (end)

Author: Arjunapisces

 

 

 

 

 

 

 

—Disinilah Jimin berada, dikamar sang putra tercinta. Jeon Jungmin. Bocah lelaki itu tertidur sangat pulas berselimut kain tebal menutupi nya. Tangan milik nya terulur untuk mengelus surai hitam Jungmin. Bibir tebal menarik senyum kecil

 

“Sayang, maafkan Papa yang tidak pernah memberitahu kan soal Ayah kandung mu selama ini. Tapi semua yang Papa lakukan hanya demi kebaikan mu Jungminie.. Papa belum menerima segala nya Papa sungguh terlalu takut jika dia membawa mu pergi dari sisi Papa… Papa mencintai mu sayang, kau adalah harta Papa yang paling berharga”

 

Jimin membungkam mulut nya demi menahan suara tangis yang keluar. Ia lalu berdiri dan meninggalkan kamar Jungmin untuk melampiaskan rasa sesak nya. Tanpa Jimin ketahui bahwa sang putra mendengar semua ucapan nya.

 

“Ayah..? Papa tadi membahas soal Ayah? Apa itu Ayah ku? Tapi siapa?”

 

*

*

*

 

“Halo tampan ya ampun kau lucu sekali eoh, gemas nya calon cucu ku ini”

 

Jungmin begitu pasrah menerima tangkupan tangan pada dua pipi nya. Bibir tipis nya saja sudah maju seperti Bebek. Wanita paruh baya itu bahkan mengecupi jemari tangan mungil Jungmin dengan sangat gemas.

 

“Papa~~~ tolong aku” Cicit si kecil yang mengerut takut. Jimin hanya tertawa pelan bersama dengan Seokjin. Sungguh lucu melihat putra nya itu saat ini yang mendapatkan serangan kasih sayang dadakan dari calon nenek nya.

 

“Ibu hentikan lah lihat Jungmin jadi takut padamu”

 

Wanita itu melirik Seokjin kesal

 

“Kau bisa diam tidak! Aish sudah membohongi ku selama bertahun-tahun jika kalian memiliki hubungan dan sekarang kau juga ingin memisahkan aku dengan nya hah! Anak durhaka dasar”

 

Jungmin melihat hal itu pun memegangi pipi Ibu dari Seokjin dengan lembut hingga membuat amarah nya meredam

 

“Nenek jangan marahi Paman, nanti aku sedih melihat nya”

 

“Aigoo cucu ku sangat menggemaskan sekali eoh. Kemari sayang ku cium nenek mu hmm”

 

Dan akhirnya pipi si wanita mendapatkan kecupan dari Jungmin. Terdengar suara kekehan disana. Baik Seokjin serta Jimin keduanya hanya saling memandang satu sama lain. Mereka pasti memiliki rasa bersalah dengan jejak keputusan yang diambil terhadap pernikahan kontrak yang terjadi. Namun semua itu demi satu tujuan yang sama

 

Demi perjodohan Seokjin batal serta demi membalas jasa Jimin kepada lelaki Kim itu terbayar lunas.

 

Ya meskipun ada satu tambahan yang Seokjin Terima yaitu kenyataan bahwa Jimin akan menikah dengan nya dan akan menjadi milik nya meskipun hanya sementara.

 

“Oke jadi kalian langsung menikah saja jangan ditunda lebih lama lagi. Bagaimana jika 3 minggu ke depan? Apa kalian setuju dengan usulan ku?”

 

Si manis menggigit bibir bawahnya merasa bingung untuk menjawab.

 

“Iya Ibu aku dan Jimin akan menuruti semua ucapan mu itu jadi sekarang biarkan Jungmin makan. Dari tadi Ibu terus mengganggu nya”

 

Sedangkan bocah lelaki itu tersenyum lebar pada sang calon nenek

 

“Suapi aku ya nenek cantik.. Aku sudah lapar dari tadi”

 

“Omo~~ aku sangat bahagia sekali malam ini.. Cucu ku sangat tampan dan menggemaskan. Jungmin ah peluk nenek”

 

Setelahnya mereka berpelukan erat. Jimin merasa terharu karna melihat wajah jungmin yang bahagia.

 

 

•••

 

 

 

Setelah makan malam selesai Seokjin mengantar Jimin serta Jungmin pulang ke apartemen. Si kecil sudah terlelap tidur didalam gendongan lelaki Kim. Ia terus berjalan beriringan dengan Jimin menuju pintu kamar kediaman yang semakin dekat. Kunci ia raih didalam saku hingga ia masukkan pada tempatnya. Pintu terbuka lebar mereka berdua bergantian masuk ke dalam. Tubuh mungil itu ditidurkan pada ranjang nya sementara Jimin sudah siap dengan satu cangkir teh ditangan.

 

Ia menunggu Seokjin keluar dari kamar Jungmin. Ia sendiri lalu menaruh gelas itu diatas meja kaca dan berlalu menghampiri balkon apartemen. Kedua mata melihat pantulan rembulan yang sangat indah sungguh membuat dirinya terpesona sampai tidak sadar jika Seokjin memeluk tubuh nya dari belakang.

