Sungmin membungkuk dengan susah-payah. Sekujur tubuhnya masih nyeri, terutama dibagian ‘bawah-belakang’ tubuhnya. Ia yakin sekali Ares mengukir luka dan beberapa bekas gigitan di bahu dan sekujur punggungnya.
Pemuda Meth itu sudah pergi pagi-pagi sekali. Meninggalkan Sungmin yang tertidur meringkuk, kelelahan karena menangis dan menahan rasa sakit.
Sungmin meremas erat kain yang menutupi tubuh telanjangnya. Bangun dalam keadaan begini, dan dengan nyeri juga pusing yang menyiksa, Sungmin sadar kalau kejadian yang diingatnya semalam bukan sekedar mimpi buruk.
Ares benar-benar melakukannya. Ia sudah kotor sekarang..
Sungmin mengusap memar dan lovemarks yang menyala merah di lehernya.
Pemuda Meth itu sudah memberi tanda yang tidak akan pernah bisa dihapusnya, selamanya. Tanda yang bahkan lebih kuat daripada kalung Mate manapun.
Sungmin memungut kalung Athena yang tergeletak di sudut ruangan dengan tangan gemetar. Matanya merah sayu.
Apa yang akan dipikirkan Athena jika pemuda itu menemukannya dalam keadaan se-mengenaskan ini?? Setelah semua ini terjadi padanya, ia menjadi semakin tidak pantas untuk Athena.
Athena –Athena pasti tidak menginginkannya lagi..
Sungmin sudah berusaha menahan luapan emosinya, namun gagal. Ia justru tersedak karena berusaha menahan tangis.
Sungmin terugugu dan meringkuk di sudut ruangan. Ia memeluk kalung Athena erat di dadanya. Bandul hijau itu terasa dingin dalam genggamannya, Zamrud itu retak dari dalam, meski bentuknya masih utuh sempurna. Tapi benda itu tidak lagi menghangatkan, keindahannya sudah berkurang.
Sama seperti keadaan Sungmin sekarang. Rusak dari dalam. Keindahannya pasti akan memudar di mata Athena…
Terdengar suara langkah masuk, tapi Sungmin tidak menghiraukannya. Segalanya sudah terlanjur gelap di mata Sungmin. Apa lagi arti hidupnya?
Terpisah dari keluarga. Dan sekarang, saat ia memiliki kesempatan untuk membina keluarga yang baru –semuanya hancur, gagal hanya karena satu malam.
“Nak, kau harus membersihkan diri. Tuan Ares akan menjemputmu siang nanti..” Seorang Perawat berlutut disisi Sungmin, mencoba merayunya untuk bangun.
“Tuan Ares tidak suka dibantah. Kau pasti tidak mau melihatnya marah lagi, kan?” sambung Perawat lain.
Sungmin hanya bergeming. Ia meremas bandul Zamrud itu makin erat. Beberapa isak berhasil lolos dari bibirnya.
“Kalau kau bersikukuh begini, kau hanya akan melukai dirimu sendiri Sungmin..” suara lembut lain ambil bicara.
Sungmin mengangkat kepalanya dan bergantian menatap wajah tiga Perawat yang kini berlutut di depannya.
Mereka pasti melakukannya untuk Ares.. Mengingat perangai kasar dan sikap tempramen pemuda Meth itu, Sungmin bisa menebak apa yang akan terjadi kalau segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.
Kalau Sungmin berani macam-macam atau menolak, setidaknya nyawa ketiga Perawat ini yang menjadi taruhannya..
Sungmin tidak ingin membuat masalah semakin rumit, karena itu ia membiarkan ketiga Perawat itu membimbingnya bangun dan berjalan ke kamar mandi.
“Angkat wajahmu, nak..”
Sungmin menurut, ia mengangkat wajahnya dengan gerakan lemah. Seorang Perawat setengah baya membasuh wajahnya dengan air mawar.
