The Concubine – Chapter 10

Author: A Little Bits of Everything

Kuda yang mereka tunggangi bergerak dengan kecepatan normal, membawa Siwon dan Sungmin melalui tanah setapak menuju gerbang kanan istana.

Siwon menyipitkan matanya, ia menangkap siluet seseorang berdiri tegap di tengah-tengah gerbang masuk. Dari jarak sejauh ini, mata Meth Athena masih bisa mengenali sosok itu. Dari aura keruh dan wajah yang mendongkak angkuh, tentu saja Athena sangat mengenalnya. Putra Mahkota, saudara kembarnya sendiri…

Ares.

Dan sepertinya bukan hanya Siwon yang menyadari kehadiran Ares. Semakin dekat langkah kuda mereka mendekati gerbang, Sungmin semakin beringsut mundur –merapat ke dada Athena. Pemuda Terran itu meremas kausnya –gugup.

Siwon meraih tangan kiri Sungmin, lalu diremasnya erat –berusaha meyakinkan pemuda itu kalau semua akan baik-baik saja. Siwon sudah berjanji untuk bertanggung jawab kalau sesuatu sampai terjadi.

“Apa. Maksudnya. Ini.” Kyuhyun mengeram, berusaha menekan titik-titik amarahnya yang siap meledak kapan saja. Ia melempar pandangan membunuh ke arah Siwon, menunjukkan pada saudara kembarnya kalau ia sanggup merebut nyawa siapapun yang menentang kehendaknya. Siapapun.

“Aku hanya mengajak Sungmin berkuda sebentar, dia perlu keluar dan berjalan-jalan. Dengan mengekang Sungmin akan berakibat buruk pada kesehatannya,” Siwon menjelaskan dengan sabar, ia tidak berniat membuat Kyuhyun semakin marah –tidak kali ini.

“Lagipula Ada sudah mengizinkan aku,” dengan logisnya Siwon beralasan, tidak menduga kalau alasannya itu justru membuat kemarahan Kyuhyun semakin menjadi.

“Dia selirku, bukan selir Zeus!” raung Kyuhyun geram dan tanpa sadar bertindak di luar dugaan. Kyuhyun menarik pinggang Sungmin dengan paksa –bermaksud menurunkan Sungmin meski dengan cara kasar yang nyaris membuat remaja Terran itu terjatuh.

Siwon melotot menyaksikannya. Namun terlambat, ia tidak sempat menahan tubuh Sungmin dan pemuda Terran itu sudah berpindah ke tangan Ares.

“Kyuhyun!“ Siwon bermaksud ‘menyelamatkan’ Sungmin, namun tatapan mengancam Kyuhyun menahan langkahnya.

“Jangan ikut campur, Athena.”  Kyuhyun memeluk Sungmin dengan satu lengan. “Sungmin selirku, jangan buat aku terpaksa menghukumnya hanya karena keteledoranmu.”

Satu kalimat itu berhasil mengunci Athena. Tentu saja Athena bisa berpikir jernih. Dalam keadaan separuh emosi seperti ini, hal terbaik adalah membiarkan Ares. Menentangnya hanya akan memperkeruh suasana. Dan suasana yang keruh akan berakibat buruk –pada Sungmin.

Tanpa berbuat apapun, Siwon hanya memandang lirih ke arah Sungmin dan Kyuhyun yang menghilang masuk ke dalam istana.

Ini yang terbaik.

Dengan merelakan Sungmin akan menyelamatkan nyawa pemuda Terran itu.

 

oOoOoOoOo

Pangeran Meth bertubuh tinggi itu masih terus mengayun dan menebas pedangnya ke udara. Begitu serius menghitung tiap jengkal tubuh, menusuk titik-titik vital, dan menyayat tepat ke dada lawan yang dilukisnya sendiri dalam imajinasinya.

Peluhnya mulai membanjir; membasahi wajah, leher, dan kotak-kotak absnya yang mengencang. Begitu seriusnya ia sampai tidak menyadari pintu kamarnya berderit terbuka, dan sosok kecil menyelinap masuk ke dalam.

