The Concubine – Chapter 4

Author: A Little Bits of Everything

PRANG!

Jaejoong tertegun beberapa saat, ia hanya memandangi pecahan gelas di lantai dengan tatapan kosong. Ini kedua kalinya ia memecahkan barang. Semalam ia sudah menghancurkan mangkuk tanah liat buatan Sungmin, dan ini.. Gelas yang biasa digunakan adiknya hancur berantakan.

Jaejoong berjongkok. Tangannya bergerak hati-hati, memunguti pecahan demi pecahan gelas yang baru saja dihancurkannya. Padahal Jaejoong yakin sekali, ia tidak bergerak ceroboh..

Jaejoong tidak tidur sejak semalam, perasaan gusar dan firasat-firasat aneh yang membuatnya terjaga. Dulu ia pernah mengalami hal seperti ini.

Saat itu Sungmin demam tinggi, meski Sungmin sudah tertidur pulas, Jaejoong bersikukuh menjaga adiknya hingga pagi. Seolah sebagian beban yang ditanggung Sungmin dibagi juga ke dalam hatinya.

Apa Sungmin sedang demam sekarang?

Jaejoong bergerak gusar, perasaan khawatir mendominasi dalam dadanya. Tapi ia teringat tentang seseorang yang berjanji untuk menjaga Sungmin. Jaejoong hanya bisa berharap orang itu benar-benar bisa menjaga janjinya.

Kening Jaejoong mengerut. Ia menghela nafas, memutuskan untuk mengusir semua prasangka buruk dalam hatinya.

“Yun.. Kau menjaga adikku, kan?” Bisik Jaejoong pada dirinya sendiri.

oOoOoOoOoOo

Kereta berhenti.

Ares membenahi pakaiannya dan Sungmin melakukan hal yang sama. Pemuda Terran itu  duduk gusar di sisi Ares, ia membenahi dressnya dengan gerakan lemah. Pinggul dan bagian privatenya masih terasa nyeri karena aktivitas tadi. Tidak ada tenaganya yang tersisa bahkan hanya untuk sekedar berbicara.

Sungmin tidak tahu ini dimana. Mungkin mereka sudah sampai di tempat tujuan? Apapun itu, Sungmin tidak bisa mengusir perasaan gusar dan dan takut dalam hatinya. Biar bagaimanapun.. Athena, kebahagiaannya yang hanya sebentar, dan kedatangan Ares.. Semua berjalan terlalu cepat. Dan itu tidak memberi kesempatan bagi Sungmin untuk menghela nafas sejenak dan memahami situasi dirinya sekarang.

Ares hanya melirik Sungmin sekilas, keningnya berkerut melihat gerak-gerik tidak nyaman dari pemuda disisinya. Namun wajah stoik Ares tidak menyampaikan perasaan apapun, raut tanpa ekspresi itu tetap tidak terbaca.

“Kalau kau lihat Athena nanti, jangan dekati dia.”

Sungmin berjengit kaget saat Ares tiba-tiba berbicara tepat di telinganya. Ia menunduk buru-buru, tidak berani bertatap muka dengan pemuda Meth itu.

Tapi kata-kata Ares barusan membuat Sungmin termenung.

Kalau Ares berkata begitu, berarti Athena ada disini..

Jadi ia masih bisa bertemu dengan Athena kan??

Memikirkan itu, tanpa sengaja seulas senyum bahagia terukir di wajah Sungmin. Baru sehari ia tidak bertemu dengan pemuda lemah lembut itu, tapi Sungmin sudah merindukan suaranya, gerakan penuh kehati-hatiannya, dan semua perhatian yang dicurahkan Athena. Setidaknya Sungmin masih memiliki kesempatan untuk memandang mata zamrud itu lagi, meski keadaan akan berbeda saat mereka bertemu nanti..

Tapi, apa hubungan antara Ares dan Athena??

Senyum di wajah Sungmin kembali surut. Ia baru menyadarinya sekarang, pasti ada sesuatu diantara dua pemuda Meth ini. Dilihat dari gelagat dan setiap ucapan Ares.  Mereka pasti saling mengenal..

Sungmin sibuk bergulat dengan hatinya, bertanya-tanya apa hubungan Ares dengan Athena.

“Ayo,” ajak Ares sembari menarik lengan kanan Sungmin. Ia diam memperhatikan saat Sungmin bangun perlahan dan berusaha berdiri sendiri.