“Tuan Ares tidak akan suka melihat wajah cantik ini sembab karena airmata..”
Sungmin hanya diam. Hatinya berdenyut nyeri setiap kali nama ‘Ares’ disebut-sebut.
Dua orang Perawat sibuk mengisi bak mandi Sungmin dengan air hangat dan mencampur kelopak-kelopak bunga ke dalamnya. Beberapa Perawat lain menggosok punggung, lengan dan sepanjang kakinya. Mereka akan semakin melembutkan gerakan mereka setiap kali Sungmin berjengit kesakitan –berusaha tidak memperburuk luka yang sudah ditinggalkan Ares.
Kalau dulu Sungmin terluka karena dimandikan oleh para Perawat, sekarang justru para Perawat ini yang berusaha membersihkan luka-lukanya dengan memandikan Sungmin.
Sungmin mengusap memar di pergelangan lengannya. Padahal pemuda Meth itu hanya menjagal Sungmin dengan sebelah tangan, tapi cengkraman tangan Ares lebih kuat daripada ikatan rantai besi sekalipun. Dan itu akan menjadi hal yang paling tidak bisa dilupakan Sungmin, seumur hidupnya. Karena perlakuan Ares tidak hanya meninggalkan memar di lengan Sungmin, tapi juga dalam hatinya.
Athena juga memiliki tubuh besar dan kekar seperti Ares. Tapi pemuda itu berbeda.. Ia selalu pandai mengatur sikap dan membuat Sungmin merasa nyaman berada di sisinya.
Dengan menatap kedalam mata Zamrud pemuda itu, Sungmin merasa beban yang menumpuk di pundaknya menghilang. Dengan sentuhan lembut dan penuh kehati-hatian Athena, Sungmin merasa bahwa dirinya memang berharga, masih ada yang menyayanginya setelah ia terpisah dari semua saudaranya. Masih ada yang menginginkannya, Athena bersedia mengangkatnya sebagai istri..
Tapi mengingat apa yang dialaminya semalam..
“Ya Tuhan, Sungmin.. Jangan menangis lagi..”
Sungmin tidak menghiraukan ucapan Perawat itu, ia sibuk bergumul dengan dirinya. Terisak, sambil bertumpu pada kedua lutut.
Para Perawat itu hanya bicara! Harusnya mereka mengerti apa yang dirasakannya kini! Beban yang ditanggungnya! Dan luka-luka yang ditinggalkan ‘Tuan’ mereka!
“Han, siapkan baju yang diberikan tuan Ares semalam,” perintah wanita yang kini membalut tubuh Sungmin dengan handuk. Sungmin bergeming, ia hanya melirik pakaian berbahan sutra itu sekilas. Tidak tertarik.
Kalau pemuda Meth itu berpikir ia bisa membeli Sungmin dengan sehelai baju sutra atau bertumpuk-tumpuk harta, pemuda kasar itu salah besar. Sungmin memang hanya seorang Terran, ia hanyalah seorang pemuda yang ditakdirkan untuk menjadi Pajak Selir, dipandang rendah dibawah kaki kaum Meth. Tapi kaum Meth manapun tidak akan pernah bisa memaksakan perasaan Sungmin, Sungmin tetap memiliki hak untuk memberikan hatinya pada orang yang ia cintai. Dan orang itu Athena, bukan Ares!
Sungmin dan beberapa perawat di dalam kamar mandi mendongkak saat terdengar pintu kamar mandi berderit terbuka. Seorang perawat yang lebih muda masuk, wajahnya panik.
“Nana, Tuan Ares sudah datang!”
oOoOoOoOoOo
“Sungmin, jangan menangis di depan tuan Ares. Hapus airmatamu!” bisik seorang perawat di belakang Sungmin. Sikap mereka penuh dengan kehati-hatian, seolah satu kesalahan kecil saja dapat berakibat fatal jika berurusan dengan pemuda Meth bernama Ares ini..
