“Guys, siap-siap 20 menit lagi kumpul di ruang rapat besar. Brainstorming all group langsung dengan Manager Jeon.”
Kami menerima pesan di Group Chat dari Namjoon Hyung, Team Leader kami. Segera kegaduhan pun timbul. Manager Jeon terkenal sangat selektif, galak dan perfeksionis.
“Tae, kira-kira apa ni yang mau dibahas?” tanya Lisa.
“Molla, mungkin konsep penampilan terbaru.”
“5TORY jadi nya tour kemana, kapan?” timpal Beomgyu.
“Ya nanti juga paling dikasih tau. Siap-siap guys,” jawab Taehyung sambil lalu.
Lima belas menit kemudian mereka semua meninggalkan ruangan dan berkumpul dengan tim lain. Di ruangan besar sudah hadir setiap team leader dan tepat pukul 3 sore Manager Jeon masuk ruangan menyebabkan ruangan langsung senyap.
“Oke teman-teman, saya harapkan partisipasi dari semuanya pada sesi brainstorming ini. 5TORY akan memulai Europe Tour 8 bulan dari sekarang. Saya ingin adanya konsep baru pada setiap penampilan. Baik dari kostum, perlengkapan panggung, lighting, stage dan lain-lain” Manager Jeon menatap tajam setiap Team Leader sesuai perannya saat bicara.
“Sekarang buat kelompok kecil masing-masing harus berasal dari tim yang berbeda. Bahas setiap point pada layar dalam waktu 30 menit” Manager Jeon menepuk tangan dua kali dengan keras, membuat hadirin segera membentuk kelompok kecil dengan teratur.
Dengan tatapan tajam dia mengawasi jalannya diskusi tiap kelompok. Total terdapat 5 tim yang sedang bertukar pikiran. Setelah lewat 30 menit, Manager Jeon kembali menepuk tangan.
“Mulai dari tim paling kanan, maju satu perwakilan sampaikan hasil diskusi kalian,” lanjut Manager Jeon.
Manager Jeon mencatat dan mendengarkan dengan baik setiap presenter. Dia pun tak ragu bertanya apabila ada yang kurang jelas. Sejam kemudian Manager Jeon membubarkan rapat dan hanya menyisakan seluruh Team Leader dan dirinya untuk rapat lanjutan.
“Ya ampun, tegang banget tadi di dalam. Setiap rapat kayak gitu?” Beomgyu yang anak baru bertanya dengan muka terlihat jejak panik.
“Iya. Kayak gitu Gyu, cuma Team Leaders sekarang yang tahan, yang ga kuat sudah pada resign dari dulu,” Lisa menjawab.
“Ah gila ini mah. Tatapannya udah kayak pistol nembus kepala, kayak kita ga bisa sembunyiin apa-apa di depan Manager Jeon,” lanjut Boemgyu.
“Sabar Gyu. Kita tenang aja selama ada Namjoon Hyung,” ujar Taehyung.
“Baiklah Hyung, ngopi yuk. Gula darah ku drop di dalam tadi,” usul Beomgyu.
Maka seperti kesepakatan tak tertulis, semua menyebutkan pesanannya kepada Beomgyu yang malang dan kembali ke ruangan. Beberapa menit kemudian Beomgyu datang membawa tentengan berisi cup kopi untuk teman-teman satu timnya.
Dua minggu kemudian Taehyung menyerahkan kepada Namjoon hasil final desain Property Panggung yang dia rancang. Rupanya ide Taehyung diterima untuk pertunjukkan spesial di Inggris. Taehyung juga sudah menyelesaikan seluruh desain untuk negara lainnya yang disinggahi dalam Europe Tour 5TORY.
“Terima kasih Taehyung, aku memang selalu bisa mengandalkanmu,” ujar Namjoon tersenyum saat menerima hasil karya Taehyung.
Taehyung mengulas senyuman puas, dia selalu totalitas dalam pekerjaannya. Sejak lulus dua tahun lalu dari Fakultas Desain Universitas ternama, Taehyung bergabung dengan JH Entertaiment sebagai desainer panggung, lebih spesifiknya bertanggung jawab atas property panggung.