 

Tentu hal itu mengejutkan bagi Jimin. Tubuh nya bahkan tersentak didalam pelukan. Wajah manis itu sudah memerah bak kepiting rebus. Seokjin menaruh dagu pada bahu sempit menikmati aroma manis yang ia hirup lewat leher jenjang terekspose pada kedua mata jelaga nya

 

“H-hyung,,”

 

“Kau melamunkan apa Jimin? Apa tentang pernikahan kita?”

 

Kedua tangan Jimin masih setia disamping sisi tubuh nya tak berniat untuk membalas pelukan pada dua tangan memenjarakan perut ramping dari belakang. Seokjin sungguh paham jika Jimin menolak skinship dengan nya namun ia tetap tak menyerah.

 

“Apa kita menyakiti perasaan orang tua mu Hyung? Aku jadi tidak enak”

 

Tubuh Jimin dibalik hingga mereka bertatapan. Dua tangan besar masih setia bertengger pada sisi pinggang si manis. Wajah mereka sungguh dekat. Seokjin tanpa kedip terus menatap pahatan cantik di depan nya ini.

 

“Jimin,, aku boleh mencium mu..?”

 

Kedua mata indah itu mengerjap polos

 

“Huh?”

 

Tanpa menunggu jawaban dari Jimin, Seokjin pun memajukan wajah nya hingga bibir tebal milik nya bertemu kening lelaki manis itu.

 

Seokjin mengecup disana dengan lembut, detak jantung keduanya bahkan terus berdisko tanpa henti. Wajah Jimin spontan merona cantik.

 

Kecupan berakhir, Seokjin menjauhkan wajah nya. Ia lantas melihat Jimin yang masih menutup kedua mata. Lelaki itu rupanya menghayati ciuman dari nya.

 

Perlahan kelopak mata indah itu terbuka hingga netra mereka terkunci satu sama lain.

 

“I love you, Jimin ah..”

 

Kembali Jimin hanya bisa diam. Ia menahan nafas ketika Seokjin memajukan wajahnya lagi, kali ini labium milik nya lah menjadi objek kelembutan dalam lumatan si bibir tebal. Tidak memaksa menunggu yang lebih kecil agar membalas ciuman nya.

 

Tangan meremas lengan kekar Seokjin. Jimin larut dalam ciuman lembut itu. Kembali pinggang ramping itu ia rengkuh hingga memeluk nya posesif. Ciuman semakin bertambah dalam.

 

“Nghh”

 

Desahan yang lolos akhirnya menghentikan aktifitas cumbuan. Benang saliva menjuntai diantara mulut keduanya. Jimin menggirup nafas dengan cepat. Ibu jari lelaki tampan itu mengusap lelehan saliva disudut bibir Jimin dan tak lama kembali Seokjin mengecup labium tebal itu hingga dihadiahi rengekan kecil

 

“Sudah Hyung.. Nanti Jungmin lihat”

 

Astaga Seokjin rasanya ingin berteriak sangat keras melihat rupa cantik yang tengah merona malu padanya. Ia yang gemas pun menarik tubuh itu lagi hingga terus menghujani bahu sempit dengan kecupan kecupan kecil.

 

“Hahaha kau menggemaskan sekali Jimin ah… Aku bahagia sekali malam ini”

 

Jimin membalas pelukan nya ia ikut tersenyum kecil didalam pelukan.

 

Dari kejauhan ada tatapan sendu melihat adegan romantis itu terjadi. Hati nya terbakar api cemburu namun ia sadar ia tidak memiliki hak untuk itu. Tapi cinta yang ia punya masih sama besar nya

 

Dia masih Jimin nya…

 

Dia masih belahan jiwa nya…

 

Dan dia masih takdirnya…

 

Mungkin? Tapi ia akan pastikan itu demi meraih Jimin nya kembali.

 

“Apa sebahagia itu bersama dengan nya sayang? Apa anak laki-laki itu putra kalian? Jimin—bisakah kita bertemu dan menyelesaikan rasa ingin tahu ku tentang mu?” Lirih Jungkook begitu pelan seperti berbisik dengan angin. Berharap angin itulah menyampaikan isi hati nya pada lelaki cantik yang masih berpelukan dengan Seokjin diatas sana.

 

****

 

“Eoh? Ini kan seperti Papa nya Jungmin? Kenapa Daddy punya foto Papa Jungmin ya?”

 

Ucap si kecil Yuri menatap bingkai foto diatas meja kerja sang Ayah. Ia merasa penasaran namun tak mungkin ia ungkapkan. Kaki kaki kecil nya pun berbalik pergi meninggalkan ruang kerja Jungkook dengan foto Jimin ditangan nya yang ia masukkan dengan cepat kedalam tas.

 

“Sayang kenapa lama sekali? Apa yang tertinggal?”

 

“Buku gambar aku Daddy.. Ayo aku sudah siap”

 

Jungkook pun menggamit tangan putri kecil nya mengajaknya untuk memasuki mobil. Kendaraan milik nya pun bergerak meninggalkan rumah bertujuan untuk pergi ke sekolah Yuri.

 

“Jungmin kenapa cemberut terus sih, Papa ada salah ya?”

 

Putra kecil nya terus membuang wajah ke arah lain. Tak ingin beradu pandang denga dirinya. Jimin tentu tertawa pelan karena betapa menggemaskan sekali Jungmin nya itu.