“Kau bisa jalan sendiri atau tidak?” tanya pemuda itu datar. Sungmin hanya mengangguk lemah, tapi itu tidak menjadi jawaban yang meyakinkan bagi Ares, karena langkah Sungmin masih limpung. Hampir saja pemuda Terran itu jatuh kalau Ares tidak sigap menangkap tubuhnya.

Pangeran Meth itu menghela nafas, ekspresinya masih tidak terbaca. Dengan sigap diangkatnya tubuh Sungmin, masih dengan sikap hati-hati yang samar terlihat.

“Kau akan bertemu Raja. Cukup bicara saat ia bertanya padamu,” jelas Ares tanpa menatap Sungmin. “Dan jangan ungkit apapun soal Athena, atau kalungnya.”

Sungmin diam. Ia ikut merunduk saat Ares menunduk melewati pintu kereta.

Hal pertama yang dilihat Sungmin setelah berada diluar kereta adalah.. Terang.

Sungmin menghalau sinar matahari yang menyilaukan itu dengan membenamkan wajahnya ke dada Ares.

Sungmin tidak begitu memperhatikan keadaan sekitarnya, ia hanya menangkap pemandangan beberapa prajurit Meth lewat ekor matanya. Prajurit-prajurit itu menunduk takzim saat Ares berjalan melewati mereka, membuat Sungmin kembali bertanya-tanya dalam hati.

Siapa pemuda yang tengah menggendongnya ini? Siapa Ares sebenarnya?

Merasa sinar matahari mulai meredup, Sungmin membuka matanya. Dan sepasang mata hitamnya bertemu dengan atap putih berukir indah diatas sana. Sungmin memutar pandangannya. Ia berada di sebuah ruangan luas yang megah. Dinding-dinding putih, dengan ukiran emas membentuk gambar-gambar indah yang tampak asing.

Puluhan lelaki dari bangsa Meth berdiri teratur di sepanjang dinding. Mereka tidak tampak seperti kawanan prajurit, pakaian mereka lebih mewah dan wajahnya terkesan lebih tenang. Pandangan Sungmin terus berjalan lurus dari wajah ke wajah, hingga matanya bertumpu pada seseorang yang duduk di singgasana Raja. Seorang lelaki tua, dengan jubah dan mahkota kebesaran Raja. Meski tampak tua, Sungmin tidak bisa mengingkari garis-garis sisa ketampanan laki-laki yang duduk di singgasana itu. Tubuhnya masih tegap, tidak kalah berototnya dari Athena atau Ares.

Sungmin berpegang pada Ares saat pemuda itu membawanya berlutut tanpa menurunkannya.

Ada.. Ini pemuda Terran yang kuceritakan kemarin. Dia yang akan menjadi selirku, satu-satunya selirku,” ucap Ares sopan sembari menundukkan kepala. Sungmin baru melihatnya sekarang, sisi lain dari seorang pemuda Meth yang temperamental ini..

Ares menunduk hormat, tampak begitu takzim di depan laki-laki tua ini.

“Menunduk Sungmin! Dia Zeus. Ayahku,” bisik Ares pelan di telinga Sungmin. Sungmin menurutinya, ia hanya menatap Zeus sekilas tadi, setelah itu ia tidak berani mengangkat kepala. Tatapan laki-laki tua tadi tajam, mengintimidasi. Sungmin merasa dirinya benar-benar kecil saat berada di sekeliling orang-orang bertubuh raksasa ini, wajah-wajah asing itu seolah memandangnya dengan tatapan menginterogasi.

“Yesung-sshi, Hangeng-sshi.. Aku ingin bicara dengan putra-putraku.”

Hanya satu kalimat itu yang keluar dari mulut Zeus, dan hanya dua nama yang disebut olehnya, tapi semua orang di aula itu langsung mengerti. Semua orang keluar secara tertib, disusul oleh dua mentri dibelakang mereka.

Dan kini yang tersisa di ruangan ini hanya Sungmin, Ares, Zeus, dan lima pemuda Meth lainnya.

Ada?” Ares bersuara, tampak tidak sabar dengan suasana hening yang menyelimuti aula, sejak tadi orang-orang yang tersisa di dalam ruangan ini hanya saling memandang, tanpa berbicara sepatah katapun.

Zeus menghela nafas. “Kita tunggu Athena.. Rasanya tidak sopan kalau kita mengambil keputusan tanpa kakakmu di sini..” Zeus berkata bijak. Tapi keputusan bijak Zeus itu justru membuat Ares semakin menggerutu dalam hati.