Pada setiap karyanya, Taehyung tidak hanya berpikir namun ia juga akan mencoba gagasannya sebelum membuatnya menjadi final. Begini penjelasannya. Dulu saat dia mendesain property panggung lagu “Icarus”, Taehyung menyulap apartemennya menjadi panggung kecil, menggunakan meja, kursi, sofa dan segala yang ada. Kemudian dia akan mencoba koreo lagu dan improvisasi lain, apakah akan cocok dengan draft awal. Taehyung sudah pernah menghancurkan sebuah meja, sepasang kursi bar dan lampu Kristal di apartemen.
Ah iya, bukan apartemennya, lebih tepat apartemen kekasihnya. Tapi sang kekasih yang sangat sayang dengan Taehyung itu tidak pernah ambil pusing. Barang rusak dapat diganti, uang bukan hal besar bagi si manis yang lahir dari keluarga kaya dan memiliki pekerjaan bagus. Buat dia yang penting kebahagiaan Taehyung, dia sangat menyukai pancaran mata Taehyung yang berbinar setelah puas menyelesaikan desain.
Siang ini seperti biasa Taehyung dan teman satu timnya makan siang di caffetaria perusahaan, mereka pun bergosip sembari makan.
“Guys, ada Manajer Jeon. Cuma Manager Min yang tahan sama dia, tu lihat mereka selalu makan bersama kan?” Lisa mencerocos begitu saja, membuat teman-temannya sedikit menoleh kearah yang ditunjuk sekitar tiga meja dari tempat mereka.
“Berapa umurnya Manager Jeon, Noona?” tanya Beongyu kepada Lisa.
“Bulan lalu ulang tahun ke-29 kalau tidak salah. Kenapa, kamu naksir?” Lisa menelisik.
“Ga lah. Aku masih waras,” Beomgyu tertawa dan diikuti tawa lainnya.
“Ssst, dia tau kita omongin,” Beongyu berkata lirih.
Taehyung melihat kearah Manager Jeon yang menatap mejanya dengan tajam, kemudian dengan cepat Taehyung membahas hal lain. Saat kembali keruangan, Namjoon mendekati Taehyung dengan muka masam.
“Tae maaf, Manager Jeon ingin kamu merubah detail, di bagian ini. Dia minta yang lebih original,” Namjoon membuat gerakan mengutip dengan jari pada kata original.
Taehyung hanya mengangguk, namun ia merasa kesal luar biasa. Bukan hanya harus mendesain ulang, namun waktu tersisa dari deadline tinggal 3 hari lagi, masterpiece tidak dapat lahir begitu saja Esmeralda! Namun Taehyung bukan orang yang mudah putus asa, setelah begadangan 2 malam, Taehyung kembali menyerahkan hasil karyanya.
“Akan aku sampaikan ke Manager Jeon, semoga dia terima yang ini ya. Padahal menurutku hasilmu sebelumnya sangat bagus,” Namjoon segera bangkit keluar ruangan dan menuju satu lantai diatas.
Sejam menjelang jam pulang kantor, Namjoon kembali memasuki ruangan, mendekati Taehyung yang sedang mendesain kaos, dimana dia juga tergabung dalam Project Merchandise.
“Tae maaf, ini ada revisi lagi. Aku bantu ya, waktunya tinggal besok,” Namjoon menghela napas kasar. Dia masih emosi dengan perdebatan dirinya dengan Manager Jeon beberapa saat lalu saat mempertahankan hasil karya Taehyung.
“Gapapa Hyung, aku bisa selesaikan. Tadi waktu bikin kaos terpikir sesuatu,” Taehyung kemudian sibuk membongkar ulang karyanya pada bagian yang dilingkari merah.
Lisa menjulurkan kepala, melihat ke layar kerja Taehyung. Dia tidak habis pikir bagaimana karya Taehyung yang sempurna dimatanya ternyata memiliki kekurangan untuk seorang Manager Jeon.