 

“Jangan bicara padaku Papa. Aku sedang marah” Ucap nya sembari bersidekap dada

 

“Loh memang marah kenapa?”

 

Jimin hendak meraih tubuh Jungmin namun si kecil memundurkan nya

 

“Kenapa Daddy Seokjin tidak mengantar kita tadi eoh. Kenapa Daddy tidak tinggal dengan kita sih”

 

Lelaki manis itu tersenyum simpul. Panggilan ‘Daddy’ yang Jungmin lontarkan itu terbilang baru setelah pertemuan makan malam pembahasan pernikahan. Seokjin menyukai itu begitu juga dengan Jimin. Ia kini berjongkok hingga menyamakan tinggi mereka sembari kedua tangan kecil digenggam erat.

 

“Sayang Daddy tidak bisa serumah dengan kita karena Daddy belum menikah dengan Papa..”

 

Jungmin menoleh pada Jimin. Tatapan nya melembut.

 

“Jadi kapan Papa menikah dengan Daddy?”

 

“Sebentar lagi… Ya sudah masuklah ke kelas mu ya sayang”

 

Chup

 

Satu kecupan Jimin berikan pada Pipi putranya hingga mendapat protes

 

“Ish aku malu eoh disini banyak anak perempuan Papa, bagaimana jika mereka meledek ku nanti”

 

Jimin tidak membalas namun ia mencubit pipi gembil itu dengan gemas.

 

“Tapi Papa,”

 

“Hm?”

 

“Boleh aku bertanya soal Ayah tidak? Ayah ku dimana? Seperti apa wajah nya? Kenapa Ayah tidak tinggal bersama dengan kita?”

 

Degh

 

Degh

 

Jantung Jimin terpacu cepat. Sungguh pertanyaan itu membuat dirinya serasa berada pada kebimbangan luar biasa.. Jimin tidak bisa berkutik, ia terdiam mematung.

 

“Ya sudah Papa jangan dibahas lagi aku harus masuk. Dah Papa~~”

 

Putra nya itu melambaikan tangan nya seraya berjalan masuk kedalam sekolah. Sementara Jimin masih diam ditempat. Hingga suara yang dikenal membuat dirinya berbalik seketika.

 

“Apa dia putra ku Jimin..?”

 

“Tidak! Bukan! Dia putra ku dengan Seokjin.”

 

Jungkook tersenyum kecil mengetahui fakta bahwa si manis itu tengah berbohong padanya. Karena sungguh ia begitu hafal dengan kebiasaan Jimin ini.

 

“Aku tahu jika dia putra kita.. Jungkook dan juga Jimin, dia Jungmin kita ya?”

 

Jimin tak ingin mendengar apapun lagi dari Jungkook. Ia pun pergi berlari menuju mobil yang terparkir dipinggir jalan namun Jungkook tak tinggal diam, ia terus mengejar lelaki manis itu.

 

“Jimin, please ayo bicara dengan ku sebentar saja. Sayang aku mohon dengarkan dulu”

 

Tangan Jungkook ditepis kasar oleh Jimin. Tatapan milik nya menajam kearah lelaki yang berstatus mantan suami nya itu.

 

“Sayang..? Kau memiliki Hak apa atas diriku dengan panggilan itu?”

 

“Maaf, maafkan aku Jimin. Ku mohon ayo kita bicara dulu sebentar saja” pinta Jungkook dengan tatapan sendu nya. Lelaki manis itu tidak bergeming. ia bahkan memundurkan langkahnya untuk menjauhi Jungkook.

 

“Jangan maju, tetap disana Jung. Bicaralah cepat aku masih harus bekerja”

 

Jungkook tersenyum tipis mendengar itu, ia pun mengambil nafas pendek sebentar

 

“Aku hanya ingin tahu apa dia Putra ku? Darah daging ku?”

 

Hening

 

Tak ada jawaban

 

Jimin masih bimbang untuk menjawab nya dengan jujur.

 

“Tidak bisakah kau jujur padaku Jimin ah,, maafkan kesalahan ku yang lalu. Aku sungguh menyesal menyakiti mu, mencerai kan mu adalah keputusan bodoh yang aku ambil demi wanita ular itu..aku kesepian Jimin, tanpa mu dihidup ku rasanya kosong begitu hampa. Aku sadar jika kau adalah bahagia sejati ku”

 

Si manis menangis, ah dia benci mengetahui jika dirinya selemah ini. Mendengar semua ucapan Jungkook tentu membuat dirinya mengingat kebersamaan mereka dimasa berbahagia. Apa dia luluh? Tentu jawaban nya tidak!

 

Perselingkuhan serta penghianatan yang Jungkook lakukan tak bisa ia maafkan begitu saja. Hati nya terlalu sakit jika mengingat malam malam itu, malam Dimana ia selalu merasa kesepian. Ia benci, benci sekali Karena sangat bodoh tetap diam disisi Jungkook dengan alasan cinta.

 

“Jimin…”

 

“Iya dia memang anak mu, dia darah daging mu. Apa kau sudah puas sekarang tuan Jeon? Aku masih banyak kegiatan permisi”

 

“Tidak bisakah kau kembali padaku lagi Jimin… Tidak bisakah aku diberi kesempatan kedua agar bisa menebus semua rasa bersalah ku padamu serta Putra kita?”

