Come back to me (part 1)

Author: Arjunapisces

 

Main cast;

Kookmin

Jinmin

Tw// cheating, divorce

 

Happy reading 💜

 

•••

 

Helaan nafas kasar Jimin keluarkan lebih panjang. Tanda jika dirinya tengah dilanda keresahan. Mata indah itu melirik pada jarum jam yang terus berdetak dan berputar dari angka ke angka. Perasaan kalut yang ia rasakan terus membuat nya tak tenang. Pikiran nya bahkan terus melayang entah kemana memikirkan sosok pria yang ia cinta  belum kunjung pulang dari kantor nya.

 

Ia kembali melirik pada meja makan yang sudah tersedia banyak makanan enak disana. Lilin yang tadi nya masih tinggi kini sudah pendek akibat meleleh karena api nya terus menyala. Ada rasa kecewa jika suami  nya itu melupakan hari bahagia mereka. Ya hari dimana mereka dipesatukan lewat ikatan pernikahan. Aniversary lebih tepat nya.

 

Ting

 

Tong

 

Bel pintu berbunyi tanda jika lelaki yang tengah ia tunggu kedatangan nya kini sudah pulang. Ia pun beranjak menghampiri pintu dan membuka nya cepat. Bibir tebal yang sempat tersenyum kini sirna kala melihat Jungkook dipapah oleh seorang wanita berpakaian sexy. Bahkan wanita itu melangkah masuk melewati Jimin dengan pandangan sinis. Aroma alcohol menyeruak dari tubuh suami nya itu dengan pekat.

 

“Di mana kamar Jungkook?”

 

Jimin hendak meraih tubuh besar suami nya itu namun justru dirinya mendapatkan dorongan dari si wanita. Jungkook yang dalam keadaan mabuk terus bergumam memanggil nama seorang perempuan yang tak lain orang dipelukan nya.

 

“Eunha, ayo tidur hhh mau tidur lelah”

 

Jimin terdiam sempurna. Jungkook bahkan tidak melihat keberadaan nya saat ini. Lelaki tampan itu sibuk mengecupi leher jenjang si wanita dengan senyuman lebar nya. Kedua mata indah milik Jimin mulai tergenang akan air mata. Ia berusaha menahan nya sekuat tenaga. Ia pun memanggil nama Suami nya dengan lirih berharap jika Jungkook—nya sadar.

 

“Kookie”

 

Lelaki itu sempat menoleh namun kembali memeluk wanita yang bernama Eunha itu semakin erat. Dan tentu saja hal itu sukses membuat Jimin merasa tercubit hati nya.

 

“Eunha ayo tidur~~”

 

“Oke Jungkook, sabar kita akan ke kamar mu hmm”

 

Jimin ingin mencegah akan tetapi Eunha mendorong nya hingga tubuh lelaki manis itu sempat terhuyung ke samping.

 

Hiks. .

 

Ia menangis melihat kepergian Jungkook beserta Eunha yang menuju kamar utama dimana itu adalah kamar milik nya dengan sang suami. Ia mengusap perut ramping dengan lembut meratapi kepedihan yang tengah ia rasakan. Sungguh dirinya tak pernah membayangkan jika Jungkook mampu berbuat hal menjijikan seperti itu dengan orang lain, terlebih didalam rumah mereka dan didalam kamar tidur mereka.

 

Hati nya sangat sakit, perasaan kecewa serta luka yang ia dapat sudah tak bisa dibendung lagi. Ia bergegas berjalan menghampiri meja makan membuka kotak segi empat berpita biru muda. Meraih isi didalam nya lalu menggenggam nya erat.

 

“Sudah cukup Jungkook, biarlah dia hanya aku yang mengetahui nya saja. Kau—sudah mengambil sikap untuk menyingkirkan diriku sejak beberapa bulan ini bukan? Jadi jangan salahkan aku jika dia aku bawa pergi dari mu. Kenapa kau tidak bisa percaya padaku kookie, aku juga bisa hamil. Tapi setelah Tuhan mengirimkan dia kau malah membuat hati dan cinta ku terluka. Kau mengkhianati pernikahan kita Jungkook. Aku tidak bisa tinggal diam aku ingin pergi, pergi dari sisimu dan dari kehidupan mu.”

 

Setelah mengucapkan itu Jimin menangis semakin kuat. Foto hasil USG serta testpack milik nya ia remas. Malam itu ia lewati dengan lautan kesedihan seorang diri sementara Jungkook? Dia tengah menikmati surga dengan orang lain.