“Elios?”

“What?!” Zhoumi terkejut dan refleks mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Ia melotot kaget saat menemukan seorang gadis kecil menarik-narik juntaian tali pinggangnya sambil memasang wajah malang.

“Az! Sedang apa, sih?! Kalau kau tertebas bagaimana??!!” bentak Zhoumi setengah panik.

Az merengut. Ia paling tidak suka dibentak  –terlebih oleh Helios. Az sangat-sangat-sangat benci dibentak oleh Helios.

“Lain kali ketuk pintu dulu dong, Az…” Suara Zhoumi melembut. Pada akhirnya ia juga yang mengalah –merasa tidak akan pernah menang melawan sungutan putri angkatnya sendiri.

“Aku sudah mengetuk dari tadi, tapi kau tidak dengar! Lagipula biasanya tidak pakai ketuk-ketuk, kok!” sungut Az. Ia naik ke atas tempat tidur Zhoumi, masih dengan bibir yang mengerucut maju.

“Iya, tapi jangan diulangi lagi, oke? Pantas saja Hae-Hae selalu mengunci pintu kamarnya. Kau hobi menyelinap begitu.”

“Tentu saja lebih baik menyelinap! Mata ikan pelit! Kalau kuketuk dulu pintunya belum tentu dia mengizinkan aku masuk, ish! Jahat! Padahal Athena, Eros, Apollo selalu baik! Mata ikan yang paling nakal!” adu Az berapi-api. Ia memukul-mukul bantal dengan tangan kecilnya yang mengepal, seolah-olah bantal malang itu adalah wajah Donghae.

Zhoumi hanya tersenyum mendengar pengaduan putrinya. Ia membalut pedangnya dengan sehelai kain hitam yang tergeletak di atas tempat tidur, dilipatnya dengan hati-hati, dan setelah terikat dengan rapi, Zhoumi menyimpan pedang itu ke dalam lemari –ia sama sekali tidak sadar kalau diam-diam Az mengamati pedangnya sejak tadi.

Az –Sang Gadis Methuselah itu menyeringai. Ia kenal pedang itu. Pedang yang dibuat khusus untuk mengangkat tahta Putra Mahkota generasi ke-99…

–Pedang milik Zeus.

“Harusnya sekarang kau tidur siang kan? Sedang apa di sini?” tanya Zhoumi dengan kening mengerut. Ia melirik Az yang malah menyibukkan diri dengan berguling dan bergumul di atas tempat tidur –benar-benar menghiraukan pertanyaannya.

Zhoumi berkacak pinggang. Hanya dengan melihat tingkah Az, ia sudah bisa menduga…

“Kau apakan lagi Nany baru itu, Az?”

Pertanyaan yang tepat sasaran itu membuat Az sontak berpaling memandang wajah Zhoumi. Ia berkedip lugu.“Nany baru itu cerewet, jadi kuikat saja dia di kamar mandi,” jawab Az dengan cengiran dan raut tanpa dosa.

Padahal Zhoumi sudah menduga jawaban macam apa yang akan diberikan Az, tapi tetap saja… Ia menghela nafas berat dan menepuk keningnya, bingung setengah mati. Zhoumi berusaha mengingat-ingat kalau ia pernah mengajarkan hal buruk pada Az, tapi sepertinya tidak pernah. Soal ajaran buruk, sejauh ini ia hanya mengizinkan Az berkelahi dengan Yoona dan Jessica –itupun tidak terang-terangan.

“Aku ngantuk, Elios…” Az mengucek matanya. Ia mengulurkan tangannya pada Zhoumi –minta digendong.

“Kemari…” Zhoumi mengangkat tubuh Az. Ia mengusap punggung gadis kecil itu lalu melangkah keluar kamar.

“Kau harus minta maaf dulu pada Nany itu. Baru setelah itu kau boleh tidur,” perintah Zhoumi tegas.

“Iiiiish!” lenguh Az.

oOoOoOoOo

Sungmin meringis tertahan –tidak berani mengeluarkan lirih sakitnya di dekat Ares. Pemuda Terran itu hanya melangkah terburu-buru –berusaha menyeimbangkan langkah besar pemuda Meth yang tengah mencengkeram pergelangan tangannya dan menariknya dengan paksa.