 

Lelaki Jeon itu menangis, Jimin mendengar nya dengan jelas.

 

“Jika kau ingin menebus semua kesalahan mu, maka dari itu pergilah dari hidup ku dan Jungmin untuk selamanya, jangan muncul dihadapan Jungmin dan mengaku sebagai ayah nya. Ingatlah kau sudah membuang kami, jangan lagi muncul hanya itu yang aku minta padamu Jeon..”

 

Setelah perkataan panjang nya Jimin pun memasuki mobil dengan membanting keras pintu nya. Ia melihat Jungkook yang melihat kearah nya dengan raut penyesalan. Mantan suaminya itu terus meneteskan air mata. Dan siapa sangka Jika Jimin pun ikut menangis dibalik kaca mobil hitam nya…

 

Entah kenapa melihat lelaki itu menangis membuat hatinya ikut sakit …

 

Jimin tidak mengerti, ia sungguh benci atas perasaan ini.

 

Sementara Jungkook masih termenung melihat kepergian mobil Jimin. Tangan nya meremas kuat menahan rasa emosional.

 

“Please, Come back to me Jimin ah,, tolong maafkan aku”

 

****

 

Siang ini Yuri serta Jungmin tengah duduk diayunan. Mereka tertawa bersama setelah membicarakan sesuatu hal lucu hingga Yuri mengingat tentang Poto Jimin yang ia bawa dari rumah. Yuri pun menarik tangan Jungmin dan membawa nya masuk ke dalam kelas

 

“Ada apa sih Yuri,,kenapa kita masuk kelas?”

 

“Aku ingin memberi tahukan mu sesuatu Jungmin, setelah melihat ini pasti kau terkejut”

 

Jungmin menarik satu alis nya merasa penasaran.

 

“Maksud nya?”

 

“Ishh sabar lah sebentar.. akh! Ini Papa mu bukan Jungmin?” Unjuk nya sembari mengulurkan bingkai foto ditangan.

 

“Loh iya itu Papa aku, kau dapat dari mana?”

 

“Dari meja kerja Daddy”

 

“Daddy mu?”

 

Yuri mengangguk. Jungmin melihat lebih jelas kembali jika Poto itu memang Papa nya. Ia pun membalik bingkai pigura hingga melihat ada tulisan tangan disana

 

“My universe , Jeon Jimin”

 

Jungmin terkejut melihat nama Jimin disana. Iya dia ingat satu hal soal nama depan nya yang memakai nama marga Jeon…

 

“Daddy mu marga nya Jeon bukan?”

 

“Iya, kan aku juga Jeon Yuri kau ini gimana sih masa lupa”

 

Jungmin tersenyum sangat lebar hingga dua gigi kelinci menyembul diantara bibir nya

 

“Jadi Daddy Yuri juga Daddy Jungmin… Kita saudara Yuri!” Pekik Jungmin yang tersenyum lebar menatap binar pada Poto sang Papa disana. Sungguh bocah tampan itu sangat lah bahagia karena telah mengetahui siapa Ayah kandung nya.

 

•••

 

Tak

 

Cangkir berisi teh panas Jimin letakkan diatas meja kerja Seokjin. Ia hendak menuju pada meja nya sendiri namun tertahan saat lengan nya ditarik dan otomatis tubuh nya pun limbung menimpa tubuh lain nya yang tengah duduk.

 

Lelaki manis itu terduduk di atas pengakuan calon suami nya, wajah memerah malu selalu ia tampilkan dikala tatapan hangat terus ia terima.

 

“Dari tadi aku perhatikan kau selalu melamun? sebenarnya apa yang kau pikirkan Jimin? Apa tentang dia lagi?”

 

Jimin mengangguk lemah. Seokjin menanggung nya dengan senyuman tipis. Ia pun menarik kepala si manis hingga bersandar nyaman pada dada bidang nya

 

“Apa kau tidak ingin bercerita padaku sayang? Aku ada disini untuk mendengar kelu kesah mu”

 

Kata panggilan sayang semakin membuat Jimin salah tingkah. Telinga begitu nyaman mendengar detak jantung Seokjin yang berirama menenangkan. Sempat memejamkan mata nya sebentar menikmati setiap elusan pada Surai hitam nya.

 

“Aku hanya takut jika Jungkook mengambil Jungmin dari ku.. karna bagaimana pun juga dia adalah ayah kandung nya Hyung…”

 

Seokjin meraih dagu Jimin hingga satu kecupan ia beri pada pucuk hidung mungil memerah

 

“Itu semua tidak akan pernah terjadi selama ada aku bersama kalian sayang,, apa kau tidak percaya padaku?”