 

•••

 

Jungkook baru saja keluar dari kamar nya ia hendak menuju ruang kerja namun langkah terhenti pada ruang tamu dimana ada sosok Jimin terduduk lesu dengan pandangan kosong. Wajah nya berubah datar dan menghampiri lelaki manis itu.

 

“Kau kenapa disini? Sudah membuat sarapan untuk ku?”

 

Jimin terkekeh pelan. Sungguh lucu kenapa suami nya itu tidak merasa bersalah sedikitpun padanya. Ia pun berdiri dan menatap Jungkook dengan tajam

 

“Kenapa kau tidak meminta pada selingkuhan mu? Kenapa harus aku?”

 

“Kenapa harus dia? Kau itu suami ku jadi cepat buatkan”

 

Jimin berdecih lalu berjalan menuju Jungkook. Ia lantas memberikan sebuah surat yang berisikan surat perceraian. Mata bulat milik Jungkook memicing membaca nya

 

“Kau yakin ingin bercerai dari ku Jimin? Tidak takut miskin?” Bibir itu tersenyum miring

 

“Untuk apa aku takut. Aku masih memiliki kedua tangan dan juga kaki lagi pula mendiang orang tua ku memberikan harta warisan padaku untuk berjaga jaga jika suatu saat nanti aku memerlukan nya dan lihat sekarang lah waktu nya aku menggunakan semua uang ku untuk pergi dari mu.” Tatapan luka itu terlalu kentara dari mata indah Jimin. Namun Jungkook sama sekali tidak tergugah hati nya.

 

“Ya sudah pergi sana aku akan mengurus segala nya. Lagi pula untuk apa kau terlalu lama disini kau sudah tidak dibutuhkan. Sama sekali tidak berguna menjadi pasangan.” Usir Jungkook dengan suara dingin nya dan ucapan tajam nya. Jimin meremas kepalan tangan menjaga luapan emosi yang ia punya.

 

3 tahun mereka bersama dalam keadaan suka maupun duka apakah tidak ada hal tersisa dari lelaki yang dicintai nya itu hingga tega membuat ia tersingkir memalukan dengan keadaan berbadan dua. Jimin tahu perlakuan Jungkook terus berubah padanya namun ia terus berusaha memberikan kesempatan pada lelaki bermarga Jeon itu agar kembali menjadi Jungkook-nya yang lama. Ucapan Cinta serta perhatian kasih sayang seakan sirna diingatan dan sekarang hanya tertinggal menuju kenangan.

 

“Sepertinya kau sangat tidak sabar melihat ku pergi? Hahaha iya aku paham Jungkook, aku dimata mu sangatlah banyak memiliki kekurangan. Tapi aku juga sudah merasa lelah memaklumi semua sikap kasar mu padaku akhir-akhir ini. Dan jangan khawatir aku tidak akan menyusahkan mu lagi. Terima kasih atas segala nya Tuan Jeon Jungkook, aku pergi”

 

Tubuh Jimin berbalik dan ia pun tak bisa menahan rasa kesedihan nya lagi. Ia menangis disetiap langkah kaki meninggalkan rumah besar itu. Rumah yang memiliki banyak kenangan. Isakan nya terus semakin hebat mana kala ia sempat melihat poto pernikahan mereka tergantung kokoh di dinding ruang tamu. Lelaki manis itu terus mengusap perut rata nya sembari membisikkan kata maaf berkali-kali pada calon bayi yang telah mereka tunggu sejak lama. Ia harus pergi karena Cinta nya menyuruh pergi  dari istana mereka.

 

Pergi dengan keadaan terhina..

 

Dan sungguh ia kalah telak akan takdir yang dirasa menghianati nya.

 

Jimin sungguh benci akan hal itu.

 

 

 

6 tahun kemudian….

 

Tap

 

Tap

 

Tap

 

Derap langkah begitu cepat dari kaki lelaki manis itu bergema di sepanjang lorong lobi. Ia teramat panik melihat pada jarum jam yang ada ditangan. Merasa bodoh bahwa ia telah melupakan sesuatu yang sangat penting pagi ini. Wajah manis nya berpeluh hebat dengan helaan nafas kasar yang terus keluar dari belah bibir ranum nya. Sosok itu berhenti tepat didepan pintu besar menarik nafas sejenak sebelum ia membuka nya pelan

 

“Park Jimin.. kau terlambat lagi? Astaga”

 

Suara Husky terdengar menyambut dirinya yang menggigit bibir bawah merasa gugup saat ditatap tajam oleh seorang lelaki rupawan didepan nya. Lelaki itu mendekat padanya dengan mempertahankan tampang dingin.

 

“Katakan alasan apa lagi yang akan kau buat hari ini Jimin?”