Pukul sebelas malam, Taehyung masih berada di kantornya, hanya ditemani lagu yang mengalun dari aplikasi ponselnya. Dia lelah, perlu refreshment dan merokok salah satu cara yang biasa dia lakukan. Mengetik sesuatu pada ponsel dan beranjak ke arah tangga darurat. Kebetulan ruang merokok di gedung ini hanya terletak satu lantai dibawah ruangannya, sehingga Taehyung menggunakan tangga darurat menuju kesana.
Hanya ada Taehyung seorang dalam ruangan merokok, baru sepertiga batang nikotin terbakar saat seseorang muncul mendekatinya dari belakang. Tanpa memastikan siapa yang menyusulnya, Taehyung menoleh ketika sosok tersebut berhenti disampingnya dan membuang asap tebal pada wajah itu. Manager Jeon hanya mengibaskan tangan menghalau asap.
“Mau-mu yang seperti apa?” tanya Taehyung datar.
“Yang berbeda, yang tidak akan ditemukan pada penampilan lainnya,” Manager Jeon menjawab santai.
“Hasilku original semua, mana pernah aku pakai ide orang!” suara Taehyung meninggi, dia mulai tersulut emosi.
“Kau tau? Dirimu yang stress karena pekerjaan sangat panas di ranjang. Ayo kita pulang, aku sudah approved hasil pertama-mu,” jari Manager Jeon menelusuri dada Taehyung dari atas kebawah.
Sialan! Ternyata dia hanya dikerjai manisnya.
Taehyung melirik daftar to do list di meja kerja nya, hari ini masih banyak yang harus dia kejar. Teman-teman satu tim-nya juga semua sibuk karena 5TORY mendapatkan undangan bulan depan di US. Mereka harus mempersiapkan penampilan dalam waktu sesingkat mungkin. Sebenarnya pekerjaan tim Taehyung tidak se-hectic tim kostum, namun tetap saja karena saat ini “adik” dari 5TORY yaitu CheezeCake baru saja debut. Mereka bahkan sudah mulai mempersiapkan penampilan hingga 6 bulan ke depan.
Seharusnya pekerjaan Taehyung sudah selesai saat ini, namun ia mendapat beban baru, Beomgyu yang selama ini menjadi asistennya baru saja dipindah tugaskan. Sejak pertama Beomgyu bergabung di tim property, Taehyung dengan telaten mengarahkan Beomgyu hingga akhirnya kerja sama keduanya sudah tidak perlu banyak perintah terucap.
Sekarang Taehyung harus memulai kembali dari nol, mengajarkan begitu banyak hal kepada Yeji, asisten barunya yang masih intership.
“Aku mau kopi, kalian ada yang mau? Namjoon Oppa mau?” tanya Lisa lantang agar dapat didengar semua orang.
Semua menyebutkan pesanan dan dicatat oleh Lisa. Biasanya jika begini Beomgyu yang akan membeli kopi, namun dia menyadari kesulitan yang dihadapi Taehyung dengan Yeji sehingga Lisa pun dengan sukarela turun ke cafetaria.
Taehyung menyusuri lorong apartment kediamannya dengan langkah berat. Hari memang belum terlalu malam, namun pekerjaan seminggu ini menyiksanya. Asisten barunya Taehyung akui cukup pintar dan dapat mengerti kemauan dirinya, namun cara bekerjanya tidak secepat Beomgyu. Taehyung jadi merindukan sosok ceria yang dahulu selalu membantunya.
Memasukkan kode akses dan membuka pintu, Taehyung dapat melihat manisnya sedang duduk di sofa sembari membaca Tab. Setidaknya Taehyung memiliki sosok yang selalu berhasil membuatnya lupa akan segala kepenatan di kantor.
“Sudah makan Tae-ah?” tanya Jungkook ketika Taehyung mendekat.
“Belum, maunya makan sama Hyung,” dirinya menjawab dan memberi kecupan ringan dikening sebelum berangkat mandi terlebih dahulu. Memang seperti itu rutinitas keduanya dihari-hari biasa.
Taehyung bergabung di meja makan yang telah dipenuhi oleh Jungkook dengan berbagai masakannya. Untuk urusan makanan, serahkan pada Jungkook dan Taehyung akan membersihkan cucian setelahnya sebagai wujud terima kasih atas perhatian Jungkook yang selalu memberinya makanan lezat.