 

“Aku percaya Hyung,, maaf meragukan mu”

 

“Tidak apa-apa,, Hm kau memakai parfum apa ini wangi sekali aku menyukainya”

 

“Aku tidak memakai parfum, mungkin sabun yang aku pakai tadi pagi. Aroma nya enak kan buah lemon”

 

Si lelaki Kim mengangguk antusias dan menggesekkan hidung mancung dipemotong leher jenjang Jimin. Si manis merasa geli tubuh nya pun bergerak gelisah hingga tak sengaja bongkahan sekal menekan kebanggaan Seokjin. Mereka berdua saling bertatapan dengan raut bingung

 

“Ma maaf”

 

“Ahh, sayang kau nakal”

 

“Yak! Hyung lepaskan ish nanti ada orang”

 

Seokjin mana mau mendengar, ia fokus pada bibir plum merah yang terus menggoda mata jelaga nya. Leher Jimin dipijat lembut ketika bibir mereka saling bertaut. Ciuman nya selalu mampu membuat Jimin terlena. Tidak terburu-buru namun tetap didominasi oleh si dominan.

 

Mereka mengabaikan fakta dengan ucapan beberapa hari lalu tentang Pernikahan Kontrak yang sudah disetujui. Dan mengabaikan fakta lain nya yaitu tidak akan menyentuh Jimin setelah pernikahan.. yang nyata nya sebelum pengucapan janji baik Seokjin maupun Jimin menikmati skinship yang terjadi.

 

•••

 

Jungmin menunggu kedatangan Papa nya dengan bingkai foto ditangan. Bocah lelaki itu teramat senang mengetahui siapa sosok Ayah kandung nya.

 

Ceklek

 

Suara pintu terbuka membuat Jungmin lantas berlari dengan semangat. Ia menghampiri Jimin yang merentang kan kedua tangan segera menyambut tubuh putra nya itu kedalam pelukan.

 

“Papa! Papa akhirnya pulang. Aku sudah menunggu Papa dari tadi”

 

Jimin mengecup pucuk Surai Jungmin dan melirik tangan Putra nya itu penuh minat.

 

“Itu apa Jungmin?”

 

“Poto Papa” Ceplos polos putra nya tersebut sembari memberikan bingkai foto diri nya.

 

Tubuh Jimin mematung melihat benda itu dengan seksama. Ia sangat mengingat betul foto itu yang diambil oleh Jungkook ketika dirinya tengah berkencan ditaman hiburan.

 

“Papa, daddy nya Yuri itu Ayah Jungmin kan? Iya kan Papa?”

 

Jimin tidak membalas pertanyaan sang anak. Ia masih fokus pada foto dirinya.

 

“Papa ayo kita ke rumah Yuri, aku ingin bertemu dengan Ayah. Aku ingin kenal Ayah”

 

“TIDAK JUNGMIN! Tidak boleh! Masuk kamar mu sekarang juga”

 

Bentakan dari lelaki manis itu sontak membuat Jungmin terkejut begitu juga Seokjin yang sedikit berlari menghampiri keduanya. Sang putra memundurkan tubuh nya menjauhi Jimin, air mata turun di pipi bulat itu dan Jimin sendiri ikut menangis karena saking panik nya

 

“Sa-sayang maafin Papa.. Maaf”

 

Tanpa bicara apapun Jungmin akhirnya berlari memasuki kamar yang berada di lantai dua rumah. Sedangkan Jimin menangis dipelukan Seokjin… Ketakutan nya menjadi kenyataan.

 

“Hyung, nanti Jungmin bisa dibawa Jungkook bagaimana? Hiks aku tidak mau itu terjadi Hyung…”

 

“Suutt tidak akan sayang.. Tidak akan serahkan padaku, aku akan mengurusnya besok oke. Jangan menangis kau seperti ini bisa membuat Jungmin sedih juga”

 

“I-iya… Hiks”

 

Seokjin terus berusaha menenangkan Jimin dengan sabar. Ia menatap pintu kamar Jungmin merasa khawatir dengan kondisi nya sekarang setelah mengetahui hal sebenarnya.

 

“Kau diamlah disini aku akan melihat Jungmin kita hemm”

 

“Iya Hyung”

 

Langkah kaki Seokjin ia bawa lebih cepat ketika menaiki anak tangga demi satu tujuan yaitu kamar calon anak sambung nya itu. Perlahan kenop pintu ia buka hingga dapat melihat seonggok daging mungil berjongkok dibawah lantai tengah menangis.

 

“Putra Daddy ini kenapa menangis Hem,, apa karena mendengar suara papa tadi? Apa nakal padamu ya?”

 

Jungmin masih diam..

 

Seokjin terus mendekat dan kini duduk disamping bocah itu.

 

“Jungmin kenapa menangis disini? Apa kau tidak tahu jika Papa juga sedang menangis dibawah sana? ”

 

Berhasil

 

Jungmin menoleh padanya

 

“Papa menangis?”

 

“Iya, Papa menangis karena merasa sedih setelah meninggikan suara pada Jungmin tadi. Papa merasa bersalah sayang, papa takut jika Jungmin yang tampan ini akan membenci nya”

 

Si kecil menggeleng heboh sembari mengelap lelehan air mata

 

“Tidak, Jungmin tidak akan benci Papa, Jungmin sayang papa”

 

“Kalau begitu Jungmin turun dan peluk Papa ya sayang.. Jungmin sayang papa kan?”