 

Si manis mengedarkan arah mata nya gelisah bingung dengan keadaan mendesak seperti ini

 

“I-itu maaf Tuan Kim, tadi aku sempat ketinggalan bus karena tertidur di halte” cicit nya pelan sembari menundukkan kepala nya tak berani melihat wajah atasan nya itu.

 

“Angkat kepala mu dan lihat aku!”

 

Titah sang bos hingga Jimin mendongak padanya

 

“Sudah jangan pasang wajah mengenaskan seperti itu aku tidak akan memecat mu. Kembali ke meja mu dan lihatlah jadwal apa saja yang harus kita lakukan hari ini”

 

Jimin membungkuk beberapa kali mengucapkan terima kasih tanpa henti hingga lelaki rupawan itu tersenyum tipis padanya

 

“Sudah Jimin shi kembalilah bekerja”

 

“Baik Tuan… Dan terima kasih lagi”

 

 

Si manis pun berjalan pada meja nya dan mulai menata setiap aktifitas keseharian sebagaimana status nya disana, sebagai seorang Sekertaris dari CEO tampan Kim Seokjin..

 

“Tuan Kim, hari ini anda akan meeting bersama pimpinan perusahaan otomotif. Apakah aku harus menyiapkan sekarang atau—”

 

“Jam 2 siang, siapkan itu setelah kita makan bersama. Jimin duduklah aku ingin mengatakan sesuatu padamu”

 

Lelaki manis itu duduk mengikuti arahan bos nya.

 

“Ada hal penting apa Tuan?”

 

“Itu, aku sebenarnya ingin meminta bantuan padamu. Mungkin terdengar gila namun aku sudah bingung dengan permasalahan ini.” Seokjin menarik nafas sebentar lalu ia kembali berucap

“Menikahlah dengan ku Park Jimin,”

 

Si manis sontak terkejut. Ia bahkan mematung menatap Seokjin didepan nya. Pipi gembil milik nya bahkan memerah padam. Sungguh ucapan dari bos nya itu membuat ia terserang jantung dadakan.

 

“Ah maaf maksud ku, menikahlah dengan ku secara kontrak. Aku membutuhkan jawaban mu secepatnya Jimin. Maaf mungkin ini membuat mu terkejut namun aku tidak memiliki cara lain agar menghindar dari perjodohan. Aku tidak mencintai wanita itu” ucap Seokjin dengan panjang lebar menatap Jimin yang masih terdiam akibat syock.

 

Lelaki tampan itu pun meraih tangan Jimin dan menggenggam nya erat.

 

“Tolong bantulah aku Jimin,, aku tidak memiliki pilihan lain”

 

Si manis merasa bingung. Sungguh ia tak bisa berpikir apapun lagi. Mereka berdua saling terdiam dengan isi pikiran masing-masing. Seokjin mengeratkan pegangan tangan nya hingga Jimin tersadar dari lamunan

 

“Hanya untuk sementara aku berjanji selama kita menikah aku tidak akan menyentuh mu.. tolong bantulah aku”

 

mohon Seokjin hingga membuat si manis bimbang. Ingatan beberapa tahun lalu dimana ia mengalami kesulitan akibat terpuruk akan tempat usaha nya terbakar hingga datang lah Seokjin membantu dirinya mengajak nya bekerja sebagai sekertaris disaat ia tengah hamil muda. Lelaki tampan itu banyak berjasa didalam kehidupan seorang Park Jimin, dan Mungkin cara ini lah yang ia bisa membalas semua kebaikan Seokjin padanya. Ya hanya untuk membalas jasa.

 

“Ba-baiklah Tuan,, aku setuju”

 

Wajah tampan itu tidak dapat menyembunyikan bahagia nya hingga ia berdiri dan menghampiri Jimin. Tubuh mungil itu ia peluk sangat erat.

 

“Terima kasih Jimin, terima kasih banyak”

 

Jimin membalas pelukan itu sembari mengangguk pelan didalam dekapan.

 

Pelukan terlepas. Seokjin menatap nya lekat. Jika mereka ini sepasang kekasih sudah dipastikan ada adegan ciuman setelah lamaran. Namun karena hubungan ini berlatarbelakang kontrak adegan itu tak kan pernah ada. Tangan besar terulur mengusak lembut helaian rambut hitam si manis

 

“Baiklah sekarang mari bersiap untuk makan siang setelah itu batalkan saja meeting dengan mereka. Karena aku akan membawa mu ke rumah orang tua ku. Ah jangan lupa kita harus menjemput putra mu juga Jimin”

 

“Ba-baik Hyung,,”

 

Seokjin tertawa pelan karena akhirnya Jimin bisa memanggil dirinya tidak dengan formal. Mereka memang telah kenal lama namun Jimin selalu sopan padanya dan menjaga batasan yang ada tanpa tahu jika Seokjin telah menaruh rasa pada si manis disaat pertemuan pertama mereka beberapa tahun lalu.

