Matahari lembut menyapa lewat jendela. Simpul pada bibir Jungkook merekah bak bunga tulip dari negeri kincir angin. Karena sebuah kecup pada keningnya, ia beranjak, mengusap mata yang masih berat. Tubuhnya telanjang hanya sisa kain menutup bagian bawah. Tumpukan selimut dan bantal selembut awan membentuk sarang ternyaman. Aroma seseorang tinggal di atasnya, membuat ia betah, enggan hati untuk pergi dini.
“Hmm…” desahnya sembari merenggangkan tubuh.
Lembut wangi Taehyung di atas bantal itu, bersinggungan dengan indra penciuman Jungkook. Sekejap dia membayangkan pelukan semalam, dan bisikan romantis tuannya. Sungguh membuai hati. Namun entah dimana sekarang, sosok yang ia bayangkan itu, tidak lagi merebah di sampingnya.
Lalu, tiba-tiba hujan datang sesuai ramalan malam, sang Tuan menghampiri bunga kecilnya yang terlihat malas di atas tempat tidur. Dengan tampang rapi, pria itu berdiri angkuh berbalut juntaian baju berkuda khusus dijahit hanya untuknya. Taehyung memakai kemeja putih, dengan leher berenda, ujung lengannya seperti terompet, sangat elegan. Dan rompi kulit hitam itu…Jungkook sedikit menggigit bilah bibirnya.
Apakah Taehyung adalah reinkarnasi dari seorang pangeran?
Terlihat pula boots panjang membalut kaki Tuan nya tersebut. Pun sebuah pecut panjang yang dia apit pada lengannya menambah kesan gagah. Seraya ia membenahi kancing lengan yang belum terkait sempurna.
“Melihatmu tidur membuat saya banyak berpikir, Jeon.” Ucap Taehyung sengaja menyinggung pemuda itu. Jungkook merasa tidak enak seketika.
“A-Ada apa, Tuan?” Suara Jungkook terbata, dia ingat kemarin Taehyung memintanya untuk menjadi kekasih pria itu, tapi apa dia terlalu mabuk oleh nafsu, sampai salah menafsirkan dan sekarang sedang mempermalukan dirinya sendiri karena terlalu percaya diri masih berada di ranjang sang majikannya?
Jungkook gelisah.
Taehyung lantas mendekat. Kakinya yang menapak ubin, terdengar begitu menekan, dan membuat bulu kuduk seseorang di seberang sana merinding. Tuan Tanah itu tergelak dalam hatinya.
“Saya berpikir apakah pemuda cantik ini ingin terbangun dari mimpinya atau tidak?”
“T-Tuan?”
“Tadi apakah kamu memimpikan saya, Jeon?” Tatapan Taehyung langsung mengurung pandangan Jungkook.
Benda panjang yang pada ujungnya berbalut karet itu, menjulur di hadapan sang pelayan. Menyentuh dari pinggir rahangnya sampai dagu, kemudian meninggikan penglihatan Jungkook. Membuat ia bisa menikmati lingkar sempurna pada obsidian tersebut.
Jungkook meremang seketika, ia meremas kasur di bawahnya, bibir pemuda itu terbuka setengah, dua gigi lucu pamer. Ada helaan nafas takut, menghembus tipis. Jantungnya memburu cepat, meningkatkan adrenaline.
“Tidak tuan, maaf…” lirih nya pelan. Ia berusaha kabur dari benda yang mengerat dagunya, tapi pecut itu mengejarnya. Dan menahan ia untuk tetap menatap pada mata Taehyung.
“Jadi apa yang kamu mimpikan, hm?”
“Tidak ada, Tuan…”
Taehyung menjelajah diam-diam. Seharusnya dia tidak membuat pemuda itu telanjang, karena kini di dalam dirinya ada sesuatu yang mematik kebuasannya karena tubuh indah Jungkook.
Ia berdecis. Sinis menanggapi jawab Jungkook.