Jungkook kembali fokus pada Tab nya di ruang tengah setelah makan, selesai cuci piring, Taehyung mendekati Jungkook dan duduk di karpet menyender di kaki Jungkook dan merebahkan kepala di pangkuan yang lebih tua. Jungkook memandang ke netra terkasih, mencium bibirnya dan meletakkan Tab diatas meja.
Mata Taehyung menyiratkan betapa lelah dirinya dan tadipun saat makan malam mereka sudah saling menceritakan hari mereka, sebuah kebiasaan manis yang telah mereka pertahankan sejak bersama.
Jungkook menyamankan punggung dan kepala Taehyung menyender pada sofa, kemudian mulai memijat pundak kekasihnya. Taehyung menutup mata menikmati pijatan.
“Pekerjaanmu masih banyak Chagiya? Apa perlu aku share ke tim lain?” tanya Jungkook masih sambil memijat.
“Gapapa Hyung, aku bisa menangani. Cuma ya itu, Yeri masih belum tangkas, aku jadi kangen Beomgyu,” Taehyung mengutarakan begitu saja isi hatinya.
“Aku buatnya Coklat Panasnya ya,” usul Jungkook yang langsung beranjak ke pantry.
Taehyung memperhatikan Jungkook dari posisi duduknya, terlihat si manis menyiapkan minuman dengan gusar. Tak lama Jungkook datang dan menyerahkan secangkir minuman hangat dengan air muka keruh. Taehyung menerima gelas dan menyesap langsung hampir separuh lalu mengembalikan ke Jungkook untuk diletakkan diatas meja.
Tiba-tiba Taehyung berdiri dan duduk disebelah Jungkook, tangannya terulur menarik tengkuk kesayangan dan merengkuh kepala manisnya di dada.
“Utututu.. sayangku ada apa? Coba cerita?” tanya Taehyung dengan nada kekanakan.
“Apaan sih Tae, aku bukan anak kecil,” jawab Jungkook sembari mendorong dada Taehyung menjauh.
“Hyung manis banget kalau lagi merajuk, punya siapa sih?” Taehyung masih menggoda yang lebih tua.
Jungkook sudah kembali duduk, dia melipat kedua tangannya didepan dada, tanpa sadar menekuk wajah dan memajukan bibir.
“Iigh gemes. Jadi pengen cium,” goda Taehyung sebelum melanjutkan.
“Hyung kenapa? Aku tadi lagi cerita kerjaan qo tiba-tiba –,” Taehyung berhenti pada ucapannya.
Sebelum Jungkook menawarkan Coklat Panas dia sedang membicarakan Yeri dan tunggu.. Taehyung tadi bilang dia “kangen Beomgyu” bukan. Ah jangan-jangan..
“Hyung kamu cemburu sama Beomgyu?” Taehyung tidak tahan dengan Jungkook yang begitu manis.
“Cemburu? Buat apa? Cemburu itu tanda orang yang tidak percaya diri,” jawab Jungkook tegas. Sekilas Taehyung dapat melihat sosok atasannya yang jarang muncul jika mereka sedang bersama.
Benak Taehyung mengembara dengan cepat, ke saat terakhir Beomgyu dan dirinya berasa di tim yang sama. Ketika itu adalah event Natal kantor, sebuah pesta sederhana digelar dengan berbagai macam permainan. Setiap tim kerja berkelompok melawan tim lainnya. Taehyung dan Beomgyu seperti memiliki mindlink, apa yang mereka lakukan sudah seperti kesepahaman. Tim mereka banyak terbantu atas kerjasama baik keduanya.
Saat itu Taehyung sempat melihat manisnya yang sedang mengamati di salah satu sudut ruangan, Manajer Jeon sedang berdiskusi dengan salah satu Direksi ditengah gegap gempita pesta.
Dengan cepat Taehyung merangkai deduksi. Manisnya memang selalu seperti itu jika di kantor maka Taehyung tidak menaruh kecurigaan sama sekali. Namun sekarang seperti ada lampu menyala dalam benak Taehyung.
“Hyung yang memindahkan Beomgyu ke tim lain ya?” tanya Taehyung sedikit mendesis.