Seperti yang sudah diperhitungkan sebelumnya, tidak lama kemudian pintu aula itu dibuka dengan kasar dari luar. Seorang Meth muda berperawakan kekar masuk dengan langkah penuh emosi. Wajahnya mengeras menahan amarah yang sudah naik di kerongkongannya.

Dua prajurit membungkuk hormat padanya, lalu menutup pintu dari luar.

“Jadi ini alasannya kenapa aku tiba-tiba dikirim keluar kota kemarin??” desis pemuda itu menahan amarah. “Ada?”

Sungmin tersentak mendengar suara yang sangat familiar itu. Ia mengangkat sedikit tubuhnya, berusaha mengintip seseorang itu lewat celah bahu Ares.

Athena melangkah maju lalu berdiri sejajar meski agak jauh dari Ares. Ia menengok ke arah Sungmin yang berada dalam rengkuhan Ares, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Zeus.

Sungmin tertegun saat pandangannya bertemu dengan mata zamrud Athena. Wajah Athena makin mengeruh setelah pemuda itu memandang Sungmin, dan itu membuat Sungmin menunduk dalam-dalam, menahan airmatanya yang mulai menggenang. Athena pasti jijik padanya sekarang.. Sungmin bisa melihat mata zamrud itu berkilat marah.

Sungmin tidak tahu, kilatan amarah itu bukan ditujukan padanya. Hanya Ares yang tahu, meski Athena tidak bisa mengangkat pedangnya di sini saat ini, Ares mengerti apa arti kilatan tajam mata zamrud itu.

Ares melirik Athena tajam. Ia tahu Athena akan membawa-bawa persoalan tentang ‘Siapa yang lebih dulu’. Tapi Ares sudah mempersiapkan semuanya. Ia yakin Sungmin tetap akan jatuh ke dalam pelukannya.. Apapun atas nama Athena, Ares pasti akan memenangkannya.

“Anak itu milikku, Ada.. Aku yang memintanya lebih dulu. Aku juga sudah bicara padamu lebih dulu,” ucap Athena dengan raut tenang, meski masih terdengar jelas desis-desis kekecewaan dalam suaranya. “Atau kau melupakan perbincangan kita sebulan yang lalu, Ada?” tanya Athena pelan namun menekan. Sebisa mungkin ia tetap bersikap sopan di depan ayahnya sendiri. Sebesar apapun amarahnya, sebesar apapun rasa kecewanya, Athena menahan diri untuk tidak menumpahkan emosinya di ruangan ini. Tidak sekarang, tidak di depan ayahnya.

“Aku tidak melupakannya, anakku.. Dan aku tidak bermaksud membiarkan Ares merebut apa yang menjadi milikmu..” Zeus berusaha menunjukkan sikap netralnya.

Seulas senyum getir terukir di wajah tampan Athena. Ia tahu..

‘Kau memang selalu membiarkan Ares merebut semua milikku, Ada..’ lirih Athena dalam hati.

“Tapi anak ini milikku, Ada!” Ares menyela sebelum seseorang kembali bicara. Rengkuhannya di tubuh Sungmin makin mengerat. Sedekat apapun Athena, Ares tidak akan membiarkan seorangpun merebut pemuda ini. Toh Sungmin memang miliknya, ia yang menemukan pemuda Terran ini lebih dulu!

“Lagipula, lihat matanya, Ada! Dia inang yang sempurna untuk calon putra mahkotaku!” Ares membela dirinya. Ia memutar tubuh Sungmin menghadap Zeus, agar ayahnya bisa melihat sepasang mata hitam pemuda itu.

Sungmin buru-buru menunduk gugup saat pandangan Zeus terkunci kearahnya, begitu pula dengan lima pasang mata lain yang ikut menginterogasinya.

“Tetap saja aku yang lebih dulu, Ada!” bantah Athena keras. Wajah Athena mulai menunjukkan garis-garis frustasi. Ia benci ini, selalu saja membawa-bawa masalah putra mahkota!

Athena menatap sang Ada dalam-dalam, berusaha meminta kebijakan yang seadil-adilnya. Namun melihat Zeus yang masih belum bersuara, kesabaran Athena benar-benar mencapai batasnya.

“Kalau Ada keberatan mengambil keputusan yang adil..” Athena melangkah maju, mendekati salah satu pangeran bermata ruby. Seolah mengerti, pangeran bermata ruby itu menyerahkan pedangnya untuk Athena.

“Kita gunakan cara Methuselah yang agung!” seru Athena lantang sembari melempar pedang itu hingga terhempas mendekati kaki Ares. “Angkat pedang itu putra mahkota! Kita bertarung, satu lawan satu!” tantang Athena lantang. “Siapa yang menang, dia yang berhak atas Sungmin!”