Kekasihnya itu masih duduk bersimpuh malu di atas singahsananya. Taehyung menarik selimut yang menutup setengah harta miliknya tersebut. Dan melihat milik pelayannya itu sudah menegang. Benda kecil berwarna lembut seperti buah peach itu mengacung karena tidak tahan atas godaan dari laki-laki dihadapannya. Jungkook menggeser kakinya risih karena dipandangi, pemuda itu ingin berpindah, tapi lagi-lagi pecut Taehyung turun membuatnya terdiam takut.
Benda itu menyapa permukaan kulit Jungkook. Melewati dadanya, kemudian turun ke pusar dan berakhir di atas kepala penisnya. Area paling sensitif dari sang pelayan.
“Lucu sekali…” Ejek Taehyung. Jungkook mengepalkan tangannya semakin erat. Dadanya sudah membusung karena sungguh tidak kuat menahan tekanan sensual ini.
“Mhh…”
Taehyung terus menyentuh ereksi Jungkook dengan benda yang biasa digunakan untuk memacu kudanya tersebut.
“Bermain” sebelum menunggangi peliharaannya di hari minggu, bukan hal yang buruk.
Ia akan menganggap ini pemanasan.
Dia masih sempat.
Apalagi untuk Jungkook.
Paha Jungkook bergesek setia dia bergerak, tubuhnya kacau oleh cumbuan benda itu. Ia berusaha menghindari Taehyung yang masih mempermainkannya.
“Tuan, mhh—”
Jungkook menggigit jarinya tidak tahan. Ereksi merah muda yang kecil itu kian tegang. Pahanya yang sekal dan pinggangnya yang kecil membuat Jungkook terlihat sangat seksi saat menggeliat. Bahkan pipinya yang sudah medah sepadan api, juga tatapannya yang sayu, begitu erotis di mata Taehyung.
Pre-cum membasahi ujung dari batang kelamin pemuda itu. Nafasnya terdengar menjeda cepat, dan berulang kali.
Taehyung lantas membuka resleting celananya. Mengacung benda kebanggan pria itu untuk dimasukan ke mulut sang pelayan.
“Lakukan, bunga kecil ku!”
Jungkook menunduk, menutup matanya dan meletakan kebanggaan tuannya itu atas lidahnya dengan hormat. Ia kemudian mengulum ereksi Taehyung pelan, belum pernah seperti ini. Jantungnya berdegup kencang. Jungkook lalu duduk di bawah laki-laki itu, menjilatinya secara amatir dengan lidah kemudian memasukkannya lagi ke dalam rongga mulut. Kendatipun, gerakannya tetap diatur oleh tangan yang meremas rambutnya. Sedangkan tangan-tangan kecil jungkook mengepal di paha, sangat menurut.
“Luar biasa, apa kau menikmatinya?”
Jungkook hanya menatap Taehyung, rona pada pipinya tiba-tiba semakin memerah.
“Malu rupanya…” Taehyung mengusap pipi sang pujaan.
Taehyung merasakan sengatan luar biasa, ketika tiba-tiba ujung penisnya serasa di lahap. Benda itu dihisap kuat-kuat, membuat semua saraf yang ada pada batang penisnya bereaksi. Begitu bersemangat, sama seperti kala dia menerobos hutan menggunakan kuda. Banteng besar pun ia taklukan, tapi tidak ada yang dapat membuatnya bergetar selain menjemput putih di dalam rongga mulut Jungkook.
Bunga kecilnya.
Kekasihnya.
“ARG!”
Jungkook terlihat masih serius memajukan kepalanya, dan mengulum batang sang Tuan Tanah.
“Arg, biadab! Kamu membuat saya berhutang banyak, Jeon. Terlebih untuk kenikmatan ini, kamu pikir saya suka berhutang, hm?” Erangan Taehyung menggelegar, seiring dengan pinggulnya yang kiat cepat memacu di hadapan wajah sosok dibawahnya. Rambut Jungkook sampai berantakan dijambak.