“Iya, lantas?” Jungkook bertanya balik.
“Kenapa Hyung? Kenapa tidak bicara dulu? Aku kerepotan sekarang,” jawab Taehyung dalam satu kali tarikan napas.
“Kan sudah kuberi penggantinya—”
“Iya, tapi aku harus mengajarkan kembali dari nol. Ini menghambatku Hyung,” potong Taehyung cepat.
“Aku percaya dengan talent mu, kamu pasti bisa mengatasi semua-nya,” jawab Jungkook santai.
“Hyung, dengan deadline disana sini kenapa kamu justru memperlambat kinerja kami?” tanya Taehyung menuntut.
“Aku tau tugas dan tanggung jawabku sendiri, tidak perlu kau dikte,” jawab Jungkook dingin.
Keduanya terlibat perang mata, hanya berpandang-pandangan dengan tajam tanpa seorangpun membuka suara. Taehyung dengan segala aura dominasinya bisa mendapatkan hampir apapun dari manisnya dan hal itulah yang membuat Jeon Jungkook bertekuk lutut pada awalnya. Hampir pada semua hal, kecuali yang berhubungan dengan pekerjaan. Untuk urusan satu itu, Jungkook mengendalikan penuh seperti di kantor.
Akhirnya Taehyung menghembuskan napas berat sebelum berdiri dengan kasar.
“Aku tidur duluan,” dan dia meninggalkan ruang tengah tanpa menunggu reaksi Jungkook.
Seharian ini Jungkook gusar, tatapan mata yang tajam bagai membelah jiwa digantikan dengan gertakan tidak pada tempatnya. Mari kita telisik penyebab dibaliknya kekacauan sesosok gunung es.
Jungkook terbangun dipagi hari dalam keadaan sendirian, oke itu bukan hal baru. Namun ia tidak menemukan wujud kekasihnya di apartement. Padahal Taehyung selalu pamit padanya jika akan berangkat duluan paling tidak di malam sebelumnya.
Toh mereka berdua memang lelaki dewasa, dalam hubungan mereka tidak ada ketergantungan seperti berangkat berdua ke kantor walaupun bekerja ditempat yang sama. Biasanya pun terjadi hanya apabila sedang hujan karena Taehyung tidak suka jika motor sport-nya menjadi kotor.
Namun tadi malam Taehyung bahkan sudah tidur dan memunggunginya ketika Jungkook memasuki kamar. Seperti di kebanyakan hari, Jungkook akan memberikan ciuman selamat tidur di kening terkasih.
Kembali ke kantor, Jungkook sering kali mengirimkan makanan untuk kasihnya melalui office boy kepercayaan, OB yang menerima cerita begitu saja bahwa Taehyung adalah saudara jauh Jungkook yang dititipkan kepadanya.
Taehyung memang menerima kiriman Jungkook, namun OB tersebut menyampaikan bahwa manusia tampan setengah dewa itu tidak menyentuh makanan sama sekali justru membagikan ke rekan se-tim nya.
Jungkook tidak merasa berbuat kesalahan besar. Ketika menggantikan Boemgyu dengan Yeji, dirinya sudah melalui banyak pertimbangan. Yeji mempunyai skill yang mumpuni, dia pasti sanggup men-support pekerjaan Taehyung. Kecantikan dan daya tarik Yeji tidak sedikitpun membuat gentar Jungkook untuk menempatkan sosok menawan tersebut disisi Taehyung. Dia sudah sangat muak melihat kebersamaan Taehyung dengan Beomgyu yang bahkan ke-uwu-annya terdengar hingga divisi lain.
Lebih parahnya hari ini Jungkook tidak dapat mengikuti jalannya rapat dengan benar, presentasi yang dibawakan dihadapan Direktur pun kacau. Pikiran sedang mengembara meninggalkan fisiknya.
Bahkan Manajer Min yang biasanya cuek pun jadi penasaran, karena kehilangan pandangan mata tajam sang kawan yang biasanya mengedar ke sekeliling.
“Jung, PMS?” tanya Yoongi main-main. Namun hanya tatapan menusuk kalbu yang ia terima sebagai balasan.