Ares memandang pedang yang tergeletak di bawah kakinya dengan ekspresi datar.

“Helios, gendong anak ini!” perintah Ares masih dengan wajah datar. Salah satu pangeran bertubuh jangkung dan bermata sitrin maju, lalu mengambil alih Sungmin dari rengkuhan Ares.

Sungmin menelan ludah. Hatinya bergemuruh, antara takut dan sebersit senang.

Apa itu artinya Athena masih berjuang untuk mendapatkannya?

Ares membungkuk, ia memungut pedang itu tanpa mengalihkan pandangannya dari Athena. Tidak peduli Athena adalah kakak kembarnya sendiri, atau posisi Athena sebagai Jendral Perang. Tetap saja seorang Athena masih berada setingkat dibawah Ares –sang dewa perang sekaligus calon raja generasi berikutnya..

Bukan masalah besar sebenarnya. Hanya perkara untuk mempertahankan hak atas propertinya.. Tapi Ares tidak akan mengalah, Sungmin MILIKNYA. Dan ia akan mempertahankan hak kepemilikan itu meski harus mengorbankan darah saudaranya.

Ares mengangkat pedangnya di atas dada, begitu pula Athena.

“Kita mulai, Siwon-hyung..” desis Ares sembari menyeringai, bersiap menyambut kemenangannya yang sudah berada diujung jari.

Siwon mendongkak marah. Dengan satu gerakan gesit Siwon dan Kyuhyun saling mendekat dan–

TRANG!!

Dua pedang itu saling menghantam satu sama lain. Lalu dua pangeran itu kembali menarik pedangnya mundur sebelum kembali menyerang—

“HENTIKAN!!” seru Zeus lantang menggelegar.

Sungmin sampai berjengit ketakutan mendengarnya. Suara itu membuat jantung pemuda Terran itu berdegub kencang, dan membuat kedua pangeran yang tengah sengit bertarung saling menghentikan serangan.

“Turunkan pedang kalian!” perintah Zeus mutlak. Meski Siwon dan Kyuhyun bergeming dan saling menghentikan serangan, pedang mereka masih terangkat tinggi diatas dada.

“Turuti aku, Athena! Ares!” seru Zeus murka. Raja itu mendongkak marah. Kata-katanya adalah hukum, tidak terkecuali bagi darah dagingnya sendiri.

Melihat gaya bicara Zeus, Sungmin teringat pada malam dimana Ares melukai memorinya. Sungmin menunduk, ia mencengkeram baju pangeran yang tengah menggendongnya ini. Pemuda Terran itu gemetar, ketakutan. Sekarang Sungmin tahu darimana Ares mendapatkan karakter penuh ego dan sikap otoriter itu.

Ares dan Athena saling melempar pandangan menusuk sebelum menjatuhkan pedang mereka ke lantai.

“Eros, ambil pedang Athena. Dan Apollo, ambil kembali pedangmu,” perintah Zeus dengan nada mutlak. Nada suaranya mulai melembut. Semua putranya sudah terbiasa melihat sikap tegasnya, tapi Zeus tidak mau membuat seorang pemuda Terran diruangan ini gemetar makin ketakutan.

Athena dan Ares memang sudah tidak memegang pedang sekarang, tapi mereka masih bertarung lewat pandangan yang saling menusuk dan mengancam.

Melihat sikap kedua putranya, Zeus menghela nafas. “Aku tidak mau ada pertumpahan darah di antara putraku. Sudah kuputuskan, diantara tidak ada yang akan memiliki pemuda Terran ini.” Keputusan Zeus begitu mutlak, tanpa bantahan.

“Tapi dia akan jadi milik GUE! Mwahahahaha!” Zeus tertawa terbahak-bahak, setelah itu Zeus mengulurkan tangannya keluar layar laptop untuk menempeleng author sampai ke planet Mars. xD

Haha, bercandaaaaaaaa. Pengen gangguin readers yang lagi serius, sih. Haha.

*author ditimpuk bata*

Mari kita ulang. xD

Athena dan Ares memang sudah tidak memegang pedang sekarang, tapi mereka masih bertarung lewat pandangan yang saling menusuk dan mengancam.

Melihat sikap kedua putranya, Zeus menghela nafas.