Ia tidak tau ini sangat mengguncang nafsunya. Taehyung lantas membuatnya memelan sejenak, menyingkirkan beberapa helai ke belakang kuping Jungkook.
“Sebentar. Jangan ada yang menutup kecantikan mu…”
Jungkook langsung malu dibuatnya.
Dan kala Taehyung berhasil melepas spermanya. Cairan kental itu memenuhi mulut Jungkook. Beberapa menyembur sampai ke hidungnya.
“Telan.” Titah sang tuan.
Lantas Jungkook mendengar perintah tersebut, ia menutup mulut dan meneguk air mani Tuan Tanah.
“Menurut sekali, melihat wajahmu saat ini membuat ku merasa sangat berhutang.” Geram Taehyung di telinga kanan Jungkook.
Jungkook melirik bagian bawahnya. Pun Taehyung, ia sudah sangat sadar bahwa pemuda itu sangat menginginkannya. Lantas Taehyung menyuruh Jungkook berdiri.
“Ingin sekali?”
Jungkook mengangguk. Pemuda itu berbalik, membelakangi Taehyung. Dua bongkah lemak yang tembem, dan mulus menyentub ereksi Taehyung besar dan masih menyalak.
“Jilat jarimu, dan tunjukan jalannya, Jeon.” Taehyung melerai rabut Jungkook, sambil membisikan kalimat kotor itu.
“Tuan, apakah itu akan membuat anda senang?”
“Apakah saya akan senang? Saya sudah bilang saya tidak suka berhutang, jadi ini bukan untuk saya tapi untukmu.”
Jungkook lalu menjilat jarinya dengan sisa sperma bercampur ludah yang kini menempel di jari. Ia mengoleskan luar lubangnya, dan membelah benda indah itu di hadapan Taehyung sekali lagi. Memasukkannya secara mandiri seperti jalang yang haus akan penis sang penjamah.
Taehyung terkesan. Ia menahan tangannya di pinggang ramping Jungkook. Dan pemuda itu berhasil masuk, batang ereksi Tuan Tanahnya menembus lubang sempit Jungkook. Seketika rasanya ereksinya di himpit dengan sengaja.
Jungkook pun berdiri menegak. Berusaha mencerna realitas, dan akal sehat. Kedua insan itu kini diam, saling merasakan kenikmatan bercinta satu sama lain dengan posisi tegak berdiri menghadap sumber cahaya. Pantat Jungkook mengapit batang ereksi Taehyung, membuat majikannya itu kembali menggila.
Jungkook menggigit bibir tak kuat. Ia tak tahan, lantas menarik tangan Taehyung. Yang memegang pecut tadi. Tubuh nya lemas, dia butuh pegangan.
Kemudian benda itu dilintangan kedepannya untuk pegangan. Taehyung menahan benda tersebut di dada sang pelayang. Sedangkan kedua tangannya memegang kuat hak tersebut.
Jungkook jelas menikmati saat merasakan hantaman dari ereksi Taehyung. Lidahnya menjulur karena begitu haus, tubuhnya berkeringat Taehyung sangat hebat.
“Ah—ahh—Tuan”
“Sempit sekali, Jeon. Akan aku bantu membuatnya pas.”
“Tuan ahh—”
Tak lama tungkai Jungkook gemetar, ia mencapai penuntasannya. Dengan sperma meleleh keluar melewati paha. Namun Taehyung belum juga berhenti.
Dengan posisinya yang berdiri dan tangan menahan di depan, memegang pecut yang melintang di depan Jungkook. Pelayannya itu masih berusaha kuat, menerima tumbukan yang kian dekat menyentuh titik manisnya untuk kedua kali.
“Tuan, masihkah menikmati saya, ahh!”
“Itu seharusnya bukan pertanyaan. Apakah kamu ingin berakhir disini?”
“Tidak tuan, tolong nikmatin tubuh ini…”
“Bunga kecil ku sudah lelah, apakah dia melayu?”
“Tidah Tuan ahh—ahh—”
“Mengapa berteriak?’