“Taehyung sudah tau ya?” Yoongi menelisik dan masih ditanggapi diam oleh Jungkook.
“Sudah aku bilang kan, kamu jangan main-main sama urusan kerjaan pacarmu itu. Semua orang disini juga tau dia sangat berdedikasi dengan kinerjanya. Dan kamu malahan mindahin support nya dia gitu aja. Tiba-tiba, tanpa bilang apapun, padahal setiap hari juga ketemu sama dia,” cerocos Yoongi.
“Baru tau kamu berisik!” jawab Jungkook sekenanya.
Jam sembilan malam, Taehyung masih mengerjakan rancangannya dengan tekun, seorang diri di meja kerjanya. Pintu ruangannya terbuka dan masuklah Manajer Jeon.
“Masih lama Tae-ah?” tanya Jungkook mendekat.
“Pulang duluan aja Hyung,” jawab Taehyung tidak mengalihkan pandangan dari layar kerja.
“Aku tungguin ya disini,” bujuk Jungkook yang justru membuat Taehyung menghembuskan napas berat.
“Oke, kita pulang sekarang,” Taehyung pun merapihkan barang-barangnya.
“Bareng saja Tae-ah, motormu tinggal sini saja.”
“Gapapa Hyung, aku bawa saja. Ketemu di apart ya,” dengan itu Taehyung meninggalkan ruangan dan Jungkook sendirian.
Taehyung itu benar-benar kelemahannya Jungkook yang lebih suka konfrontrasi langsung, bukannya perang dingin seperti ini. Dan Taehyung juga tidak bersikap dingin seutuhnya, nyatanya dia memilih pulang daripada membuat Jungkook ikut menunggu di kantor. Justru hal itu membuat Jungkook lebih frustasi.
Taehyung memacu motornya cepat, dia lebih dulu sampai apartment, mandi dan langsung tidur. Besok paginya Taehyung sudah berangkat ke kantor saat Jungkook masih tidur.
Kejadian itu berlangsung hingga 3 hari ke depan. Jungkook tidak tahan seperti ini, maka dia membuat penawaran damai seperti mengirimkan pesan penuh cinta, gambar-gambar lucu, makanan bahkan hingga karangan bunga. Namun semua itu hanya diterima Taehyung tanpa adanya balasan.
Ketegangan keduanya sudah sampai batas kesabaran Jungkook. Yang lebih tua sadar bahwa dia harus menawarkan perdamaian dengan cara yang tak mungkin dapat ditolak.
Langit belum juga gelap saat Taehyung kembali ke apartmen. Siang ini dia telah menyerahkan pekerjaan sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. Taehyung juga tidak ingin lama-lama mengacuhkan manisnya, maka tadi dia membeli sekotak besar ayam goreng untuk dimakan berdua sembari marathon film. Lagipula besok weekend, mereka dapat bersantai tanpa memikirkan pekerjaan.
Ketika membuka pintu, Taehyung heran menemukan kaos kaki Jungkook tergeletak begitu saja di depan, sebuah keanehan mengingat sifat rapih dan perfectionist kekasihnya. Maka dia pun memungut untuk dibawa ke keranjang laundry.
Saat melewati ruang tengah, lagi-lagi Taehyung menemukan kejanggalan. Celana panjang yang hari ini dipakai Jungkook teronggok di lantai. Pandangan matanya mengedar kearah pintu kamar mereka dan memindai kemeja yang tergeletak.
Selatan tubuh Taehyung merespon lebih cepat daripada nalar, hormon mengalir kencang mendidihkan darahnya. Tergesa Taehyung beranjak ke arah pintu kamar dan menyerigai lebar saat menemukan kejutan lain tergantung di kenop.
Sebuah cambuk.
You must be logged in to post a review.
Related Paid Contents
-
🔒 Braven – 9. Synthesis
Author: Miinalee -
🔒 Sugar, Baby – Special Ch
Author: Narkive94 -
🔒 Dunia Lain: Prolog
Author: Ipul RS -
🔒 Braven – 29. Fractured
Author: Miinalee
Reviews
There are no reviews yet.