 

•••

 

“Eoh Yuri belum pulang juga ya?”

 

Anak perempuan berkuncir dua itu tersenyum lebar pada teman nya yang duduk bersama dibangku taman sekolah.

 

“Iya aku menunggu daddy, tapi seperti nya akan terlambat menjemput ku. Kau sendiri Jungmin?”

 

“Aku juga menunggu Papa—akh! Itu Papa aku datang” Tunjuk bocah laki-laki berparas tampan itu pada seorang lelaki cantik menghampiri mereka berdua.

 

“Sayang maaf Papa terlambat jemput, tadi dijalan macet”

 

Jimin mengecup pipi gembil putra nya dengan sayang namun yang menerima terlalu malu karena ada sosok bocah perempuan yang tak lain teman nya.

 

“Papa jangan cium aku dong, malu ada teman ish”

 

Jimin tertawa begitu juga Seokjin yang mengusak rambut hitam Jungmin.

 

“Apa kabar boy ..?”

 

“Aku baik Paman. Eoh paman menjemput ku juga?”

 

Seokjin mengangguk dan menggendong tubuh Jungmin hingga bocah lelaki itu tertawa girang. Sementara Yuri tersenyum kecil melihat keharmonisan Jungmin dengan keluarga kecil nya. Ia merasa sedih sekaligus iri. Jimin yang mengetahui hal itu pun mengelus pipi Yuri hingga menoleh padanya

 

“Kenapa sendirian? Apa ayah atau ibu mu belum ada yang menjemput? Mau Paman antar cantik?”

 

Si mungil itu tergugu di tempat nya. Tatapan lembut dari Jimin sukses membuat ia menangis hingga Jimin sedikit panik

 

“Sayang kenapa kau menangis? Apa kau sakit?”

 

“Tidak aku hanya rindu Mama.. Aku boleh peluk Paman tidak?”

 

Jimin tentu mengangguk dan menarik tubuh kecil itu kedalam rengkuhan nya. Ia mengelus lembut punggung si kecil dengan penuh kasih dan sayang

 

“Yuri ah maafkan Daddy menjemput mu terlalu lama.. Saya—”

 

Suara itu terhenti ketika pandangan mata milik nya mengunci lelaki manis yang memeluk putrinya dengan erat.

 

Pelukan nya terlepas. Jimin masih belum sadar karena terlalu fokus pada si cantik yang menghapus air matanya. Ia bahkan mencubit gemas pipi Yuri hingga suara seseorang yang ia kenali menghentikan gerakan tangan dan mendongakkan kepala nya melihat pada sumber suara.

 

Degh

 

Jungkook?

 

Bagai waktu yang terhenti pandangan mata mereka terkunci dengan menatap satu sama lain. Baik Jimin maupun Jungkook masih terlarut akan pertemuan bak mimpi yang menjadi kenyataan. Tubuh lelaki manis itu berdiri setelah ada tangan kekar lain menarik lengan nya.

 

“Jimin, kau baik-baik saja?”

 

“Papa!”

 

Dua suara itu sukses memutuskan tatapan keduanya. Jungkook melirik pada sosok Seokjin yang tengah menggendong Jungmin. Ada rasa sakit yang ia akui setelah melihat mantan suami nya itu bahagia dengan keluarga baru nya.

 

“Hai Jimin, apa kabar?”

 

Terlalu kaku, lidah nya saja merasa kelu untuk menyapa. Jimin tidak merespon lelaki manis itu masih terlalu shock. Ia pun berbalik memunggungi Jungkook

 

“Hyung ayo kita pulang, Jungmin pasti lapar juga saat ini”

 

Air wajah cantik itu menahan emosional terlalu kental. Seokjin sangat paham.

 

“Baiklah ayo kita pulang”

 

Tangan Jimin pun digamit erat oleh lelaki berbahu lebar itu ketika pergi meninggalkan Jungkook yang masih terpaku ditempat nya. Yuri menarik lengan baju sang ayah hingga Jungkook sadar dan menggendong putri kecil nya

 

“Sayang ayo kita pulang pasti princess Daddy lelah ya?”

 

“Daddy mata nya kenapa merah? Daddy sakit?”