Sungmin yakin sekali, bekas cengkraman Ares akan menyisakan memar di lengannya nanti. Tapi Sungmin memilih untuk diam, bisikan dalam batinnya terus menekan dirinya untuk mengikuti alur hati Ares –atau sesuatu yang lebih buruk akan terjadi.

Kyuhyun melangkah dengan nafas memburu –mati-matian menahan sesuatu yang bergejolak di dadanya. Begitu sampai di depan kamar Sungmin, Kyuhyun mendobrak pintu kamar itu hingga membanting terbuka. Ia menarik Sungmin masuk –berusaha menahan tenaga agar Sungmin tidak ikut terhempas saat ia mendorong pemuda Terran itu menjauh. Kyuhyun meremas pegangan pintu untuk menahan amarah yang sudah bertumpuk di tangannya.

“Menjauh!” seru Kyuhyun, tanpa berbalik.

Meski tidak mengerti maksud perintah itu, Sungmin tetap menurutinya. Ia beringsut menjauh lalu duduk di pinggir tempat tidur.

Kyuhyun melirik Sungmin dari sudut matanya, memastikan sesuatu…

3 meter, jarak yang cukup aman.

Kyuhyun kembali memandang daun pintu di hadapannya, berkonsentrasi mengumpulkan seluruh amarah, memposisikan kepalan tangannya di belakang dada, dan…

BUAGH!!

Sungmin berjengit kaget. Matanya membulat –shock, takut, bingung— saat Kyuhyun menghantamkan tangannya ke daun pintu.

DUAGH!!
BUAGH!!
DUAGH!!

Dua, tiga, empat, sampai lima hantaman, dan Kyuhyun belum berhenti. Sungmin bersumpah, ia mendengar suara retakan. Entah itu suara daun pintu yang retak atau suara tulang Kyuhyun yang remuk.

Pemuda Terran itu beringsut naik ke tempat tidur. Ia meremas dadanya, jantungnya berdegub cepat. Ia ingin berpaling namun pandangannya seolah terkunci pada sosok Ares yang tengah mengamuk.

Sungmin menyaksikan tiap titik, mendengar tiap detik, bagaimana Ares meluapkan amarahnya.

Tidak cukup dengan merusak pintu, Kyuhyun melepas pakaiannya. Nafasnya menderu, amarahnya belum habis, karena itu ia menolak untuk berbalik memandang Sungmin.

“AARRRGGHHHH!!!!”

Sebelum sempat menyaksikan Kyuhyun menyobek pakaian itu, Sungmin segera menutup mata dan telinganya rapat-rapat. Suara sobekan dan cabikan membuat telinganya terasa ngilu, ditambah lagi dengan suara raungan Kyuhyun. Sungmin tidak berani membayangkan, Kyuhyun menyobek kain tebal itu semudah menyobek kertas basah! Apa jadinya kalau ia diperlakukan sama seperti pakaian malang itu??

Sungmin merapat mundur, meski tindakannya itu tidak akan membawa dirinya ke manapun. Ia tidak akan bisa kabur dari kamar ini.

“Sungmin…”

Sungmin tidak berani mendongkak. Meskipun suara Ares sudah terdengar normal dan lebih tenang, Sungmin tetap menolak untuk mendongkak.

Kyuhyun tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Sungmin. Amarahnya sudah mereda, meskipun belum hilang sepenuhnya.

Melihat Sungmin memejamkan matanya dan menutup telinganya rapat-rapat, membuat degub jantung Kyuhyun kembali berpacu cepat.

Sesak.

Apa dirinya memang serendah itu di mata Sungmin?! Apa Sungmin benar-benar tidak bisa mengingatnya?! Apa saat-saat mereka bersama dulu semudah itu lenyap dalam ingatan Sungmin?! Bagaimana bisa Sungmin melupakannya saat dirinya bahkan tidak bisa melupakan Sungmin barang seharipun selama dua tahun!