“Aku tidak mau ada pertumpahan darah di antara putraku. Sudah kuputuskan, Ares berhak atas pemuda ini, karena aku yakin Ares pasti sudah tidur dengannya—“

Sebelum Athena memprotes atas keputusan yang sepihak itu, Zeus membuat pengecualian, Raja itu beralih memandang putra mahkotanya, “Kau yang berhak kalau pemuda ini benar-benar mengandung putramu. Tapi kalau ia tidak mengandung putramu, Athena berhak atasnya dan kau tidak boleh mengusik kakakmu lagi..”

Ares tersenyum puas mendengar keputusan itu. Meski ada sedikit perasaan kesal di dadanya, tapi hasilnya pasti tetap akan memberat untuk dirinya.

Athena memandang ayahnya dengan raut shock, tidak percaya.

“Tapi ini tetap tidak adil, Ada! Ares sudah sangat lancang menodai selir yang aku pilih!” raung Athena setengah frustasi. Wajah pemuda itu merah padam meski belum semua emosinya yang keluar. Selalu begini, keputusan sebelah sisi.. Sejak awal Ares yang bersalah, tapi kenapa tetap anak itu yang mendapat pembelaan??

“Athena..” ucap Zeus pelan dengan nada memperingati. Ia menatap lurus ke dalam mata zamrud putranya. Athena tidak pernah membentaknya atau menunjukkan amarah di depannya. Pangeran itu selalu menunjukkan wajah tenang dan tatapan lembut. Entah apa yang ada dalam diri pemuda Terran ini hingga ia bisa membuat Athena berubah menjadi sosok yang begitu bertolak belakang dengan karakter aslinya.

Athena membalas tatapan Zeus sebentar lalu berpaling sembari mendengus getir. Ia tahu apa arti tatapan itu. Perintah tanpa kata yang sudah sering diterimanya sejak kecil. Perintah untuk melangkah mundur, perintah untuk mengalah pada adik kembarnya.

“Tidak di antara dirimu atau Ares yang boleh mendekati pemuda Terran itu. Aku akan menyerahkan tugas untuk menjaga pemuda ini pada pangeran yang lain. Sampai ia terbukti benar-benar mengandung atau tidak..” Keputusan Zeus begitu mutlak, karena tidak terdengar protes setelah itu.

“Uhm, Ada..” salah seorang pangeran bertubuh jangkung maju. Dalam suasana setegang ini wajahnya masih menampakkan cengiran main-main. Sejak tadi ia memperhatikan pemuda Terran mungil berwajah cantik yang ada dalam gendongan Helios, dan tampaknya ia tertarik dengan kecantikan pemuda itu.

“Aku bersedia diserahi tugas mulia itu, hehe,” tuturnya dengan nada bercanda, meski sebenarnya ia sedang bersungguh-sungguh.

Kyuhyun dan Siwon melotot mendengarnya. “TIDAK!” seru mereka berbarengan. Dua pangeran itu melempar pandangan membunuh ke arah pangeran bermata emas yang sudah ‘berbaik hati’ menawarkan jasanya. Tidak ada yang tidak tahu bagaimana perangai pangeran Eros di istana ini.

“Eros, aku sudah menyerahkan tugas mengawasi perbatasan timur padamu kemarin. Jadi tugas ini akan kuserahkan pada Poseidon.”

Eros mundur sembari bergumam kecewa.

Poseidon, pangeran bermata putih itu memandang Zeus shock sambil menunjuk dirinya sendiri. Mulutnya terbuka meskipun tidak ada kata yang keluar. Raut tampan itu seolah mengatakan ‘Kenapa-harus-aku?’ dengan ekspresi enggan. Berbeda sekali dengan sikap Eros sebelumnya.

Athena melempar pandangan sendu kearah Sungmin. Ia tetap akan menjaga Sungmin mulai sekarang, meskipun dari jauh. Athena hanya bisa berdoa pada Valar, semoga Sungmin tidak menampung benih Ares. Atau semua akan semakin memburuk bagi pemuda itu.

oOoOoOoOo

Tbc..

Ket –>

Ada = Ayah (Biasa digunakan di fanfic Lord Of The Ring atau dalam filmnya)

Valar = Dewa/Tuhan

Kukasih keterangan nama dewa pangeran, warna mata, dengan jenis kalung mereka ya biar pada ga bingung. Ini udah urut dari yang paling tua ke Magnae.

Apollo             Crimson          Garnet/Ruby Sapphire

Helios             Yellow             Citrine/ Topaz/ Dravite

Poseidon        White              Pearl

Eros                 Gold                Gold

Athena           Green              Zamrud

Ares                Sea blue         Blue Sapphire

Hades             Black               Black Sapphire

 

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “The Concubine – Chapter 4”
Beranda
Cari
Bayar
Order