“Tuan sakit sekali, tapi lagi…”
Sakit, tapi lagi?
“Saya hendak pergi pun tidak jadi, karena harus melakukan ini. Kuda itu tidak apa-apanya, dibanding saya yang menunggami mu.”
“Tuan mhh—”
“Fuck, Jungkook!”
“Taehyung…ahh”
Taehyung segera membalikan tubuh Jungkook. Menahan nya yang menyender lemas. Ia meraih pinggul Jungkook, dan menjatuhkan tubuh mereka ke atas kasur. Bulu-bulu angsa yang tadi mengisi bantal, berhamburan ke udara. Terbang lalu berjatuhan kembali ke atas tubuh keduanya.
Satu bulu nakal menutup mata Jungkook, membuat Taehyung harus menyekanya.
“Hei, tertidur?”
“Tuan jahat sekali.” bibir Jungkook bergerak, diiringi nafas juga dadanya yang bergantian bekerja.
“Benarkah?”
“Tuan lupa mengucapkan kalimat manis, sehingga saya merasa begitu hampa…”
Taehyung tersenyum. Meraih kepala kekasihnya itu. Ia kemudian mengecup kening dan mata Jungkook perlahan.
“Kamu sangat cantik, Jeon. Saya menyayangi mu…”
***
Jungkook terlihat rapi. Ia mengusap lengan, dan ragu. Taehyung sendiri puas saat melihatnya, baju menunggang yang dia pesan khusus untuk Jungkook ternyata sangat pas. Lantas ia memasang sarung tangan dan langsung menaiki Kuda. Meraih tangan Jungkook.
Pelayannya itu merasa asing di depannya, menunggang kuda bukan hal yang dia sering lakukan. Jungkook suka melihat para prajurit pemerintah di desanya yang hebat menunggang kuda tapi dia sendiri belum pernah melakukan hal tersebut. Saat binatang itu bergerak Jungkook pun nampak ketakutan.
Taehyung terkekeh.
Ia membuat tangan Jungkook menggengam tali, dan menahan tangan pemuda itu dalam genggamannya.
“Menyenangkan bukan?”
“Tuan, saya takut…”
“Takut dengan kuda?”
“Takut jatuh, Tuan.”
“Saya tidak mungkin membuatmu terjatuh. Saya akan melindungi kamu.”
Satu kecupan disematkan Tuan Tanahnya di kuping Jungkook. Ia sampai meninggikan pundak karena merasa geli, perutnya pun tergelitik oleh kupu-kupu yang pria itu beri.
“Tuan akan melindungi saya?” tanya nya lagi. Hanya ingin mendengar getaran dari suara berat Taehyung.
“Tentu, tapi tidak dari saya…” Balas Taehyung jahil.
“Tuan sungguh jahat!”
“Haha!”
Tawa mereka membuat semburat bahagia memancar dari wajah keduanya, semilir angin yang menyentuh rumput tinggi di sekeliling lahan tersebut kian mengindahkan kisah ini.
Namun seperti petir yang menyambar buku cerita, ia menumpahkan darah.
DORR!
Taehyung jatuh dari kudanya bersama Jungkook. Tembakan dari mana itu, membuat ia terkapar. Kudanya lari, Jungkook berteriak ketakutan. Ia melihat cairan merah merembes ke seluruh pakaian sang Tuan Tanah. Banyak dari cairan pekat itu keluar dari dadanya.
“Tuan!!!”
“Jungkook agk—”
“Tuan jangan! Jangan! TOLONG!!!”
TBC
Be the first to review “PART 5 : SELESA LUKA” Cancel reply
You must be logged in to post a review.
Related Paid Contents
-
🔒 Braven – 29. Fractured
Author: Miinalee -
🔒 Baby Daddy Special Epilogue
Author: Perigigibts -
🔒 Braven – 12. Disclosure
Author: Miinalee -
🔒 Hidden Chapter 15-0
Author: _baepsae95
Reviews
There are no reviews yet.