 

Bocah itu mengangguk lalu bangkit dari duduk nya. Ia setengah berlari keluar dari kamar dan turun untuk menghampiri Jimin yang duduk di sofa dengan tatapan kosong. Tangan yang saling bertaut cemas Jungmin genggam penuh kelembutan

 

“Papa jangan nangis maafin Jungmin. Aku berjanji tidak akan lagi mengungkit Ayah lagi tapi Papa jangan menangis lagi..”

 

Jimin semakin mengeraskan tangisan nya ketika tubuh putra nya itu memeluk dirinya sangat erat. Hati nya menghangat mendengar setiap untaian kalimat yang terucap untuk nya. Kenapa bisa bocah sekecil itu begitu pandai melunak kan kegelisahan nya.

 

Air mata di wajah Jimin dihapus oleh dua tangan kecil milik Jungmin nya..

 

“Aku sayang Papa, aku bertanya soal Ayah bukan berarti aku ingin tinggal dengan Ayah,, tidak Papa. Tidak begitu”

 

“Jungmin ingin sekali bertemu Ayah Hm”

 

Bocah itu terdiam ia bingung harus menjawab nya dengan jujur atau tidak, namun Seokjin mengelus Surai milik nya dan meyakinkan Jungmin agar berbicara pada sang Papa

 

“I-iya Papa, tapi kalau Papa tidak suka Jungmin tidak akan bertemu Ayah”

 

“Tidak sayang maafkan jika Papa egois, maaf Papa sudah melarang mu padahal kau pun berhak mengetahui ayah kandung mu juga, Papa akan mengantar mu Sekarang juga ke rumah Daddy Yuri ya, ayo bersiaplah”

 

Wajah si kecil berbinar bahagia. Pipi nya pun dikecup cepat sebelum langkah kecil nya berlari meninggalkan Jimin menuju kamar untuk segera bersiap.

 

“Kau membuat keputusan yang tepat sayang ku,, Jimin ku ini sangat hebat dan pemaaf. Kemari aku peluk”

 

Lelaki manis menerjang tubuh Seokjin dan memeluk nya erat. Ada rasa penuh kelegaan didalam hati nya saat ini. Mungkin memang sudah saat nya luka itu sepenuh nya pergi karena kehadiran Seokjin membuat obat mujarab pada kehidupan nya sekarang

 

“Terima kasih Hyung… Aku mencintai mu” bisik pelan suara lembut itu sukses membuat Seokjin menghentikan elusan nya pada punggung. Pelukan ia lepas dan menatap Jimin meminta penjelasan

 

“Kenapa kau menatap ku seperti itu sih Hyung”

 

“Aku ingin mendengar mu mengatakan itu sekali lagi”

 

Bibir tebal mengedutkan senyum nya

 

“Apa..?!”

 

Jimin ingin menggoda lelaki tampan itu sedikit saja. Dan telah Seokjin tertawa setelah nya

 

“Ayolah sayang katakan lagi”

 

“Apa sih, cepat lah antarkan putra mu itu ke rumah Ayah nya Hyungie, jangan bertanya lagi tentang itu Sekarang”

 

Seokjin tak terima ia pun segera menarik Jimin kembali ke dalam pelukan nya lagi..

 

“Katakan Cantik, katakan jika kau mencintaiku” bisik nya dengan detak jantung melaju cepat.

 

“A k u men cin tamu” ucap nya dieja pelan. Tubuh nya kembali dipeluk lebih erat hingga Jimin hanya pasrah menerima nya

 

“Jadi sudah resmi tak ada Kontrak di pernikahan kita nanti kan sayang?”

 

Anggukan yang ia dapat membuat Seokjin mencium bibir Jimin dan melumat nya lembut tanpa tahu ada dua pasang mata dari Jungmin tak berkedip melihat kedua orang itu yang tengah dimabuk kasmaran

 

“Aigo Daddy” cicitan kecil sukses memutuskan ciuman secara sepihak. Jimin mendorong tubuh calon suami nya dan salah tingkah saat pandagan polos dari Jungmin terus menuju kearah mereka berdua.

 

“Hahaha kemari Boy, ayo kita berangkat”

 

 

•••

 

 

“Kau sudah siap Jimin ah?apa ingin menunggu dimobil saja.”

 

“Tidak, aku ingin menemani Jungmin saat bertemu dengan nya Hyung.. kau percayakan padaku”

 

Mata mereka saling menatap dalam. Seokjin mengangguk mantap

 

“Kalau begitu ayo jangan tunggu lebih lama lagi, lihatlah putra kita sudah tak sabar”

 

Jimin melihat Jungmin yang antusias melihat rumah besar Jungkook, rumah besar yang menjadi kenangan indah bagi si manis. Tangan milik nya digenggam erat seraya Seokjin menggendong Jungmin nya. Mereka kompak melangkah memasuki pekarangan rumah megah itu hingga tiba didepan pintu utama. Bel berbunyi dua kali dan tak lama pintu besar terbuka lebar menampilkan sosok Jungkook yang tak menyangka menerima kedatangan dari Mantan suami nya itu beserta putra mereka. Tetapi ada rasa sakit dihati melihat Jimin bertautan tangan dengan lelaki yang tersenyum hangat padanya sembari menurunkan tubuh kecil Jungmin yang lantas menerjang nya dengan pelukan.

 

 

“Ayah..!”