 

Jungkook menggeleng “tidak sayang,”

 

Ya sekilas memang tidak terlihat sakit, namun hati nya lah yang tercubit sakit.

 

“Jimin.. Aku merindukan mu.. ”

 

•

•

 

“Jim-Jimin!”

 

“Ah, iya maaf Hyung”

 

“Kau melamunkan tentang apa? Dari tadi hanya diam sampai Jungmin memanggil mu pun tidak mendengar nya. Apa ada yang kau pikirkan?”

 

Jimin lantas berdehem sebentar ia pun melirik pada sang putra yang tampak riang bermain dengan mainan baru nya. Lelaki manis itu tampak ragu ingin berkata jujur soal perasaan nya namun Seokjin membuat ia merasa nyaman dengan meremas punggung tangan milik nya secara lembut.

 

“Itu, Hyung aku bertemu dengan Ayah Jungmin” Cicit Jimin pelan

 

“Boleh aku tebak? Apa orang tadi yang di sekolah Jungmin?”

 

Jimin mengangguk “iya itu dia, Mantan suami ku Hyung… ”

 

Wajah itu menunduk lesu, pancaran kesedihan tergambar jelas di sana. Jimin bahkan menahan sekuat tenaga agar air mata tidak turun membasahi pipi nya namun apa daya hati nya tidak setegar itu

 

Ia menangis meskipun dengan suara isakan pelan.

 

“Hei, ada apa Jimin.. Sudah tak apa menangis lah jangan menahan nya lagi”

 

“Aku malu hiks”

 

Seokjin tersenyum lalu ia pun berdiri dari duduk nya dan lantas menarik si manis kedalam pelukan nya. Agar tangisan itu teredam

 

“Tidak apa menangis lah kau sudah sangat hebat menahan itu semua hingga sekarang.. Jangan khawatir Jungmin tidak akan tahu jika Papa cantik nya ini sedih. Ada aku disini Jimin”

 

“Hiks Hyung kenapa aku bertemu dengan nya hiks sakit hiks sakit sekali rasanya sesak melihat nya tadi hiks”

 

Seokjin terenyuh, ia terus mengelus lembut punggung sempit yang setia bergetar. Berusaha menenangkan Jimin didalam rengkuhan hangat nya.

 

“Iya aku tahu sakit yang kau maksud itu, tidak apa apa ada aku disini yang akan menjadi obat mu Jimin…”

 

Pelukan perlahan terlepas, Seokjin menghapus lelehan air mata dipipi gembil itu. Ia pun dengan berani mengecup lembut kening Jimin hingga sukses membuat si empu terdiam menerima nya

 

“Kau akan menjadi suami ku Jimin, aku yang akan bertanggung jawab dalam mengobati luka mu itu, meskipun pernikahan kita nanti terjadi karena Kontrak tetap saja kita akan menikah secara hukum. Dan kau mutlak menjadi pasangan hidup ku serta Jungmin akan menjadi putra ku”

 

Jimin tidak membalas nya lelaki manis itu masih terdiam dengan bertaut pada setiap kata yang Seokjin ucapkan. Namun bayangan wajah Jungkook lah paling mendominasi pikiran nya saat ini…

 

“Hyung, maafkan aku hiks”….

 

Sementara ditempat lain, terdapat Jungkook menatap sendu pada bingkai photo diatas meja kerja… Disana ada objek yang selalu menyamankan pandangan nya. Sosok yang selalu mampu membuat dirinya merasa bersalah. Kilatan peristiwa dimana beberapa tahun lalu terngiang kembali saat ia menyakiti hati Jimin dimalam perayaan aniversary pernikahan mereka. Ia bahkan meremas kepalan tangan dengan kuat saat melihat Jimin menangis akibat ulah nya berselingkuh tepat dikedua mata indah itu. Ia terlalu larut dalam ego menginginkan seorang anak dan menuntut Jimin untuk segera hamil. Namun sayang takdir belum mampu menjawab keinginan nya. Hingga Ia tega meminta hal itu dari perempuan lain.

 

Tepat setelah malam itulah Jimin meminta cerai padanya serta meninggalkan dirinya atas permintaan Jungkook sendiri. Ia menyesal sungguh teramat menyesal…

 

“Jimin ah, maafkan aku… Maafkan Jungkook mu Sayang” Lirih lelaki bergigi kelinci itu yang meraih bingkai photo lalu memeluk nya dengan erat…

 

“Aku mencintai mu Jimin,, aku sangat mencintaimu… Maafkan lah Jungkook mu yang bodoh ini”

 

 

•To Be Continued•

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Come back to me (part 1)”
Beranda
Cari
Bayar
Order