Sungmin menelan ludah. Padahal tubuh besar itu membelakanginya, Sungmin hanya menatap punggung Ares dan semua ingatan buruk tentang kejadian semalam kembali menyergapnya. Mengunci langkah Sungmin, meneror ingatannya tentang kejadian semalam.
“Hm..” Ares berbalik, ia tersenyum puas melihat pemandangan Sungmin yang berdiri cantik di hadapannya. Sungmin mengenakan dress sutra yang ia berikan semalam, rambut hitam pemuda Terran itu masih basah dan aroma mawar tercium dari tubuhnya. Semuanya sesuai dengan yang diinginkan Ares, memuaskan.
Sungmin menunduk gugup. Mata biru safir itu masih tampak menakutkan seperti semalam. Biru gelap yang tajam dan mengintai.
“Kita pergi sekarang,” ucap Ares tegas sembari merangkul tubuh Sungmin yang jauh lebih pendek darinya.
Pangeran Meth itu bermaksud menarik Sungmin agar pemuda Terran itu bisa berjalan seimbang dengan langkahnya. Namun seiring ia mempercepat langkahnya, langkah Sungmin semakin melambat. Suara rintihan tertahan membuat Ares refleks berbalik.
Sungmin melangkah tertatih dibelakang Ares, sebelah matanya tertutup menahan sakit dan setiap satu langkah ia berjalan kakinya tampak pincang. Sungmin meremas pinggangnya dengan tangan kiri –tangan kanannya digenggam erat oleh Ares—, bagian belakang pinggul hingga selangkangannya masih terasa pedih.
Mata Ares membulat kaget, tapi ia segera menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Sebersit rasa iba melintas di dadanya, namun sebagai seorang yang berwatak keras, tentu saja pemuda itu menyembunyikan raut simpatinya.
“Ini pelajaran untukmu.. Jangan pernah menentang aku,” ucap Ares datar sembari mengangkat Sungmin dan menggendongnya naik ke dalam kereta. Pemuda itu menunduk hati-hati saat mereka masuk melalui pintu kereta yang kecil.
Sungmin memejamkan matanya, enggan menatap wajah atau mata Ares. Tangan kekar yang merengkuhnya ini terasa hangat, tapi Sungmin buru-buru mengusir perasaan itu.
“Lain kali aku akan melakukannya dengan lembut.”
Sungmin pura-pura tidak mendengar bisikan samar Ares barusan. Tapi karena jarak wajah mereka yang terlalu dekat, mau tidak mau Sungmin mendengarnya dengan jelas.
Sungmin menangis dalam hati.
Jadi maksudnya pemuda ini akan melakukan ‘itu’ lagi padanya??
Semalam itu sudah cukup menyakitkan bagi Sungmin. Pasti hal itu akan menjadi kenangan buruk yang tidak akan pernah terlupakan olehnya. Dan lebih parahnya, ia masih akan mengalaminya berulang-ulang??
Kereta sudah mulai berjalan dan Sungmin masih belum berani membuka matanya. Satu tangan Ares melingkar di pinggangnya, dan satu tangan yang lain sibuk menyentuh tiap inci wajah dan helaian rambutnya.
Ares belum menurunkan Sungmin sejak tadi, pemuda itu malah mendudukkan Sungmin di atas pangkuannya. Sesekali ia membelai pipi putih Sungmin.
“Kau cantik, Sungmin..” bisik Ares dengan nada rendah. Ia mulai menciumi leher Sungmin, menambah jejak kissmark yang sudah ditinggalkannya semalam.
Sungmin memejamkan matanya rapat-rapat. Bibirnya gemetar. Ia berusaha menahan tangis dengan menggigit bibir. Satu persatu kepingan hatinya yang sudah hancur makin remuk, lumat, saat sesuatu yang basah menyapu lehernya, saat tangan kekar itu memeluknya makin erat, dan saat dressnya mulai mengangkat terbuka..