 

Baik Jimin maupun Jungkook keduanya menangis melihat hal itu. Terutama Lelaki Jeon yang merasa emosional menikmati pelukan darah daging nya sendiri

 

“Daddy, siapa yang datang. Eoh Jungminie?” Sosok cantik Yuri muncul dibalik punggung Jungkook dengan rasa penasaran. Jimin tersenyum padanya begitu manis.

 

“Ah iya ayo masuk lah kedalam…”

 

Jungkook menggendong tubuh kecil putra nya seraya menggenggam tangan Yuri saat melangkah masuk ke dalam rumah. Jimin sempat terdiam melihat pigura besar itu masih terpasang pada tempatnya, pigura foto pernikahan mereka. Hati Jimin bergetar melihat nya. Seokjin yang mengetahui hal itu pun menarik pinggang ramping Jimin dan berbisik pelan

 

“Sayang kau cantik sekali ya waktu itu—tapi bersama dengan ku kau akan lebih cantik dari itu…”

 

“Gombal nya Hyungie”

 

“Siapa yang gombal, hei!”

 

Si manis meninggalkan nya dengan wajah merona hebat. Dan Seokjin? Ia tentu merasa senang karena telah berhasil menghibur Jimin nya sekaligus menggoda nya

 

 

“Aku bisa bicara dengan mu Jungkook?”

 

Ucapan Jimin menghentikan gerak tangan Jungkook yang terus membelai Surai Jungmin dipangkuan nya. Lelaki bermata bulat itu mengangguk pelan.

 

“Jungmin ah, Ayah bicara sebentar dengan Papa mu ya?”

 

Bocah itu mengangguk pelan sedikit tak ikhlas namun mengerti jika kedua orang tua nya perlu berbicara saat ini. Ia pun bangkit dari pangkuan Jungkook dan duduk tepat disebelah Yuri yang kini telah menjadi saudari nya itu

 

 

 

•••

 

 

“Kau bahagia Jimin?”

 

Lelaki cantik itu mengangguk menjawab pertanyaan dari Jungkook.

 

“Iya aku tahu kau sangat bahagia dan melihat mu seperti itu juga membuat ku merasa bersalah”

 

“Kenapa seperti itu?”

 

“Aku menyakiti mu di masa lalu, aku bahkan tidak tahu jika kau hamil saat itu.. aku tega mengusirku dari istana kita dan dari hidup ku juga…aku menyesal Jimin ah”

 

Tubuh mereka saat ini berdiri saling berhadapan tepat dibawah langit malam berteman kan bulan serta bintang.

 

“Jangan merasa bersalah lagi sungguh Jungkook aku sudah ikhlas untuk melupakan itu semua, aku sudah memaafkan mu”

 

Mata bulat itu berkaca kaca menatap dirinya.

 

“Tapi untuk kembali bersama mu aku tidak bisa, maaf Jungkook ah.. ada hati lain yang telah berhasil menempati nya disini,” tunjuk Jimin pada dada nya. Senyum manis ia ukir hingga Jungkook sangat tahu jika Jimin menolak dirnya untuk kembali bersama.

 

Dan ia pun cukup teramat sadar tidak pantas lagi berada dihidup seorang Jimin, lelaki yang dianugerahi sifat baik nya.

 

“Aku mengerti Jimin, aku menghormati keputusan mu dan terima kasih karena telah memberikan ijin untuk bertemu dengan Jungmin.”

 

“Tentu saja dia putra mu, dia berhak tahu soal Ayah nya…”

 

Ada keheningan setelah itu, mereka larut dalam pikiran masing-masing. Udara dingin menembus kulit kedua nya, malam yang sangat damai dengan suasana yang sama ketika pertama kali nya mereka bertemu di masa lalu saat berada dalam satu insiden hingga membuat keduanya terjalin akan takdir. Namun dimasa sekarang, takdir kedua tidak memberikan mereka untuk bersama.

 

“Jimin,, boleh aku memeluk mu untuk terakhir kalinya?”

 

Si manis mengangguk. Kini mereka berpelukan erat. Jungkook tanpa sadar menangis menikmati pelukan terakhir itu yang mungkin tak akan ia terima lagi dari sosok yang ia cinta.

 

“Berbahagia lah Jimin, bahagialah  dengan nya. Dan maafkan aku karena telah memberikan mu luka dihidup mu”

 

“Terima kasih Jungkook, aku pasti bahagia jadi kau pun harus bahagia juga meski bukan bersama dengan ku”

 

 

 

Seokjin yang melihat itu dari kejauhan hanya tersenyum merasa lega karena Jimin nya sudah dapat berdamai dengan masa lalu nya..

 

“Kau hebat sayang ku…”

 

 

 

•••

 

 

 

“Jangan cemberut begitu Jungmin hanya menginap di rumah Ayah nya loh sayang, tadi kan kau sendiri setuju”

 

“Iya aku tahu tetapi tetap saja aku merasa kesepian sekarang”

 

Seokjin pun tertawa gemas melihat Jimin mengerucut kan bibir selayak nya anak kecil. Ia menarik tubuh mungil itu hingga duduk dipangkuan nya. Mereka berhadapan. Saat ini suasana didalam apartemen si manis terasa sangat sunyi bahkan deru nafas serta detak jantung keduanya berlomba untuk saling meredam.