Tangan Kyuhyun kembali mengepal.

Sungmin miliknya! Bahkan pemuda itu sudah menyetujui hal itu –dulu. Dan Kyuhyun akan melakukan apapun, untuk mengingatkan Sungmin pada janjinya dulu. Apapun!

Kyuhyun melompat ke atas tempat tidur Sungmin. Ia tidak ingin berlaku kasar pada Sungmin, tapi keadaan memaksanya.

Gerakan tiba-tiba Kyuhyun membuat Sungmin tersentak dan spontan membuka mata.  Meth muda bermata safir itu mendorong Sungmin jatuh ke tempat tidur, sebelah tangannya menekan bahu kiri Sungmin dan sebelah tangannya yang lain mencengkeram lengan kanan Sungmin.

Kyuhyun mengunci gerakan Sungmin, meski ia tahu pemuda Terran di bawahnya ini tidak akan melawan.

Sungmin meringis kesakitan, mungkin karena Kyuhyun menekan bahunya dengan tenaga berlebihan. Tapi Pangeran Meth itu hanya bergeming, tidak peduli. Setidaknya dengan mencengkeram Sungmin seerat ini, Kyuhyun bisa meyakinkan dirinya, Sungmin tidak akan pergi kemana-mana.

Kyuhyun terus menatap ke dalam pupil hitam Sungmin, seolah Sungmin akan menghilang kalau ia lalai sedetik saja. Seolah Sungmin akan berpindah ke lengan orang lain kalau ia mengalihkan pandangannya barang sebentar saja.

Sungmin miliknya! Kyuhyun akan mengukir kalimat itu di dalam hati Sungmin.

Merasa tidak sanggup melawan tatapan tajam Ares, Sungmin buru-buru memalingkan wajahnya.

“Sungmin…”

Sungmin bergeming, tidak menjawab. Dadanya menyesak bersamaan dengan rasa basah yang mendarat di pelipisnya. Nafas Kyuhyun berhembus panas di lehernya, membuat hatinya berdesir makin pedih.

“Dengar aku, Sungmin.”

Sungmin menggigit bibirnya. Tidak. Ia tidak ingin mendengar apapun.

Melihat tidak ada respon dari pemuda di bawahnya, Kyuhyun kehilangan kesabaran. Ia menarik –paksa— dagu Sungmin agar pemuda Terran itu balas menatapnya.

Tidak peduli Sungmin membalasnya dengan tatapan kosong, Kyuhyun tetap melakukannya. Ia mengulum –menggigit— bibir pemuda Terran di bawahnya, memaksakan izin untuk merogoh paksa ke dalam mulut Sungmin.

“Apa Athena pernah melakukan ini??” tanya Kyuhyun di sela ciuman. Matanya berkilat tajam, mengantisipasi jawaban Sungmin. “Apa dia pernah melakukan ini?! Jawab aku.”

Mata Sungmin terbuka, tapi ia tidak melihat kemanapun. Wajah Ares tampak buram karena airmata. Pertanyaan barusan bergema dalam kepala Sungmin, memaksanya memutar kepala untuk memberikan jawaban yang tepat. Tidak boleh ada dusta. Ares tidak menyukainya.

Sungmin bergerak pasif, ia menggeleng dengan ekspresi kosong. Jawaban itu menarik seringai di wajah Kyuhyun. Jawaban yang baik dan tepat. Jawaban yang membuat Kyuhyun makin memperdalam ciumannya.

Kyuhyun membuka tiga kancing teratas Sungmin. Ia mengusap dada mulus itu perlahan –penuh perhatian, lalu Kyuhyun mulai menelusuri dada itu dengan bibirnya sendiri. mengukir beberapa tanda kepemilikan di sana.

Sungmin memejamkan matanya rapat-rapat, berharap itu bisa menghalau airmatanya yang sudah membuncah. Mimpi buruknya seolah terulang. Mimpi buruknya, takdir buruknya. Sungmin tidak akan bisa lari kemanapun dari dua hal itu.

oOoOoOoOo

TBC

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “The Concubine – Chapter 10”
Beranda
Cari
Bayar
Order