Isak pelan lolos sedikit demi sedikit dari bibir Sungmin. Ia menahan bagian bawah dressnya, berusaha tetap menutupi paha putihnya yang perlahan terekspos. Tapi mata biru kelam itu memandangnya tajam, mengancam..
Jangan pernah menentang aku…
Ucapan Ares kembali terngingang di kepala Sungmin. Remaja Terran itu menunduk ketakutan. Ia melepas cengkraman tangannya perlahan. Sungmin hanya bisa menangis, dan membiarkan pemuda Meth itu mengangkat pakaiannya hingga sebatas dada.
“Aku akan melakukannya pelan-pelan, Sungmin. Jangan menangis..” bisik Ares sembari mengklaim bibir merah Sungmin, lalu ia memutar tubuh kecil dipangkuannya dengan mudah.
Wajah mereka saling berhadapan sekarang, tapi Sungmin mengalihkan pandangannya kemana-mana. Ia tidak berani menatap wajah Ares, atau menatap ke bawah. Sungmin tahu apa yang akan terjadi padanya. Dan ia tahu tidak ada hal yang bisa dilakukannya untuk menentang keinginan Ares, meski suara tangisnya terdengar hingga keluar, para Prajurit Ares di luar kereta tidak akan berani mengganggu kesibukan tuan mereka.
Sungmin memejamkan matanya dan menangis di sela ciumannya dengan Ares. Ia mencengkeram bahu pemuda Meth itu saat sesuatu masuk ke dalam rektumnya. Kepalanya berdenyut nyeri, luka-luka sisa semalam masih terasa pedih. Tenaga Sungmin masih belum kembali sepenuhnya, karena itu hanya tangis yang bisa menjadi pelampiasannya sekarang.
“Maaf Sungmin.. Aku harus memastikan kau benar-benar membawa keturunanku..” lirih Ares disela nafasnya yang menderu.
Sungmin hanya mendengar samar kata-kata yang berbisik dari bibir Ares, kesadaran Sungmin sepenuhnya tercurah untuk rasa sakit ditubuhnya.
“Panggil namaku, Sungmin..”
Mendengar ucapan itu, Sungmin teringat dengan kejadian semalam. Ingatannya merekam dengan jelas apa yang dilakukan Ares saat ia memanggil nama Athena..
Sungmin menangis gemetar, ia mengulang satu kata dalam kepalanya. Ia tidak boleh salah mengatakannya, atau ia akan berakhir seperti semalam.
“A-Ares..” lirih Sungmin ditengah isak. Ketakutan dan terror kembali menyergapnya. Bagaimana kalau barusan ia menyebut nama yang salah?? Karena yang ada di dalam hatinya adalah Athena. Tapi yang menggenggam nyawanya sekarang adalah Ares..
Ares memeluk tubuh dihadapannya erat, bermaksud menghapus ketakutan dalam hati Sungmin. Pemuda Terran ini harus tahu, Ares tidak akan menyakitinya.. Selama Sungmin menuruti semua yang dikatakan Ares, selama Sungmin berada dalam pelukannya.
“Kyuhyun, panggil aku Kyuhyun saat hanya ada kau dan aku,” ucap Ares sembari mencium bibir Sungmin berulang kali. Ia membisikkan nama yang sama agar Sungmin mengingatnya dengan jelas. “Ulang, Sungmin.. Panggil namaku..”
Sungmin mencengkeram baju Ares. Ia menangis, nama Athena terus bergema dalam hatinya. Namun bibir itu berdusta..
“Ky-Kyuhyun..”
You must be logged in to post a review.
Related Paid Contents
-
🔒 Sugar, Baby – Special Ch
Author: Narkive94 -
🔒 Dunia Lain: Prolog
Author: Ipul RS -
🔒 Doctor’s Koala
Author: _baepsae95 -
🔒 Filter pt.2 (NC)
Author: _baepsae95
Reviews
There are no reviews yet.