 

“Aku disini kenapa kau bilang kesepian?”

 

“Ma-maksudku tak ada Jungmin”

 

“Kalau begitu ayo ciptakan kebisingan hingga kau rumah ini ramai” Seokjin tersenyum miring hingga Jimin membulatkan kedua matanya

 

“Y-yak mesum!”

 

Hahaha

 

Lelaki tampan itu tertawa lebar melihat ekspresi Jimin yang sangat imut

 

“Ya ampun sayang padahal aku tidak memiliki pikiran aneh tapi kenapa kau berpikir mesum? Ayo kau mengharapkan apa dari ku Hem?”

 

“Tidak.. awas ah aku ingin berganti baju”

 

Lelaki cantik itu merasa canggung akan ucapan nya namun Seokjin menahan pinggang Jimin agar si tubuh mungil  tetap berada di pangkuan nya.

 

“Aku bantu berganti pakaian mau sayang ku.. mumpung tak ada yang mengganggu kita sekarang”

 

Jimin ingin protes namun sayang kini bibir nya sudah dilumat. Bibir bawah digigit lembut hingga ia membuka akses bagi yang lebih tua untuk menelusup kan lidah nya kedalam mulut hangat milik nya.. lidah mereka saling membelit satu sama lain, ciuman mereka terus diperdalam hingga lelehan Saliva mengalir dari sudut nya

 

Tangan besar merambat membuka kancing demi kancing kemeja Jimin, bibir tebal Seokjin melepaskan cumbuan. Membiarkan si manis meraup nafas. Ia lantas menyerang leher jenjang memberikan kecupan basah disana. Bulatan puting disapa oleh jemari besar, memelintir hingga meremas lembut dada sedikit berisi itu

 

“eunghhhhh,,”

 

Jimin melenguh saat puting nya dihisap kuat. Tangan menjambak rambut cokelat lelaki nya. Tubuh miliknya bahkan bergetar tanda ia sudah terangsang hebat.

 

“Kau cantik sekali sayang…”

 

Ucap Seokjin melihat beberapa tanda kissmark ditubuh setengah telanjang Jimin. Ia pun mengecup bibir tebal itu lebih lama.

 

“Mau tidur? Aku akan memelukmu semalaman. Dijamin malam ini kau akan tidur dengan nyenyak”

 

Mana berani Jimin menolak ajakan Seokjin. Ia mengangguk lemah dan memasrahkan tubuh nya digendong ala koala menuju kamar. Pintu tertutup didorong menggunakan kaki. Seokjin terus membawa si mungil pada ranjang besar milik Jimin. Ia merebahkan perlahan si mungil disana.

 

“Tidurlah sayang,, tidur lah didalam pelukan ku”

 

Jimin terdiam saat dengan nyamannya Seokjin menarik tubuh nya pada dada bidang lelaki Kim itu. Wajah nya sudah memerah malu karena mengira mereka akan melanjutkan sesi tahapan panas tadi. Ia juga bahagia bagaimana Seokjin menahan hasrat padanya demi menghormati hubungan mereka yang memang belum resmi didalam ikatan pernikahan.

 

Jimin beruntung bukan? Ia pun memeluk si empu besar tak kalah erat. Menghirup dalam dalam aroma maskulin Seokjin nya

 

Ya Seokjin nya,, ah mengklaim lelaki Kim itu sungguh membuat Jimin merasa malu sekaligus bahagia.

 

“Terimakasih karena telah mencintai ku Hyung, terima kasih karena telah menjadi obat ku.. aku mencintaimu Kim Seokjin”

 

Chuuup

 

“Terima kasih juga karena telah menerima ku didalam hidup mu Cantik,, aku lebih mencintai mu Kim Jimin”

 

Akhhh!!

 

Seokjin mengaduh sakit saat mendapat kan cubitan pada pinggang nya

 

“Seenaknya saja mengganti marga ku eoh,, ishh”

 

“Lucu sekali Papa Jungmin ini Hem,, jangan begitu nanti aku gemas dan ingin memakan mu sayang ku”

 

 

Tak lama terdengar suara tawa dari sepasang anak Adam yang setia memeluk satu sama lain menikmati malam hangat mereka dengan gairah cinta begitu besar.. dengan bahagia begitu besar pula.

 

Terima kasih kepada takdir Tuhan memberikan kesempatan bagi Jimin untuk kembali mencicipi manis nya Cinta dari sosok Seokjin lelaki penuh kesempurnaan melengkapi hidup nya serta Putra nya

 

 

 

 

 

 

“Aku memang mencintaimu Jimin ah, tapi aku sadar cinta itu tidak perlu harus saling memiliki satu sama lain bukan? Aku bahagia melihat mu sangat bahagia dengan pilihan mu”

 

Ucap Jungkook menatap pada Foto pernikahan mereka yang masih terjaga baik pada tempatnya. Mereka memang tidak dapat bersama lagi namun Jungkook bahagia karna disisi lain ada cinta lain nya datang disisi nya

 

Yaitu putra nya

 

Jeon Jungh jungmin

 

•The End•

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Come back to me (end)”
Beranda
Cari
Bayar
Order